Corona di Bali
Tutup 3 Bulan, Pemilik Krisna Oleh-oleh Bali Tetap Membayar Tagihan Rp 2,5 Miliar Per Bulan
Pemilik Krisna Oleh-Oleh Bali, I Gusti Ngurah Anom atau lebih dikenal dengan nama Ajik Krisna menutup seluruh cabang Krisna Oleh-Oleh Bali
Penulis: Noviana Windri | Editor: Eviera Paramita Sandi
Tapi saya optimis bisa.
Masyarakat Bali dan para karyawan dirumahkan jangan patah semangat.
Masih ada sektor pertanian yang bisa kita garap.
Strategi apa yang dilakukan dalam waktu dekat agar bisa bangkit kembali?
Selama tiga bulan menutup perusahaan, saya memutuskan pulang ke kampung halaman pada awal Mei lalu, survei lahan dan memilih kembali bertani.
Awal turun ke pertanian, sempat orang-orang meragukan.
Masak owner Krisna bertani. Dari dulu saya tidak pernah pencitraan, saya tanam kacang ya ikut tanam.
Bahkan makan pun saya ikut bersama-sama dengan para petani. Saya memang senang bermasyarakat.
Dari total 25 hektare lahan yang saya miliki, 7 hektare di antaranya telah ditanami kacang tanah.
Sementara sisa lahan tersebut akan kembali digarap pada Juli mendatang untuk ditanami kacang tanah, ubi, pepaya, dan pisang.
Karena saya pikir kalau gak gerak, bahaya ke depan.
Rencananya, hasil dari kacang tanah tersebut diproduksi menjadi camilan yang berlokasi di Singaraja.
Outlet di Singaraja nantinya dialihfungsikan menjadi tempat produksi camilan.
Bahan baku kita sendiri yang menyiapkan hingga jadi camilan.
Tidak menutup kemungkinan karyawan yang telah dirumahkan kami tawari bekerja lagi. Mau atau tidak bekerja di bagian produksi.