Corona di Bali

Selama Pandemi Covid-19, Puspadi Bali Distribusikan 500 Kaki Palsu ke Seluruh Bali

Selama pandemi Covid-19, organisasi sosial Pusat Pemberdayaan Penyandang Disabilitas (Puspadi) Bali sudah mendistribusikan 500 kaki palsu

Tribun Bali/Rizal Fanany
Kadek Suarcana, pekerja penyandang disabilitas, membuat kaki palsu di workshop Yayasan Puspadi Bali, Jalan Bakung, Denpasar, Rabu (7/10/2015). Workshop pembuatan kaki palsu ini untuk memberikan peluang bagi penyandang disabilitas untuk mampu sejajar dengan non disabilitas. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Selama pandemi Covid-19, organisasi sosial Pusat Pemberdayaan Penyandang Disabilitas (Puspadi) Bali sudah mendistribusikan 500 kaki palsu kepada warga yang membutuhkan.

Yayasan rehabilitasi penyandang cacat tubuh ini, selama pandemi terus bekerja memproduksi kaki palsu untuk membantu masyarakat yang membutuhkan alat bantu.

Organisasi yang didirikan tahun 1999 ini berkomitmen untuk meningkatkan taraf hidup orang-orang yang dengan disabilitas fisik di seluruh wilayah Bali dan Indonesia Timur.

Untuk pembuatan kaki palsu ini, bagi yang membutuhkan hanya cukup berdonasi semampunya.

Stadion Dipta Gianyar Tepilih Jadi Venue Piala Dunia U- 20, Ini Kata Yabes Tanuri

Satgas Gotong Royong Desa Padangsambian Kelod Lakukan Ronda 24 Jam, 400-an Warga Sudah di-Rapid Test

Pedoman Hadapi Pandemi Covid-19 Menurut Ayurveda, Pengobatan Tradisional Tertua dari India

Founder Yayasan Puspadi Bali, I Nengah Latra, Selasa (30/6/2020) mengatakan, selama pandemi klien yang datang dibatasi.

"Kami yang aktif turun ke lapangan untuk mencari serta melakukan pengukuran. Setelah itu kami buatkan disini, setelah selesai langsung kami kirim," katanya.

Latra menambahkan, bahan baku pembuatan kaki palsu tahun ini masih mencukupi.

Akan tetapi Puspadi Bali akan mengalami kesulitan untuk pengadaan bahan baku untuk tahun 2021.

Sebab, bahan baku yang digunakan seluruhnya diimport dari luar Indonesia.

"Karena situasi pandemi ini dan belum tahu kapan akan normal, kami perlu memikirkan cara lain lagi agar dapat memenuhi kebutuhan bahan baku," imbuhnya. 

Selain itu, Pupadi Bali juga membatasi kedatangan klien yang ingin membuat kaki palsu.

Dalam sehari Puspadi hanya menerima 6 klien untuk dilayani dengan jadwal yang telah ditentukan.

"Kami juga melarang klien 60 tahun ke atas untuk datang melakukan pelayanan. Sebaliknya kami yang mendatangi untuk melakukan pengukuran, lalu kami buatkan disini," katanya.

Di organisasi ini selain menyediakan alat bantu moblitas, juga membuka pendidikan dan pelatihan program advokasi yang berkualitas bagi para difabel di Bali dan Indonesia Timur.

Pelayanan yang disediakan untuk para penyandang disabilitas berupa terapi, pengembangan potensi diri dan peluang kerja. (*).

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved