Corona di Bali
Pandemi Covid-19, Bulan Lakukan Persembahyangan Saraswati di Rumah
Siswi SMAN 1 Tampaksiring ini memilih melakukan persembahyangan Saraswati di rumah
Penulis: I Nyoman Mahayasa | Editor: Irma Budiarti
Laporan wartawan Tribun Bali, I Nyoman Mahayasa
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Perayaan Saraswati saat ini berbeda dari tahun sebelumnya.
Jalanan biasanya terlihat ramai pengendara motor siswa memakai pakain adat ke pura, sekarang nampak jauh berkurang, di Gianyar, Bali, Sabtu (4/7/2020).
Dari pantauan Tribun Bali, SD, SMP maupun SMA di Gianyar masih tetap merayakan Saraswati namun dengan jumlah terbatas yang hanya dihadiri beberapa guru dan siswa.
Ni Made Erika Kamarini (17), biasa dipanggil Bulan, siswi SMAN 1 Tampaksiring ini memilih melakukan persembahyangan Saraswati di rumah.
Bulan bercerita, tahun sebelumnya selalu melakukan sembahyang Saraswati bersama teman-temannya di sekolah.
"Biasanya tahun lalu saya sembahyang di sekolah, selain persembahyangan biasanya pihak sekolah mengadakan lomba membuat banten dan ngelawar, saya pun pernah ikut lomba mebanten, adapula berbagai tarian seperti rejang, barong dan tari topeng, tapi kali karena situasi Covid-19 saya lebih memilih sembahyang di sanggah saja," ucap siswi SMA kelas 3 ini.
Sudah tiga bulan ia tak merasakan atmosfer sekolah karena dampak pandemi Covid-19.

Selama pandemi Covid-19 ini, tugas-tugas yang diberikan oleh guru ia kerjakan di rumah menggunakan aplikasi WhatsApp dan Google Classroom.
Meski pembelajaran bisa dilakukan lewat medsos, namun menurut Bulan lebih seru ketika belajar langsung tatap muka.
Ia berharap pandemi Covid-19 ini cepat berakhir dan bisa kembali belajar normal seperti sebelumnya.
Di tempat berbeda, Guru SDN 2 Sumita Made Rata mengatakan sekolahnya tetap menggelar sembahyang Saraswati di sekolah.
Namun hanya beberapa guru saja mengikuti persembahyangan Saraswati dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
Sedangkan untuk siswa yang ingin sembahyang Saraswati di sekolah jumlahnya dibatasi.
Persembahayangan Saraswati juga diatur dilakukan pada jam yang berbeda agar tidak terjadi kerumunan.
Pukul 10.00 Wita, sejumlah sekolah di kawasan Gianyar sudah terlihat kosong.
Perayaan Saraswati kali ini lebih sederhana dari sebelumnya, tidak ada pementasan, tarian, gambelan dan lomba-lomba yang sering diadakan pihak sekolah.
(*)