Terapkan Rujukan Berjenjang, Pendapatan RSUD Buleleng Turun Rp 2,5 Miliar

Kendati saat ini pendapatannya menurun, Wiartana menyebut pihaknya tetap mengoptimalkan pelayanan, serta harus mengeluarkan biaya tambahan operasional

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Dirut RSUD Buleleng, Gede Wiartana 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Pendapatan RSUD Buleleng saat ini menurun hingga sebesar Rp 2,5 Miliar.

Hal ini terjadi karena tingkat kunjungan pasien menurun akibat kebijakan pemerintah pusat, terkait sistem rujukan berjenjang untuk pasien yang menggunakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Dirut RSUD Buleleng, Gede Wiartana saat ditemui di kantor DPRD Buleleng Senin (6/7/2020) mengatakan, sebelum adanya sistem rujukan berjenjang ini, pendapatan rumah sakit mencapai Rp 9,8 Miliar per bulan.

Sementara saat ini, pendapatan menurun hingga 25.51 persen per bulan, atau menjadi Rp 7,3 Miliar.

"Penurunan itu terjadi pada instalasi rawat jalan mencapai 40 persen, dan instalasi rawat inap 12.5 persen," terangnya.

Kendati saat ini pendapatannya menurun, Wiartana menyebut pihaknya tetap mengoptimalkan pelayanan, serta harus mengeluarkan biaya tambahan operasional untuk penanganan Covid-19, seperti membeli APD level 3 untuk para medis, serta rutin melakukan sterilisasi ruangan.

Kecelakaan Akibat Tali Layangan Kembali Terjadi di Badung

6 Perusahaan Cruise Tujuan Nusa Penida Masih Tunggak Retribusi Sampai Rp 2,75 Miliar

Pembahasan Ranperda RUED di DPRD Bali Diharapkan Libatkan Berbagai Pihak  

"Penurunan pendapatan ini bukan karena adanya pandemi covid-19 saja. Namun lebuh disebabkan oleh sistem rujukan berjenjang. Jadi saat ini pasien harus dirawat di Puskemas dulu, jika tidak tertangani dibawa ke rumah sakit tipe C. RSUD sebagai rumah sakit tipe B menjadi pilihan terkahir," jelasnya.

Dengan menurunnya pendapatan di RSUD Buleleng, jasa pelayanan (jaspel) untuk para tenaga medis pun ikut berdampak.

Nominalnya sebut Wiartana ikut menurun, namun presentase tetap 35 persen dari jumlah pendapatan.

"Kami tidak bisa berbuat banyak karena ini adalah kebijakan pusat. Yang bisa kami lakukan hanya melakukan efisiensi," terangnya.

Sementara Ketua Komisi IV DPRD Buleleng, Luh Hesti Ranitasari menyebut, pendapatan di RSUD Buleleng saat ini memang mengalami penurunan.

Ahli Pandemi Unud Sebut Ada Dua Langkah untuk Menangani Pandemi Covid-19

Tahap Satu Cairkan Rp 8,3 M untuk BLT Dana Desa, Kini Badung Siapkan Penerima Tahap Dua

Satgas Waspada Investasi Temukan 105 Fintech PtoP Tanpa Izin 

Selain karena sistem rujukan berjenjang, juga terjadi karena pandemi covid-19 Buleleng, yang membuat masyarakat untuk memilih dirawat di rumah.

"Ketentuan rujukan berjenjang ini kan ketentuannya pusat, jadi pusat harus membenahi. Kepala Daerah harusnya berani bersikap, namun mungkin ini melihat regulasi yang ditetapkan oleh pusat," tutupnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved