Corona di Indonesia
Ekonomi Indonesia Diambang Kejatuhan, Penyebabnya Karena Kondisi Pandemi Covid-19 yang Tak Pasti
Salah satu dampak pandemi Covid-19 yang membuat berbagai negara kalang kabut adalah dampaknya terhadap perekonomian.
Hal itu karena di kuartal keduanya sudah dipatikan bahwa perekonomian mengalami kontraksi dengan estimasi adalah -3,8%.
Meski begitu, ia menyampaikan untuk kuartal ketiga dan keempat atau semester 2 tahun ini, pemerintah akan berusaha maksimal agar pemulihan ekonomi bisa mulai berjalan dengan tetap memperhatikan protokol di bidang kesehatan.
“Inilah yang menjadi pokok perhatian Bapak Presiden di dalam berbagai forum untuk menyampaikan kepada Menteri dan semua pihak agar akselerasi pemulihan bisa berjalan meskipun kita masih menghadapi pandemi Covid.
"Jadi, produktif namun harus tetap aman dari Covid. Produktif tapi kita tetap menggunakan protokol new normal yaitu protokol di bidang kesehatan,” tambahnya.
Melihat pertumbuhan ekonomi yang masih berkisar antara -0,4 hingga 1%, dipastikan ekonomi Indonesia akan 'Terjun ke Dalam Jurang Terdalam' jika kontraksi ekonomi berjalan lebih dari 1 kuartal.
Artinya, bagaimana ekonomi Indonesia tahun 2020, menurut Sri Mulyani dapat dilihat dari kuartal lainnya, yaitu kuartal kedua dan kuartal ketiga, di mana kuartal kedua telah menunjukkan kontraksi.
Apabila kondisi masih sama atau bahkan lebih buruk, maka akan menyebabkan kemungkinan terjadinya ekonomi Indonesia tahun 2020 ada di level negatif.
Namun, masih bisa diselamatkan dengan syarat kuartal 3 dan 4 Indonesia bisa melakukan pemulihan dengan cukup cepat.
Jika demikian, mungkin masih bisa membuat perekonomian Indonesia tumbuh positif yaitu dikisaran 1%.
Sementara itu, untuk tahun depan diperkirakan pertumbuhan ada di kisaran 4,5% hingga 5,5%.
“Merujuk semua institusi yang melakukan proyeksi ekonomi di Indonesia masih di dalam kisaran yang beragam.
"Ada yang prediksi ekonomi Indonesia ada di 0%, ada yang negatifnya lebih dalam yaitu di -3,39, ada yang bahkan menyampaikan ekonomi Indonesia bisa positif yaitu sekitar 0, 5%," katanya.
Meski diliputi ketidakpastian, Sri Mulyani mengatakan akan tetap mencoba menyusun perencanaan anggaran.
"Jadi saya ingin menyampaikan bahwa proyeksi ekonomi memang masih diliputi ketidakpastian tapi kita akan tetap mencoba untuk menyusun perencanaan penganggaran dengan ketidakpastian tersebut,” tutup Menkeu.(*)