Ada Pandemi Covid-19, Klinik Kecantikan Justru Kebanjiran Pasien untuk Operasi Plastik

Meskipun pandemi menutup banyak bisnis, namun sejumlah klinik bedah plastik tetap buka dan kedatangan banyak pasien.

Editor: Wema Satya Dinata
Istimewa/Thinkstock
ilustrasi operasi plastik. 

TRIBUN-BALI.COM - Sejumlah klinik bedah kosmetik di seluruh dunia melaporkan peningkatan jumlah pasien yang menjalankan bedah plastik selama pandemi virus corona.

Hal ini karena selama pandemi mereka justru bisa menyembunyikan bekas operasi di balik masker atau memanfaatkan waktu bekerja dari rumah untuk pemulihan luka.

Meskipun pandemi menutup banyak bisnis, namun sejumlah klinik bedah plastik tetap buka dan kedatangan banyak pasien. 

Klinik di Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan dan Australia mengalami peningkatan pasien yang datang untuk perawatan estetika, termasuk suntik filler bibir, botox, face lifts atau meniruskan wajah dan memperbaiki bentuk hidung.

Taman Wisata Alam Kawah Ijen di Banyuwangi Resmi Dibuka Kembali untuk Wisatawan

Hasil Pemilu Kejutkan Partai Berkuasa Singapura, Pihak Oposisi Raih 10 Kursi di Parlemen

10 Manfaat Jalan Kaki 10 Ribu Langkah per Hari, Baik untuk Kesehatan Jantung Hingga Perkuat Tulang

"Saya memutuskan untuk melakukan prosedur selama karantina karena itu memungkinkan saya melakukan penyembuhan di rumah sendiri,” kata Aaron Hernandez, seorang pasien yang menjalani filler bibir dan pengangkatan lemak pipi di Los Angeles.

 Ia mengatakan, mengoreksi bentuk bibir bukan sesuatu yang akan dilakukan mayoritas pria, jadi beberapa orang mungkin akan menganggapnya aneh.

"Karena itu aku lebih suka tinggal di rumah dan pulih sepenuhnya dan orang-orang tidak tahu apa yang telah kulakukan (pada wajah) begitu aku keluar (rumah lagi),” imbuhnya.

 Sebelumnya, Aaron pernah melakukan prosedur filler bibir sebelum masa karantina.

 Ia pun terpaksa pergi ke tempat umum dengan bibir yang masih bengkak dan memar.

Melebihi waktu normal Rod J Rohrich, seorang ahli bedah kosmetik yang berbasis di Texas mengatakan dia kedatangan lebih banyak pasien.

"Bahkan lebih dari saat normal. Kami mungkin bisa beroperasi enam hari seminggu jika kami mau. Sangat menakjubkan," katanya.

Rod menambahkan, biasanya orang harus mempertimbangkan masa pemulihan di rumah dan harus meninggalkan pekerjaan ketika memutuskan untuk operasi.

Tetapi sekarang banyak orang yang bekerja dari rumah, sehingga masalah itu tidak perlu dipertimbangkan.

"Mereka benar-benar dapat pulih di rumah dan juga mereka dapat memiliki masker yang mereka kenakan ketika mereka pergi ke luar setelah operasi hidung atau facelift," katanya.

5 Tips Bagi UMKM Agar Bertahan dan Tetap Tumbuh di Era New Normal Ala Sandiaga Uno

Update Corona di Indonesia 11 Juli 2020: Positif 1.671 Orang, Sembuh 1.190 Orang, Meninggal 66 Orang

Real Madrid di Ambang Juara Liga Spanyol, Hanya Butuh Tambahan 5 Poin Lagi

Bukan hanya Amerika Serikat yang mendapati peningkatan pasien selama wabah.

Korea Selatan, yang terkenal dengan operasi kosmetiknya, termasuk negara pertama yang menemukan kasus virus corona di negaranya.

Alih-alih melakukan lockdown, Korea Selatan memilih menguatkan social distancing dan meminta warganya untuk bekerja dari rumah.

Klinik kosmetik telah melihat penurunan pengunjung asing atau yang berasal dari negara di luar Korea, namun warga lokal banyak yang ke klinik untuk melakukan perawatan.

 Sejumlah klinik memilih untuk menawarkan diskon.

 Operasi kosmetik sangat populer di Korea Selatan dan penduduk setempat berbondong-bondong ke klinik.

Salah satunya, seorang guru sekolah menengah berusia 54 tahun yang menjalani operasi kelopak mata pada bulan Februari mengatakan kepada Joongang Daily bahwa "setiap klinik bedah plastik yang saya kunjungi penuh sesak".

Rumah Sakit BK di Seoul mengatakan bahwa pada awal pandemi ini, orang-orang memang sempat merasa takut untuk pergi ke klinik.

Tetapi kini lebih banyak penduduk setempat mulai datang ke klinik.

 "Pasien mulai merasa aman dan nyaman untuk menjalani operasi, meskipun masih ada Covid-19 dan jumlah pasien terus meningkat," kata juru bicara rumah sakit.

"Terlepas dari virus corona, jumlahnya (pasien klinik kecantikan) diperkirakan meningkat setengahnya dibandingkan musim yang sama tahun lalu,” imbuhnya.

Permintaan dari pasien asing juga meningkat. Untuk sementara mereka melakukan pendaftaran online dan akan melakukan tindakan setelah pembatasan perjalanan dicabut.

Kondisi serupa juga ditemui di Jepang.

Klinik kecantikan mengalami peningkatan jumlah pasien, terutama klinik yang menawarkan prosedur rawat jalan dan selesai di hari yang sama.

Lonjakan itu mendorong Asosiasi Kedokteran Estetika Jepang untuk memperingatkan bahwa perawatan kosmetik "tidak penting bagi banyak orang".

 Masyarakat diimau untuk menjauh dari operasi untuk mencegah penyebaran virus lebih lanjut.

Bagi Mr Hernandez, operasi selama wabah adalah waktu yang tepat.

 "Itu benar-benar memberi saya lebih banyak waktu untuk sembuh. Saya bisa minum obat yang mungkin tidak akan bisa saya konsumsi jika saya mengemudi dan saya bisa membuat area bibir dan wajah saya lebih tenang,” ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pandemi, Klinik Kecantikan Justru Kebanjiran Pasien Operasi Plastik",

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved