Angka Kebutaan di Bali Menurun, Program "Kami Datang Penglihatan Terang” di RSMBM Masuk 15 Besar
"Melalui beberapa permasalahan tersebut, maka RSMBM melakukan beberapa strategi," kata Wagub Cok Ace mempresentasikan inovasi “Kami Datang Penglihatan
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pada 2007 lalu prevalensi kebutaan Indonesia sebesar 0,9 persen, tertinggi di Asia Tenggara dan lebih tinggi dari prevalensi global yang mencapai 0,7 persen.
Angka prevalensi kebutaan di Provinsi Bali juga lebih tinggi dibandingkan Indonesia, yaitu sebesar 1 persen dengan penyebab utama (80 persen) adalah katarak senilis.
Bertitik tolak dari kondisi tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali berusaha untuk mengatasi penderitaan masyarakat melalui program inovatif yaitu “Kami Datang Penglihatan Terang” di Rumah Sakit Mata Bali Mandara (RSMBM).
Inovasi tersebut berhasil masuk ke dalam 15 besar pada ajang Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tahun 2020 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB).
Wakil Gubernur (Wagub) Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) mengatakan, program inovasi tersebut dilaksanakan dengan memberikan pelayanan pengobatan gratis kepada masyarakat, khususnya masyarakat miskin yang jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan dengan cara menjemput bola.
• Delapan Pasien Dinyatakan Sembuh, Tabanan Nihil Penambahan Kasus Selama Dua Hari
• Pastikan Ruangan Kerja Personil Bersih, Wakapolres Badung Lakukan Pengecekan Satu Per Satu
• Update Covid-19 di Bali - Total Pasien Sembuh 1.508 Orang, 722 Dalam Perawatan, Bertambah 97 Orang
"Melalui beberapa permasalahan tersebut, maka RSMBM melakukan beberapa strategi," kata Wagub Cok Ace mempresentasikan inovasi “Kami Datang Penglihatan Terang" kepada tim penilai menuju ke Top 5 atau lima besar secara langsung via Zoom Meeting, Senin (13/7/2020).
Strategi yang dimaksud Wagub Cok Ace, pertama yakni melalui pemberdayaan masyarakat dengan memberi pelatihan dan melakukan kolaborasi dengan Tim Penggerak Pembina Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), mahasiswa yang sedang melaksakan kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di masyarakat, serta siswa sekolah.
Hal itu dilakukan sebagai upaya dalam penjaringan pasien yang dicurigai menderita katarak dengan teknik hitung jari dalam jarak tiga meter.
"Masyarakat yang dicurigai mengalami kebutaan akan didata dan dilaporkan ke RS Mata Bali Mandara melalui puskesmas setempat," kata Wagub Cok Ace didampingi oleh Direktur RSMBM, Ni Made Yuniti, Kepala Biro Organisasi I Wayan Serinah, serta Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfos) Provinsi Bali, Gede Permana.
Kemudian strategi yang kedua, yaitu dengan mendekatkan pelayanan kesehatan mata ke masyarakat berupa kegiatan skrining katarak dan operasi katarak menggunakan Mobile Eye Clinic (bus operasi).
Selanjunya, juga dilakukan pola pendekatan strategis, yaitu membentuk Komite Mata daerah melalui Surat Keputusan (SK) Gubernur, advokasi lintas sektor/program, kemitraan dan kolaborasi dengan masyarakat, PKK, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan swasta, termasuk peran serta mahasiswa melalui kegiatan KKN dan siswa sekolah melalui kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
• Pasien Positif Covid-19 Kota Denpasar Bertambah 27 Kasus, 3 Anak Tertular dari Ibunya yang Pedagang
• Jelang Pariwisata Dibuka untuk Domestik & Mancanegara, Koster Tingkatkan Kapasitas Uji Swab di Bali
• Merchant QRIS Naik 200 Persen, Wisata Pantai Pandawa Digitalisasi
Kebutaan Menurun
Wagub Cok Ace menyampaikan, dari pelaksanaan inovasi tersebut terdapat beberapa hasil yang sudah dicapai, yaitu menurunnya angka kebutaan di Bali dari 1 persen menjadi 0,3 persen. Cataract Surgical Coverage Bali tertinggi di Indonesia 82,7 persen, sedangkan di Indonesia 50,1 persen dan 87,8 persen penderita telah mengalami perbaikan penglihatan.
Sedangkan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Healt Organisation (WHO) menstandarkan perbaikan penglihatan pasca operasi katarak diatas 80 persen.