Pernah Jadi Satu-satunya Pulau Penghasil Pala di Dunia, Berikut Fakta Sejarah Banda Neira

Sekitar lima ratus tahun yang lalu, segenggam komoditas buah pala ini nilainya setara dengan segenggam emas karena hanya bisa ditemukan di Kepulauan

Pixabay
Pulau Banda Neira, Maluku 

TRIBUN-BALI.COM - Banda Neira merupakan pulau utama dalam gugusan Kepulauan Banda.

Banda Neira merupakan sebuah pulau dalam gugusan Pulau Banda yang terletak di Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.

Meskipun bukan pulau terbesar, namun Ibu Kota Kecamatan Banda ini menyimpan berbagai objek wisata alam, sejarah, dan bahari yang luar biasa.

Dari segi sejarah sendiri, Banda Neira merupakan pulau tempat Spanyol, Portugis, dan Inggris bertempur pada abad 16 dan 17.

Pertempuran antara bangsa-bangsa tersebut tak lain karena tanaman buah pala, rempah-rempah paling langka pada masanya.

Selama berabad-abad lamanya, pulau ini adalah satu-satunya tempat di dunia yang menghasilkan buah Pala.

Tak hanya itu, masih banyak fakta-fakta sejarah lainnya dari Banda Neira yang banyak orang belum ketahui.

Dikutip TribunTravel dari berbagai sumber, berikut sederet fakta sejarah Pulau Banda Neira yang terletak di Provinsi Maluku.

Vanessa Angel Melahirkan Anak Pertamanya dengan Bibi Ardiansyah, Diberi Nama Gala Sky

Punya Intuisi Kuat, 3 Zodiak Ini Disebut Bisa Membaca Pikiran Orang Lain

Sikapi Keresahan Masyarakat Terkait Keamanan Data, Telkomsel Pastikan Data Pelanggan Aman

1. Penghasil buah pala satu-satunya di dunia

Popularitas Pulau Banda Neira sebagai penghasil buah pala satu-satunya di dunia memang telah surut seiring tersebarnya bibit-bibit buah pala ke luar pulau ini.

Padahal, sekitar lima ratus tahun yang lalu, segenggam komoditas buah pala ini nilainya setara dengan segenggam emas karena hanya bisa ditemukan di Kepulauan Banda.

Pada saat itu, pala diyakini hanya bisa tumbuh subur di sana.

Pasalnya, buah pala hanya bisa tumbuh pada kondisi spesifik saja, yaitu dengan tanah yang subur, kondisi tanah yang kering, dan tidak banyak diguyur hujan.

Bila kondisi tanah dan iklimnya bagus, buah pala baru akan muncul setelah 7 hingga 9 tahun kemudian.

Tak heran bila penjajah saling menyerang untuk memperebutkan pulau ini.

Skandal Prostitusi Artis FTV HH di Medan, Polisi: Yang Memesan Pengusaha A Baru Dibayar Rp 20 Juta

Katalog Promo Indomaret, Hari Terakhir Harga Heboh hingga Super Hemat 8 - 14 Juli 2020

Banyak Usaha Tutup Sejak Lama, Tunggakan PHR Berpotensi Diputihkan

2. Menjadi rebutan Belanda, Inggris, dan warga lokal

Bangsa pertama yang mengetahui keberadaan kepulauan rempah-rempah ini adalah bangsa Eropa.

Namun, mereka datang ke Banda Neira hanya untuk melakukan transaksi jual beli rempah, bukan untuk menguasainya.

Berbeda dengan orang-orang Belanda yang datang ke Banda Neira.

Mereka datang dengan niat ingin menguasai wilayah tersebut.

Keberadaan bangsa Belanda di pulau ini pun kemudian tak disukai oleh penduduk lokal.

Ketika Inggris datang ke Banda Neira, mereka memanfaatkan situasi tersebut untuk membantu penduduk lokal melawan Belanda.

Inggris bahkan melatih rakyat Banda untuk berperang dan membekali mereka dengan persenjataan.

Akibatnya, sejak tahun 1609 terjadilah perang tak berkesudahan yang melibatkan rakyat Banda yang dibantu Inggris melawan tentara Belanda.

3. Pulau Run, Banda Neira ditukar dengan Nieuw Amsterdam yang kini jadi Manhattan

Belanda dan Inggris berperang mati-matian untuk menguasai perdagangan dunia.

Terhitung dari tahun 1652 hingga 1654 perang pertama terjadi dan perang kedua dimulai tahun 1665.

Hingga akhirnya pada 31 Juli 1667, Traktat Breda dikeluarkan untuk memberi solusi damai bagi perang itu.

Salah satu isi dari Traktat Breda adalah Inggris harus mengakhiri kekuasaan mereka di Pulau Run, Kepulauan Banda, dan menyerahkannya pada Belanda.

Sebagai gantinya, koloni Belanda, Nieuw Amsterdam di Amerika Utara (kini Manhattan, New York) diserahkan ke Inggris.

Menariknya pada Traktat Breda Inggris juga sempat menawarkan untuk menukar Nieuw Amsterdam dengan pabrik gula mereka di Suriname yang direbut oleh Belanda.

Namun, Belanda bersikukuh menukar Nieuw Amsterdam.
Selang 3,5 abad Nieuw Amsterdam kini berkembang menjadi kota bisnis terbesar di dunia.

Sedangkan, kehidupan Pulau Run berjalan sangat pelan, sejalan dengan harum buah pala yang tak lagi tercium oleh bangsa asing bahkan bangsanya sendiri.

4. Tempat pengasingan Bung Hatta dan Sutan Sjahrir

Pada tanggal 11 Februari 1936, Bung Hatta dan Bung Sjahrir tiba di pulau Banda Neira untuk diasingkan sebagai tahanan politik oleh pihak kolonial Belanda.

Alasan pihak kolonial Belanda sengaja mengasingkan mereka di tempat yang indah ini bertujuan agar sikap mereka melunak pada pemerintah, namun nyatanya usaha itu gagal.

Sebelumnya, Bung Hatta diasingkan oleh pihak kolonial Belanda di Boven Digoel, Papua pada tahun 1935 selama setahun.

Setelah enam tahun diasingkan di sini, Bung Hatta bersama Bung Sjahrir kemudian diasingkan ke Rumah Pengasingan Hatta-Sjahrir di kota Sukabumi, Jawa Barat pada tanggal 1 Februari 1942 dalam rangka mempersiapkan proklamasi kemerdekaan Indonesia. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribun Travel dengan judul "Fakta Sejarah Banda Neira Maluku, Salah Satu Pulaunya Pernah Ditukar Dengan Manhattan New York"

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved