Garena Resmi Rilis Fantasy Town, Game Farming dengan Karakter Lokal Roro Kidul hingga Kabayan
Garena Indonesia secara resmi merilis game simulasi farming yang berjudul Fantasy Town.
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA – Garena Indonesia secara resmi merilis game simulasi farming yang berjudul Fantasy Town.
Mengajak para pemain melestarikan budaya, game ini menghadirkan banyak elemen Indonesia seperti karakter Roro Kidul, Iteung, dan Kabayan yang siap menemani petualangan di dalam game.
Game Fantasy Town yang dikembangkan oleh ©Arumgames, dirilis oleh Garena Indonesia, sudah tersedia hari ini dan dapat diunduh secara gratis di Google Play.
Sementara itu, untuk ketersediaannya di App Store akan segera menyusul.
Kehadiran game Fantasy Town ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif bagi orang tua dalam menyajikan hiburan kepada anak-anak ketika sedang berada #DiRumahAja.
• Koster Nyatakan Tak Setuju dengan Istilah New Normal, Pakai Istilah Tatanan Kehidupan Era Baru
• AirNav Indonesia Berikan Bantuan 2.500 Alat Rapid Test Covid-19 kepada TNI AU
• Dukung Piala Dunia Tahun 2021, Manajemen Bali United Prioritaskan Talenta Muda
Fantasy Town merupakan game online berbasis farming simulator, yang dapat sekaligus mengajarkan cinta budaya Indonesia serta konsep kebersamaan.
Saat bermain Fantasy Town, orang tua dapat mendampingi anak dan mengajak mereka menikmati sederet fitur menariknya seperti bercocok tanam, membangun kota impian, berpetualang menjelajahi tempat-tempat baru, serta melawan berbagai Monster.
“Untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya asli Indonesia, kami secara khusus menghadirkan berbagai karakter, kostum, dan bangunan lokal ke dalam game Fantasy Town,” ujar Calvindoro Chrisna selaku Strategic Operations Garena Indonesia, Kamis (16/7/2020).
Para pemain akan ditemani oleh karakter lokal mulai dari Garuda, Roro Kidul, hingga Radu yang terinspirasi dari pakaian adat Madura, serta dapat mengunjungi berbagai bangunan lokal seperti Monas, Museum Fatahillah, Lawang Sewu, Rumah Gadang, Rumah Adat Papua, Rumah Adat NTT, serta Rumah Adat Makassar.
“Kami berharap, melalui game farming ini, anak-anak muda dapat lebih mengenal dan mencintai budaya asli Indonesia,” harapnya.
• Koster Kritik Pelaku Pariwisata: Sudah Lama Lakukan Eksploitasi Tapi Melupakan Kebudayaan Bali
• Susuri Pantai Sidayu Tiap Malam, Warga Kamasan Klungkung Ini Berhasil Selamatkan 2900 Telor Penyu
• Sejumlah Kegiatan Kepemudaan dan Olahraga Jelang Agustusan di Gianyar Ditiadakan
Tentang Fantasy Town
Awalnya, Fantasy Town merupakan kota yang damai dan makmur, namun, semua berubah ketika Troll datang menyerang dan menghancurkan kota. Semua bangunan kota hancur akibat serangan Troll.