Corona di Bali
Koster Nyatakan Tak Setuju dengan Istilah New Normal, Pakai Istilah Tatanan Kehidupan Era Baru
"Dengan istilah new normal, saya paling tidak setuju," kata Gubernur Koster saat meluncurkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2020
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Gubernur Bali Wayan Koster mengaku paling tidak setuju dengan istilah new normal di tengah pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
"Dengan istilah new normal, saya paling tidak setuju," kata Gubernur Koster saat meluncurkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali di Gedung Karangasem Museum Bali, Denpasar, Kamis (16/7/2020).
Menurutnya, jauh sebelum pandemi Covid-19, tepatnya pada 2016, dalam visi Nangun Sad Kerthi Loka Bali dirinya sudah mencanangkan tatanan kehidupan untuk Bali era baru.
Tatanan kehidupan tersebut merupakan perubahan cara kehidupan secara menyeluruh dalam berbagai sektor.
• BREAKING NEWS: RSUP Sanglah Resmi Buka Layanan Terapi Plasma Konvalesen untuk Pasien Covid-19
• Koster Kritik Pelaku Pariwisata: Sudah Lama Lakukan Eksploitasi Tapi Melupakan Kebudayaan Bali
• Gelar Pertemuan, China dan Filipina Meredakan Gejolak Hubungan Kedua Negara Soal Laut China Selatan
"(Ini) by design, bukan by incident," kata Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng itu.
"Nah sekarang ternyata pemerintah mengakui, dalam masa pandemi ini salah memilih istilah new normal, sekarang udah enggak dipakai lagi. Jangan pakai-pakai lagi new normal. Kita di Bali sudah tatanan kehidupan Bali era baru. Udah gitu saja," tegasnya.
Koster menegaskan, bahwa pihaknya menjalankan tatanan kehidupan era baru yang memiliki filosofi dan sudah di-design, bukan semata-mata karena adanya pandemi Covid-19.
Ia beranggapan, dengan adanya pandemi Covid-19, Bali era baru bisa berjalan dan lebih cepat terwujud.
"Di pandemi Covid-19 ini semua yang merasa super, jagoan, itu hilang semua. Udah runtuh semua. Semua sudah mulai dari nol sekarang. Jadi apapun yang akan kita berlakukan sekarang di era ini, itu akan diterima oleh masyarakat," kaya dia.
Maka dari itu, pada titik keseimbangan yang baru, Gubernur Koster berkeinginan agar masyarakat di Pulau Dewata bisa menuju Bali era baru. (*)