Pengakuan Hashim Saat Prabowo ke Bali: Jadi Menhan Batalkan Kontrak Alutsista 50 T yang di Mark Up

Hal itu diketahui Hashim saat Prabowo berkunjung ke kediamannya di Bali pada awal tahun baru 2020.

Editor: Ady Sucipto
istimewa
Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto bertemu dengan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu di Moskow, Rusia, Selasa (28/1/2020). 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Ada lontaran pernyataan menarik terkait sosok Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto terkait kebijakan mengenai akuisisi pengadaan peralatan alat utama sistem senjata (alutsista) untuk ketiga matra TNI. 

Sang adik yang juga tercatat sebagai Wakil Ketua DPP Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo blak-blakan soal kepimpinan yang dilakukan kakaknya yang berani membuat gebrakan di Kementerian Pertahanan (Kemenhan). 

Hashim menuturkan, tak lama setelah Prabowo dilantik oleh Presiden Jokowi sebagai Menhan, ia langsung membuat gebrakan. 

Orang nomor satu di Partai Gerindra tersebut langsung membatalkan sejumlah kontrak pengadaan alutsista yang ternyata di mark up alias dinaikkan. 

Hitung-hitungan Hashim total proyek yang ditolak Prabowo mencapai lebih dari Rp 50 triliun.

Itupun hasil perhitungan kurs dolar saat dua bulan Prabowo dilantik jadi Menhan. 

Hal itu diketahui Hashim saat Prabowo berkunjung ke kediamannya di Bali pada awal tahun baru 2020.

Sandiaga Uno Temui Prabowo Subianto, Bahas Soal Buruknya Ekonomi hingga Banyaknya PHK Selama Pandemi

Menhan Prabowo Subianto Pesan 500 Rantis Maung Pindad, Harga per Unit Rp 600 Juta

Uji Ketangguhan Rantis Maung Buatan PT Pindad, Begini Komentar Menhan Prabowo

Saat itu, kata Hashim, Prabowo bercerita jika dirinya telah membatalkan kontrak-kontrak sebesar Rp 50 trilun.

Mendengar hal itu, Hashim sempat kaget.

Namun saat ditelusuri kontrak tersebut telah di mark up sampai 1250 persen.

"Kontrak-kontrak Alutsista, kontrak senjata di Kemenhan senilai 3,4 miliar dolar.

Dia (Prabowo) bilang ke saya, saya tidak mau terlibat korupsi, ini kontrak korup," ujar Hasim di Jakarta, Jumat (17/7/2020).

Hashim menambahkan setelah membatalkan sejumlah kontrak tersebut, Prabowo mengembalikan anggaran ke Kementerian Keuangan.

Ternyata, sambung Hasim, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga kaget Prabowo mengembalikan anggaran hingga puluhan triliun.

Angkat Bicara Soal Izin Ekspor Benih Lobster, Edhy: Yang Putuskan Bukan Saya, Tapi Tim

Akuisisi 2 Fregat Iver Huidfeldt, Pakar Pertahanan: Indonesia Tak Cukup Kuat Imbangi China di Natuna

Ini Alasan Logis Mengapa TNI AU Borong Dua Skuadron F-16 Blok 72 Viper dari AS, Begini Kata KSAU

Menurut Hashim jika dirinya ingin memperkaya keluarga,  bisa saja ia meminta jatah dari hasil mark up tersebut. 

Uang yang didapat, sambung Hashim, pastinya tidak sebanding dengan hasil ekspor benih lobster benur yang dilakukan PT Bima Sakti Mutiara. 

PT, Bima Sakti Mutiara merupakan salah satu perusahaan yang mendapat jatah ekspor benih lobster dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Adapun Direktur Utama PT Bima Sakti Mutiara adalah Rahayu Saraswati yang tak lain putri Hashim Djojohadikusumo.

"Kalau Prabowo dan saya mau jahat 5 persen dari Rp50 triliun itu Rp2,5 triliun.

Rp2,5 tiliun itu berapa benur yang anak saya harus ekspor untuk dapat uang itu.

Prabowo low profile, dia bilang saya tidak mau terlibat korupsi," ujar Hashim.

Rantis 'Maung' 4x4 buatan PT Pindad.
Rantis 'Maung' 4x4 buatan PT Pindad. (twitter@prabowo)

Prabowo Pesan Alutsista Dalam Negeri

Kendaraan taktis (rantis) terbaru garapan PT Pindad (Persero) bernama Maung 4x4 dipesan Kementrian Pertahanan RI. 

Hal ini ternyata mendapatkan respons positif.

Hingga saat ini sudah ada 500 unit yang dipesan oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose mengatakan, pesanan 500 unit yang dilakukan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dilakukan sepanjang tahun 2020.

Pengadaannya akan dilakukan secara bertahap.

"Sepanjang tahun ini 500 unit kita akan coba buatkan, diharapkan bisa terpenuhi karena sekarang kita sedang fokus persiapan produksi dan pengadaan komponennya," kata Abraham saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/7/2020).

Abraham menjelaskan, unit yang sudah sempat diuji coba beberapa hari lalu sebenarnya masih berupa prototipe.

Namun, dari segi desain dan konstruksi utama tidak akan ada perubahan dengan versi produksinya.

Penyempurnaan hanya akan dilakukan dari segi teknis serta kelengkapan dasar.

Sementara untuk kisaran harga satu unit lengkap dengan spesifikasi militer tersebut sebesar Rp 600 jutaan.

"Harga Rp 600 jutaan, jadi spesifikasinya memang rantis ringan yang kami rancang untuk kebutuhan manuver cepat ketika penyergapan dan lainnya," kata Abraham.

Ketika ditanya soal apakah bisa terpenuhi 500 unit dalam waktu beberapa bulan, Abraham hanya mengatakan akan mengusahakan dengan baik.

Diharapkan dalam waktu dua bulan ke depan sudah bisa disuplai awal sebanyak 100-an unit.

"Kita upayakan sebaik mungkin ya, karena kondisi masih ada Covid juga. Kita lakukan bertahap, tidak langsung, jadi mungkin satu atau dua bulan pertama 100-an unit, lalu bertambah lagi di bulan berikutnya," ucap Abraham.

Prabowo Geber Maung Menambah jajaran kendaraan taktis (Rantis), PT Pindad (Persero) baru saja menyelesaikan produk terbarunya yang hadir dengan genre offroad berpengerak roda 4x4.

Mobil yang diberi nama Maung itu pun menjadi viral setelah Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menjajal langsung perfoma kendaraan tempur ini, di lintasan tanah, area Sentul, Bogor, Jawa Barat, Minggu (12/7/2020).

"Pada sore hari ini saya dan tim dari PT Pindad mencoba kendaraan Rantis 4x4 yang kami beri nama Maung," tulis Prabowo dalam akun Instagram miliknya.

Tak hanya itu, Prabowo juga menegaskan bila Kementerian Pertahanan ( Kemhan) akan terus mendukung upaya peningkatan produksi alutsista di dalam negeri.

Langkah tersebut dilakukan sebagai wujud dukungan program penelitian dan pengembangan, agar nantinya seluruh hasil produksi dalam negeri dapat mandiri secara utuh.

Ketika menghubungi Direktur Utama PT Pindad (Persero) Abraham Mose mengatakan, bila pengujian Rantis Maung 4x4 dilakukan langsung oleh Prabowo di lintasan tanah mulai dari yang sifatnya sedang sampai sedikit terjal bebatuan.

"Betul, kemarin bapak sendiri yang nyetir di kawasan Sentul. Jadi di tes pertama di lintasan biasa, lalu kita naik lagi ke jalur tanah yang lebih terjal," kata Abraham saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/7/2020).

Abraham menjelaskan bila kelebihan utama dari Maung adalah diciptakan sebagai Rantis yang ringan dan praktis.

Namun demikian, dari segi kehandalan, mobil tersebut ampuh digunakan menjelajah di medan non-aspal atau offroad.

Sementara untuk di lintasan normal atau permukaan aspal, Abraham mengklaim Maung memiliki kemampuan handling dan manuver yang cukup baik.

Bahkan mesin turbo diesel yang digunakan juga sanggup digeber hingga 120 kpj.

"Jenisnya kita masukan ke Rantis ringan, pada dasarnya memang tipe militer tapi kami coba ubah konsepnya ke arah civilian type, jadi dua alam lah istilahnya," ucap Abraham.

Dalam pengujian yang dilakukan Prabowo, Abraham menjelaskan bila Pindad juga mendemonstrasikan Maung dalam beberapa aspek pengujian, dari jalan on road, paving, sampai bermain tanah di lintasan berbatu besar, tanjakan curam, jalan berlumpur serta dataran licin hingga sungai dangkal.

Pada medan yang sulit dilalui tersebut, Maung dapat melewati rintangan dan dikemudikan dengan handal.

Bahkan, Maung sengaja ditempatkan di jalur berlumpur dengan dominasi air untuk menguji kelincahan dan kehandalan di medan sulit dan licin.

Tidak hanya itu, Maung diklaim mampu bergerak taktis dengan tetap memperhatikan aspek-aspek kenyamanan.

Pengujian pada medan datar meliputi beberapa indikator, mulai dari kecepatan, percepatan, manuver putar, manuver angka 8, pengereman, dan aspek keamanan.

Artikel ini telah tayang di Kompas TV dengan judul Hashim Buka-bukaan Prabowo Pernah Batalkan Kontrak Alutsista, Totalnya Sampai 50 Triliun

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved