Sapardi Djoko Damono Meninggal
Sastrawan Sapardi Djoko Damono Dimakamkan di Bogor, Ini Biografi Lengkap Penyair Hujan Bulan Juni
Dia juga menjelaskan, saat pemakaman tidak diperkenankan untuk datang beramai-ramai karena mengikuti imbauan protokol kesehatan dari pemerintah
Sapardi Djoko Damono dikenal sebagai seorang penyair.
• Puisi Hujan Bulan Juni, Sastrawan Sapardi Djoko Damono Meninggal Dunia, Ini Penyebab dan Biografinya
Dalam buku Sapardi Djoko Damono: Karya dan Dunianya (2006) karya Bakdi Soemanto, Sapardi Djoko Damono dilahirkan di Solo pada, 20 Maret 1940 tepatnya di daerah Kratonan.
Ia merupakan anak pertama pasangan Sadyoko dan Sapariah.
Ayahnya merupakan seorang abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta yang mempunyai keahlian menatah wayang kulit.
Sejak kecil Sapardi, suka kluyuran seperti ayahnya dengan pergi atau main ke berbagai tempat.
Namun, setelah pindah rumah dari Ngadijayan yang merupakan rumah eyang (kakek) Sapardi ke daerah Komplang daerah Solo bagian utara.
Ia lebih banyak tinggal di rumah. Karena daerah yang ditempat tidak ramai seperti di tempat tinggal sebelumnya dan belum ada listrik.
Penerangan dilakukan menggunakan senthir atau teplok.
Akan tetapi, keputusannnya banyak di rumah dan menikmati kesendirian itu tidak menghentikan untuk kluyuran.
Namun, kluyurannnya bukan dalam arti fisik di dunia nyata melainkan di dunia batinnya.
• Kabar Duka Sapardi Djoko Damono Meninggal, Ini Riwayat & Karya Besar Sastra Sang Maestro
Dengan kata lain, Sapardi terus menerus pengembaraan.
Jelasnya, dengan masuk ke dalam telinganya sendiri, Sapardi menyusup ke dalam sanubarinya.
Sambil membongkar pasang kata, untuk mendengarkan secara lebih jelas dan terang bisikan yang diucapkan kepadanya.
Menulis Puisi
Pada tahun kepindahan dari Ngadijayan ke Kampung Komplang, Sapardi mulai menulis puisi.