Sapardi Djoko Damono Meninggal

Sastrawan Sapardi Djoko Damono Dimakamkan di Bogor, Ini Biografi Lengkap Penyair Hujan Bulan Juni

Dia juga menjelaskan, saat pemakaman tidak diperkenankan untuk datang beramai-ramai karena mengikuti imbauan protokol kesehatan dari pemerintah

Editor: Kambali
KOMPAS.com/ANDI MUTTYA KETENG PANGERANG
Sapardi Djoko Damono diabadikan usai acara peluncuran novel Hujan Bulan Juni karyanya di Gramedia Central Park, Jakarta Barat, Minggu (14/6/2015) sore. 

Sapardi juga memberikan arahan kepada mahasiswa baru.

Arahan itu terutama berkisar tentang bagaimana cara membawakan puisi yang baik.

Sapardi, beberapa kali sering naik pentas untuk membawakan peran tatkala bergabung dengan teater Rendra pimpinan WS Rendra.

Dari berbagai kemampuan berkesenian yang dimiliki oleh Sapardi, seperti menari, menabuh gamelan, main gitar, menggambar, main drama dan menjadi sastrawan, hanya bidang sastra yang menonjol.

Sosok Putu Wijaya Sastrawan Indonesia Produktif Kelahiran Bali, Profilnya Ditayangkan TVRI Pagi Ini

Ia bukan hanya dikenal sebagai penyair papan atas di Indonesia, tapi juga di luar negeri.

Sajak-sajaknya telah diterjemahkan ke berbagai bahasa di dunia.

Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Sapardi Djoko Damono juga dikenal sebagai dosen, pengamat sastra, kritikus sastra, dan pakar sastra.

Dalam usaha mendukung pengembangan kariernya sebagai sastrawan, Sapardi sering menghadiri berbagai pertemuan internasional.

Sejak tahun 1978 Sapardi menjabat Country Editor majalah Tenggara Journal of Southeast Asian Literature, Kuala Lumpur.

Sejak 1982 ia tercatat sebagai anggota penyusun Anthropology of Asean Literature, COCI, ASEAN.

Pada 1988, Sapardi menjadi panelis dalam Discussion dan sebagai anggota Komite Pendiri Asean Poetry Centre di Bharat Bhavan, Bhopal, India.

Peranan Sapardi Djoko Damono dalam kehidupan sastra Indonesia sangat penting.

Ubud Writers & Readers Festival 2018 akan Hadirkan Susi Pudjiastuti dan Sastrawan Seniman Dunia

A. Teeuw dalam bukunya Sastra Indonesia Modern II (1989) menyatakan bahwa Sapardi adalah seorang cendekiawan muda yang mulai menulis sekitar 1960.

Ada perkembangan yang jelas terlihat dalam puisi Sapardi, terutama dalam hal susunan formal puisi-puisinya.

Ia, seorang penyair yang orisinil dan kreatif, dengan percobaan-percobaan pembaharuannya yang mengejutkan, tetapi dalam segala kerendahan hatinya, boleh jadi menjadi petunjuk tentang perkembangan-perkembangan mendatang.

Sejauh ini, Sapardi telah menerjemahkan beberapa karya sastra asing ke dalam bahasa Indonesia.

Karya sastra itu seperti Lelaki Tua dan Laut (The Old Man and the Sea, Hemingway), Daisy Manis (Daisy Milles, Henry James).

CONTOH Puisi Bertemakan Keluarga Untuk Materi Belajar dari Rumah TVRI Kelas 4-6 SD

Puisi Brasilia Modern, George Siferis, Sepilihan Sajak, Puisi Cina Klasik, Puisi Klasik, Shakuntala.

Dimensi Mistik dalam Islam karya Annemarie Schimmel, Afrika yang Resah (Song of Lowino dan Song of Ocol oleh Okot p'Bitek).

Duka Cita bagi Elektra (Mourning Becomes Electra oleh Eugene O'Neill), Amarah I dan II (The Grapes of Wrath, John Steinbeck). (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul, Sapardi Djoko Damono Dimakamkan Selepas Ashar di TPU Giritama Bogor, https://megapolitan.kompas.com/read/2020/07/19/12094611/sapardi-djoko-damono-dimakamkan-selepas-ashar-di-tpu-giritama-bogor dan Biografi Sapardi Djoko Damono: Penyair Legendaris Indonesia, https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/19/115000469/biografi-sapardi-djoko-damono-penyair-legendaris-indonesia?page=all#page2

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved