Sapardi Djoko Damono Meninggal
Sastrawan Sapardi Djoko Damono Dimakamkan di Bogor, Ini Biografi Lengkap Penyair Hujan Bulan Juni
Dia juga menjelaskan, saat pemakaman tidak diperkenankan untuk datang beramai-ramai karena mengikuti imbauan protokol kesehatan dari pemerintah
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Sastrawan Sapardi Djoko Damono akan dimakamkan di Taman Pemakaman Giritama Bogor, Jawa Barat.
Perwakilan Keluarga Sapardi Djoko Damono, Nana Subianto mengatakan, jenazah akan dimakamkan selepas shalat ashar.
"Sesuai rencana keluarga jenazah akan dimakamkan sore hari ini bakda Ashar," ujar Nana saat konfirmasi Kompas.com melalui telepon, Minggu (19/7/2020).
• Oka Rusmini Mengenang Sapardi Djoko Damono, Punya Tempat Makan Favorit di Denpasar
Saat ini jenazah masih disemayamkan di rumah duka di Kompleks Dosen UI Ciputat Tangerang Selatan.
Dia juga menjelaskan, saat pemakaman tidak diperkenankan untuk datang beramai-ramai karena mengikuti imbauan protokol kesehatan dari pemerintah.
"Dengan segala hormat pelayat tidak diperkenankan mengantar atau hadir di pemakaman," kata dia.
Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada Minggu, pukul 09.17 WIB.
• Jenazahnya Dibawa ke Rumah Duka di Ciputat, Ini 5 Karya Sapardi Djoko Damono yang Paling Terkenal
Sapardi menghembuskan napas terakhir pada usia 80 tahun di Rumah Sakit Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan.
Sapardi yang lahir pada 20 Maret 1940 di Surakata, Jawa Tengah, meninggal karena penurunan fungsi organ.
Almarhum adalah sastrawan besar Indonesia sekaligus akademisi dari Universitas Indonesia.

Penyair Legendaris Indonesia
Salah satu penyair terkenal Indonesia, Sapardi Djoko Damono dikabarkan meninggal dunia pada, Minggu (19/5).
Selain sebagai penyair, Sapardi Djoko Damono juga dikenal sebagai penulis puisi dan buku.
Banyak karya-karya yang dihasilkan dan cukup terkenal di masyarakat.
Siapa Sapardi Djoko Damono?
Sapardi Djoko Damono dikenal sebagai seorang penyair.
• Puisi Hujan Bulan Juni, Sastrawan Sapardi Djoko Damono Meninggal Dunia, Ini Penyebab dan Biografinya
Dalam buku Sapardi Djoko Damono: Karya dan Dunianya (2006) karya Bakdi Soemanto, Sapardi Djoko Damono dilahirkan di Solo pada, 20 Maret 1940 tepatnya di daerah Kratonan.
Ia merupakan anak pertama pasangan Sadyoko dan Sapariah.
Ayahnya merupakan seorang abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta yang mempunyai keahlian menatah wayang kulit.
Sejak kecil Sapardi, suka kluyuran seperti ayahnya dengan pergi atau main ke berbagai tempat.
Namun, setelah pindah rumah dari Ngadijayan yang merupakan rumah eyang (kakek) Sapardi ke daerah Komplang daerah Solo bagian utara.
Ia lebih banyak tinggal di rumah. Karena daerah yang ditempat tidak ramai seperti di tempat tinggal sebelumnya dan belum ada listrik.
Penerangan dilakukan menggunakan senthir atau teplok.
Akan tetapi, keputusannnya banyak di rumah dan menikmati kesendirian itu tidak menghentikan untuk kluyuran.
Namun, kluyurannnya bukan dalam arti fisik di dunia nyata melainkan di dunia batinnya.
• Kabar Duka Sapardi Djoko Damono Meninggal, Ini Riwayat & Karya Besar Sastra Sang Maestro
Dengan kata lain, Sapardi terus menerus pengembaraan.
Jelasnya, dengan masuk ke dalam telinganya sendiri, Sapardi menyusup ke dalam sanubarinya.
Sambil membongkar pasang kata, untuk mendengarkan secara lebih jelas dan terang bisikan yang diucapkan kepadanya.
Menulis Puisi
Pada tahun kepindahan dari Ngadijayan ke Kampung Komplang, Sapardi mulai menulis puisi.
Ia belajar menulis pada November 1957. Ia menulis apa saja, pokoknya tidak mengutip maupun menerjemahkan. Satu bulan setelah belajar menulis, karya yang berupa sajak dimuat di majalah kebudayaan yang terbit di Semarang.
Namun, ia lupa judul sajak yang ditulis dan majalah yang memuat hasil karyanya.
Saat kecil, Sapardi masuk di Sekolah Rakyat (SR) Kasatriyan yang berada di lingkungan Keraton Kasunanan Surakarta.
Setelah tamat SR, ia melanjutkan di SMP II yang lokasinya di wilayah Mangkunegaran.
Kemudian masuk ke SMA II Solo, setekah lulus masuk ke Universitas Gajah Mada (UGM) mengambil jurusan Sastra Barat Fakultas Sastra dan Kebudayaan.
Ia pernah memperdalam pengetahuan tentang humanities di University of Hawaii, Amerika Serikat, pada 1970—1971.
Sejak masuk sekolah, ia sudah bergelut dengan dunia sastra.
Ia sering ikut mengisi majalah dinding.
Memiliki bakat lain
Selain menulis puasi, Sapardi juga sebagai penulis.
Ia belajar melukis dari sahabatnya bernama Jeihan.
• Festival Sastra 2015 Undiksha Berasa Sapardi Djoko Damono
Persahabatan dengan Jeihan membuka jalan terciptanya patung Sapardi telanjang yang secara khusus diciptakan sang pelukis untuk pameran lukisan Jeihan di Jakarta pada 29 Juli 2005.
Pernah lukisannya dilelang untuk amal bersama dengan beberapa pelukis lainnya.
Dari situ, Sapardi mempunyai perhatian yang sangat beragam.
Bahkan, Sapardi pernah menyutradarai pentas drama, antara lain Petang di Taman karangan Iwan Simatupang.
Sapardi juga memberikan arahan kepada mahasiswa baru.
Arahan itu terutama berkisar tentang bagaimana cara membawakan puisi yang baik.
Sapardi, beberapa kali sering naik pentas untuk membawakan peran tatkala bergabung dengan teater Rendra pimpinan WS Rendra.
Dari berbagai kemampuan berkesenian yang dimiliki oleh Sapardi, seperti menari, menabuh gamelan, main gitar, menggambar, main drama dan menjadi sastrawan, hanya bidang sastra yang menonjol.
• Sosok Putu Wijaya Sastrawan Indonesia Produktif Kelahiran Bali, Profilnya Ditayangkan TVRI Pagi Ini
Ia bukan hanya dikenal sebagai penyair papan atas di Indonesia, tapi juga di luar negeri.
Sajak-sajaknya telah diterjemahkan ke berbagai bahasa di dunia.
Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Sapardi Djoko Damono juga dikenal sebagai dosen, pengamat sastra, kritikus sastra, dan pakar sastra.
Dalam usaha mendukung pengembangan kariernya sebagai sastrawan, Sapardi sering menghadiri berbagai pertemuan internasional.
Sejak tahun 1978 Sapardi menjabat Country Editor majalah Tenggara Journal of Southeast Asian Literature, Kuala Lumpur.
Sejak 1982 ia tercatat sebagai anggota penyusun Anthropology of Asean Literature, COCI, ASEAN.
Pada 1988, Sapardi menjadi panelis dalam Discussion dan sebagai anggota Komite Pendiri Asean Poetry Centre di Bharat Bhavan, Bhopal, India.
Peranan Sapardi Djoko Damono dalam kehidupan sastra Indonesia sangat penting.
• Ubud Writers & Readers Festival 2018 akan Hadirkan Susi Pudjiastuti dan Sastrawan Seniman Dunia
A. Teeuw dalam bukunya Sastra Indonesia Modern II (1989) menyatakan bahwa Sapardi adalah seorang cendekiawan muda yang mulai menulis sekitar 1960.
Ada perkembangan yang jelas terlihat dalam puisi Sapardi, terutama dalam hal susunan formal puisi-puisinya.
Ia, seorang penyair yang orisinil dan kreatif, dengan percobaan-percobaan pembaharuannya yang mengejutkan, tetapi dalam segala kerendahan hatinya, boleh jadi menjadi petunjuk tentang perkembangan-perkembangan mendatang.
Sejauh ini, Sapardi telah menerjemahkan beberapa karya sastra asing ke dalam bahasa Indonesia.
Karya sastra itu seperti Lelaki Tua dan Laut (The Old Man and the Sea, Hemingway), Daisy Manis (Daisy Milles, Henry James).
• CONTOH Puisi Bertemakan Keluarga Untuk Materi Belajar dari Rumah TVRI Kelas 4-6 SD
Puisi Brasilia Modern, George Siferis, Sepilihan Sajak, Puisi Cina Klasik, Puisi Klasik, Shakuntala.
Dimensi Mistik dalam Islam karya Annemarie Schimmel, Afrika yang Resah (Song of Lowino dan Song of Ocol oleh Okot p'Bitek).
Duka Cita bagi Elektra (Mourning Becomes Electra oleh Eugene O'Neill), Amarah I dan II (The Grapes of Wrath, John Steinbeck). (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul, Sapardi Djoko Damono Dimakamkan Selepas Ashar di TPU Giritama Bogor, https://megapolitan.kompas.com/read/2020/07/19/12094611/sapardi-djoko-damono-dimakamkan-selepas-ashar-di-tpu-giritama-bogor dan Biografi Sapardi Djoko Damono: Penyair Legendaris Indonesia, https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/19/115000469/biografi-sapardi-djoko-damono-penyair-legendaris-indonesia?page=all#page2