Tips Sehat untuk Anda

Kenali Gejala Diabetes Melitus, Faktor Risiko Hingga Bahaya Komplikasi

Berikut ini gejala, faktor risiko hingga bahaya komplikasi diabetes melitus yang perlu kamu tahu

Editor: Irma Budiarti
Tribun Jabar
Ilustrasi cek diabetes melitus. 

TRIBUN-BALI.COM - Berikut ini gejala, faktor risiko hingga bahaya komplikasi diabetes melitus yang perlu kamu tahu.

Kebiasaan masyarakat yang tidak berolahraga atau tidak menjaga berat badan seimbang dapat menjadi potensi seseorang mengidap diabetes melitus.

Namun, banyak orang yang tidak menyadari seberapa besar potensi seseorang mengidap penyakit tersebut.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Primaya Hospital Bekasi Barat, dr Khomimah, Sp PD-KEMD, FINASIM menyebutkan, diabetes melitus adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa di dalam darah.

“Salah satu penyebabnya adalah kurangnya produksi insulin dan resistensi insulin,” jelas Khomimah dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Jumat (17/7/2020).

Resistensi insulin adalah kondisi ketika sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan gula darah dengan baik karena adanya gangguan aksi kerja insulin atau terganggunya respon sel tubuh terhadap insulin.

“Gangguan aksi kerja insulin dan kurangnya produksi insulin tersebut bisa disebabkan karena adanya berbagai faktor risiko seseorang untuk mengalami diabetes,” papar ia.

Gejala Diabetes Melitus

Menurut Khomimah, gejala-gejala seseorang menderita diabetes melitus dibagi menjadi keluhan klasik dan keluhan lain yang tidak klasik sebagai berikut.

Keluhan Klasik

  1. Poliurea atau banyak buang air kemih (terutama pada malam hari).
  2. Polidipsia atau banyak minum (rasa haus yang tidak berkesudahan).
  3. Polifagi atau banyak makan (makan berlebihan).
  4. Penurunan berat badan drastis yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.

Keluhan Lain yang Tidak Klasik

  1. Badan lemah.
  2. Pandangan kabur.
  3. Kaki sakit atau kebas kesemutan.
  4. Gangguan keputihan.
  5. Gatal-gatal di tubuh.
  6. Ganguan ereksi pada pria.
  7. Demam jika ada infeksi. 
  8. Kadang ditemukan kondisi kesehatan lain misal pasien dengan stroke atau jantung yang kadar gulokasa dalam darahnya tinggi.

Adapun diagnosis yang ditegakkan secara medis untuk penyandang diabetes yaitu sebagai berikut.

  1. Jika didapatkan kadar gula darah (glukosa) puasa atau sebelum makan lebih dari sama dengan 126 mg per dL (deciliter).
  2. Kadar glukosa darah sewaktu lebih dari sama dengan 200 mg per dL
  3. Kadar glukosa pasca tes toleransi glukosa oral yaitu lebih dari sama dengan 200 mg per dL.
  4. Pemeriksaan HB A1C lebih dari sama dengan 6,5%.

Faktor Risiko

Faktor risiko tersebut terbagi menjadi dua kategori.

Pertama, orang yang gemuk dengan indeks masa tubuh lebih dari 23, atau orang yang gemuk (kelebihan berat badan) disertai salah satu ciri berikut.

  1. Jarang melakukan gerak badan atau tidak olahraga
  2. Memiliki riwayat atau keturunan terutama orangtua yang mengidap diabetes
  3. Orang yang memiliki hipertensi atau tekanan darah tinggi.
  4. Kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) yang rendah atau kadar trigliserit (salah satu jenis lemak di dalam darah) yang tinggi.
  5. Mereka yang memiliki riwayat pre diabetes (suatu kondisi kadar glukosa darah dengan nilai lebih dari normal tapi belum kategori diabetes (atau belum memenuhi kriteria kadar glukosa darah diabetes).
  6. Memiliki riwayat penyakit kardiovaskular (penyakit yang terjadi akibat gangguan jantung dan pembuluh darah).
  7. Pernah melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kg.
Sumber: Kompas.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved