Proyek Kereta China di Bali Ditarget Beroperasi Tahun 2024, Habiskan Dana Sekitar Rp 1,2 Triliun
Pemerintah pusat melalui PT KAI bakal mendatangkan kereta buatan China untuk dioperasikan di Bali mulai 2024.
Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Pemerintah pusat melalui PT KAI bakal mendatangkan kereta buatan China untuk dioperasikan di Bali mulai 2024.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, I Gede Waya Samsi Gunarta mengungkapkan, kereta yang mampu beroperasi tanpa rel alias Autonomous Rail Rapid Transit (ART) itu bakal menghubungkan Bandara Ngurah Rai menuju Kota Denpasar khususnya di Sanur
"Kemarin sudah dilakukan FGD oleh PT KAI, kira-kira hari Kamis minggu ini. Mereka sudah mempersiapkan trasenya. Artinya, ini sedang persiapan untuk perencanaan-perencanaan, untuk studi-studinya dulu," kata Samsi Gunarta saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (21/7/2020).
Dikatakan, rencana rute tersebut sudah sesuai dengan rencana induk perkeretaapian nasional, dan Bali yang sudah masuk dalam RPJMN 2020-2024.
• Tiga Mantan Bupati Usulkan Diatmika-Muntra untuk Diusung KRBB di Pilkada Badung 2020
• Karantina Pasien Positif Covid-19 Maksimal Selama 10 Hari, Bangli Kini Tambah Lima Kasus
• Pohon Belalu Tumbang Menimpa Tiga Unit Rumah di Karangasem
Saat ini, pihak KAI masih memperhitungkan apakah memungkinkan bisnis to bisnis proyek tersebut atau memerlukan dana dari pemerintah.
Sedangkan, berdasarkan kajian terakhir, Samsi menyebut bahwa proyek kereta buatan China itu menghabiskan dana sekitar Rp 1,2 triliun.
"Anggarannya, bisnis to bisnis kemarin hitungan kasarnya Rp 1,2 triliun hanya untuk lintasan dan rooling stop ditambah dengan stasiun, tapi belum termasuk BED," kata Samsi
Meskipun ditarget beroperasi pada 2024, namun karena ada pandemi Covid-19 ini, diperkirakan akan ada relaksasi waktu pengerjaan dan waktu operasinya.
"Target kasar ini. Sementara itu dalam prosesnya butuh breakdown waktu kapan mulai dibangun ini. Karena perhitungan bisnisnya sedang dihitung oleh mereka," ucap Samsi
Nantinya, kereta ART ini bisa dimanfaatkan untuk komuter dan khususnya untuk wisatawan yang datang ke Bali.
Sehingga diharapkan jumlah kendaraan yang ada di jalan umum lebih sedikit karena sudah dialihkan ke transportasi umum.
"Memang rencananya itu ditargetkan untuk connecting dari Bandara ke kota Denpasar sampai ke Sanur. Jadi mengkonek bandara ke hotel-hotel yang cukup bagus dan pusat-pusat keramaian. Diutamakan sih untuk komuting tapi market utama kita sebenarnya di Pariwisata jadi mengurangi pergerakan kendaraan dan lebih kepada pergerakan transportasi publik yang kira-kira bisa dimanfaatkan oleh wisatawan," jelas Samsi
Dari informasi yang dihimpun, kereta ini bakal beroperasi pada rute sepanjang 21 km.
Jarak tersebut diperkirakan mampu ditempuh dalam waktu 35 menit dengan headway 10 menit.
Sarana yang dipersiapkan yakni sebanyak 12 train set atau rangkaian kereta.
Dari jumlah tersebut, 10 rangkaian bakal beroperasi dan dua lainnya merupakan kereta cadangan.
Adapun perkiraan rute detailnya adalah sebagai berikut:
- Stasiun Bandara
- Stasiun Bali Mandara
- Stasiun RS Graha Asih
- Stasiun Bali Galeria
- TOD Check In AP 1
- TOD Centra Parkir Stasiun Siloam
- Stasiun TSM
- Stasiun Soputan
- Stasiun Intermoda
- Stasiun RSKI
- Stasiun Tantular/21
- Stasiun Unud
- Stasiun Lapangan Puputan
- Stasiun Renon
- Stasiun Sanur
(*).