Ketua Tim Riset Unpad Sebut Relawan yang disuntik vaksin Covid-19 Mendapat Asuransi
Vaksin asal Tiongkok ini rencananya akan disuntikkan kepada 1.620 relawan di Kota Bandung sesuai prosedur uji klinis vaksin.
TRIBUN-BALI.COM - Tim riset Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Padjadjaran Bandung bersama Bio Farma dan Sinovach Biotech, Tiongkok, sedang menyiapkan pelaksanaan uji klinis vaksin Covid-19.
Vaksin asal Tiongkok ini rencananya akan disuntikkan kepada 1.620 relawan di Kota Bandung sesuai prosedur uji klinis vaksin.
Ketua tim riset FK Unpad Prof. Dr. Kusnandi Rusmil, dr., Sp.A(K), M.M., menjelaskan, uji klinis vaksin Covid-19 akan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Komite Etik Penelitian Unpad.
Saat ini, kelayakan rencana kerja uji klinis masih dalam tahap penelaahan kelayakan oleh Komite Etik.
• Daihatsu Sigra Jadi Mobil Murah Paling Laku Periode Januari-Juni 2020, Disusul Brio Satya dan Calya
• Jadwal Acara Belajar dari Rumah TVRI 23 Juli 2020: Ada Penayangan Kidi & Widi Hingga Film Nasional
• Rambut Nenek Ini Seperti Ular Piton Karena Tidak Dipotong dan Tidak Keramas Selama 64 Tahun
“Begitu Komite Etik sudah oke, kita akan jalan,” tutur Prof Kusnandi, dikutup dari www.unpad.ac.id, hari ini.
Prof. Kusnandi menjelaskan, vaksin Covid-19 akan disuntikkan sebanyak 2 kali ke tubuh relawan. Relawan tersebut merupakan orang sehat yang sudah dicek kondisi tubuhnya.
Penyuntikkan akan dilakukan sebanyak 2 kali per 14 hari.
Secara berkala, tim akan melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap setiap relawan. Pemantauan relawan dilakukan selama 7 bulan.
“Kita cari orang sehat, lalu kita suntikkan vaksinnya, apakah vaksinnya memunculkan zat anti terhadap penyakit atau tidak,” kata Prof. Kusnandi.
Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak FK Unpad ini menjelaskan, pengembangan vaksin Covid-19 memiliki jalan panjang.
Pengembangan bahan vaksin diambil dari virus yang sudah dimatikan.
Metode ini dipandang lebih murah dan mudah dibandingkan dengan pengembangan vaksin dari dinding virus atau RNA-nya.
Setelah ditemukan, vaksin tidak serta merta langsung diujicobakan ke manusia.
Tahap pertama yang dilakukan adalah menguji vaksin ke tubuh hewan.
• Kumpulan Ucapan Selamat Idul Adha 2020 Bahasa Indonesia dan Inggris, Kirim ke Orang-orang Tersayang
• Cerita Feby Febiola Divonis Kanker Ovarium, Tak Merasakan Gejala, Terdeteksi Saat Periksa Kandungan
• Download MP3 Lagu SOMI What You Waiting For, Lengkap dengan Lirik dan Music Video
Apabila hewan berada dalam kondisi tubuh yang stabil dan stabil, maka vaksin boleh diuji coba pada manusia.
Tahap uji klinis ke manusia terdiri dari tiga fase.
Fase pertama, kata Prof. Kusnandi, diujikan kepada 100 orang dewasa.
Jika dinyatakan aman, uji coba masuk kepada fase kedua, yaitu uji coba kepada minimal 400 orang.
Setelah kembali berhasil, uji coba selanjutnya masuk ke fase 3, yaitu dengan jumlah relawan mencapai ribuan orang.
Saat ini, uji klinis di Kota Bandung merupakan pengujian pada fase 3.
Uji coba fase 3 tidak bisa dilakukan hanya pada satu sentra pengujian, tetapi harus dilakukan di banyak lokasi.
Karena itu, uji klinis vaksin Covid-19 ini tidak hanya dilakukan di Indonesia, tetapi juga di sejumlah negara di dunia.
“Hasil uji coba di fase 3 hasilnya harus sama. Kalau hasilnya tidak sama (di setiap negara), vaksin tidak boleh dijual,” ujar Prof. Kusnandi.
Ilmuwan yang sudah melakukan uji klinis vaksin sebanyak 30 kali ini mengatakan, dari hasil analisisnya, vaksin akan menciptakan kekebalan terhadap virus Covid-19 dalam 28 hari.
“Perhitungan saya begitu. Setelah 28 hari orang itu akan kebal terhadap penyakit. Tetapi suntikannya harus 2 kali,” ujarnya.
Jika sudah disetujui Komite Etik, proses penyuntikkan akan dilakukan di 6 tempat, antara lain: Rumah Sakit Pendidikan Unpad, kampus Unpad Dipati Ukur, serta 4 Puskesmas di Kota Bandung.
Ia memastikan, uji klinis ini tetap memperhatikan keselamatan relawan.
Upaya preventif ini sudah dimasukkan ke dalam rencana kerja yang saat ini tengah ditelaah oleh Komite Etik. “Orangnya sudah diasuransikan,” imbuhnya.(*)