Corona di Bali

Update Covid-19 di Bali: Pasien Sembuh Sudah 74,23 Persen, Arak Bali Diklaim Percepat Kesembuhan

Sudah ada sebanyak 2.178 orang pasien positif Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh di Bali per Rabu (22/7/2020).

Penulis: Widyartha Suryawan | Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribun Bali/Rizal Fanany
Update Covid-19 - Ilustrasi pengecekan suhu tubuh menggunakan infrared thermometer gun dan penggunaan masker untuk mencegah penyebaran virus corona. 

"Orang-orang yang positif di karantina ini kita lakukan treatment dengan usadha, bahannya dari arak Bali," kata Koster saat konferensi pers di rumah jabatannya, Rabu (22/7/2020).

Koster mengaku dirinya menugaskan seorang peneliti untuk membuat ramuan usadha Bali tersebut.

Bahannya menggunakan arak Bali, ekstrasi daun jeruk purut, dan sedikit minyak kayu putih agar aromanya bagus.

Dari hasil ramuan tersebut, Koster menyebut tingkat kesembuhan para OTG meningkat jauh.

Orang-orang yang melakukan isolasi di berbagai tempat karantina yang disiapkan oleh Pemprov Bali pun sudah mulai berkurang.

"Sekitar satu dua hari ini penghabisan yang lama-lama. Itu ternyata efektif sekali. Kalau yang baru kena positif, dua hari dilakukan treatment ini pada hari ketiga diswab negatif," tuturnya.

Koster menyebutkan, ditemukannya ramuan ini merupakan berkah dari Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 1 tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Permentasi dan Destilasi Khas Bali.

Baginya, Pergub tersebut telah membawa dua rezeki.

“Pertama yakni menghidupkan industri arak di Bali, dan kedua bermanfaat untuk kesehatan,” ujar Ketua DPD PDIP Bali ini.

Percobaan pertama dengan ramuan baru tersebut diterapkan kepada 19 orang OTG dan berhasil menyembuhkan sebanyak 15 orang.

Kemudian jumlah sampelnya dinaikkan berturut-turut dari 40 orang, 100 sampai 200 orang.

"Itu hampir 80 persen sembuh dengan treatment ini. Luar biasa. Maka sekarang saya tenang karena sembuhnya banyak yang di karantina ini. Orang dikasi treatment hanya dengan hirup-hirup, ada alatnya," katanya sumringah.

Koster menambahkan, pihaknya akan mematenkan produk tersebut. Terlebih sebelumnya ia sudah bertemu dengan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) RI, Yasona Laoly, di Gianyar, Rabu (21/7) lalu.

Jika seandainya nanti sudah memiliki hak paten, ia berharapramuan tersebut bisa menjadi industri baru berbasis kearifan lokal minuman arak.

"Jadi arak itu akan berfungsi dua, satu sebagai industri minuman bersaing dengan Soju, kemudian Sake, kemudian juga produksi untuk kesehatan (usadha)," jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved