Kunjungan Kerja Pangdam IX Udayana

Cerita 20 Menit Jadi 'Ajudan' Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Kurnia Dewantara dan Istri

Sementara dua orang yang membuat saya kaget, Kurnia dan Tanty Kurnia santai dan rileks, tidak menunjukkan sebagai pejabat.

Editor: Wema Satya Dinata
Istimewa
Mayjen TNI Kurnia Dewantara dan Tanty Kurnia didampingi Danrem 162/Wira Bakti Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani saat turun dari pesawat Wings Air di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid Lombok Tengah, NTB. 

Oleh: Dr Aqua Dwipayana (Pakar Komunikasi)

Selama tiga hari, Senin sampai Rabu (20-22/7/2020) saya mendapat kesempatan mengikuti kunjungan kerja Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Kurnia Dewantara dan istri Tanty Kurnia ke Nusa Tenggara Barat (NTB).

Di antara semua yang ikut rombongannya, saya satu-satunya yang sipil. Banyak pelajaran dan pengalaman berharga yang saya peroleh dari orang tua tiga anak tersebut. Berikut catatan seri pertama dari empat tulisan.

Sangat kaget... Itulah reaksi saya pada Senin siang (20/7/2020) saat naik mobil mobil dari ruang VIP Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Badung, Bali menuju tempat parkir pesawat Wings Air yang akan saya naiki menuju Lombok, NTB.

Sementara dua orang yang membuat saya kaget, Kurnia dan Tanty Kurnia santai dan rileks, tidak menunjukkan sebagai pejabat.

Badung Akan Bangun Museum Lontar di Areal Gedung Balai Budaya Giri Nata Mandala

Terapkan Protokol Kesehatan, Banyuwangi Keluarkan Panduan Transaksi Hewan Qurban

STMIK Primakara Sediakan Studio Khusus Bagi Mahasiswa yang Miliki Start Up

Saya kaget karena dua ajudan yang biasa mendampingi Kurnia dan Tanty Kurnia tidak ikut naik mobil. Artinya yang berangkat ke Lombok hanya kami bertiga.

Hari itu yang bertugas jadi ajudan adalah Serda Yudha Octa Prawira dan Sertu (K) Made Purwaningsih. Yudha mendampingi Kurnia dan Made bersama Tanty Kurnia. Setiap hari mereka gantian dengan Serda I G N Rama Pramana Putra dan Serda (K) Nurul Azhari Giawa.

Biasanya saat di luar rumah, ke manapun Kurnia dan Tanty Kurnia pergi, para ajudan secara bergantian mendampingi. Mereka sudah sangat paham tugas-tugasnya.

Siang itu kedua ajudan Serda Yudha Octa Prawira dan Sertu (K) Made Purwaningsih hanya mengantar sampai ruang VIP Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Mereka tidak ikut ke NTB.

Bersama Kepala Staf Administrasi (Kasmin) Pangdam IX/Udayana Letkol Inf I Dewa Ketut Darmada, Dandenmadam IX/Udayana Letkol Inf Made Yoseph Angkasa, dan Danramil 1611-03/Kuta Mayor Kav Edi Surnoto, mereka melepas kami bertiga.

Secara bersama-sama semuanya memberikan hormat pada Kurnia.

Sementara tiga protokol Letda Inf Nyoman Tama, Serma Putu Sila, dan Pelda Ahmad Iwan Firdaus bertugas mengurusi berbagai hal yang terkait dengan pesawat.

Di antaranya tempat duduk dan bagasi. Mereka bagi tugas.

 Syukuri dan Nikmati Semuanya

Begitu melihat reaksi saya yang kaget karena ke NTB tanpa ajudan, Kurnia sambil tersenyum berucap.

"Santai saja Pak Aqua. Kita kali ini jalan bertiga tanpa ajudan. Kita syukuri dan nikmati semuanya."

Lewat Buku, Dosen STMIK Primakara Kisahkan Mahasiswanya Raih Omzet Ratusan Juta di Tengah Pandemi

Berawal dari Koleksi Kaos Band, Krisna dan Angga Luncurkan Platform Bandmerchid.com

Hingga Juli 2020 Terjadi 17 Kebakaran di Jembrana, Paling Banyak Disebabkan Dua Faktor Ini

Saya langsung merespon Kurnia. "Alhamdulillah... Karena Mas Kurnia dan Mbak hanya berdua saja maka saya bertugas jadi "ajudan". Suatu kehormatan buat saya mendampingi Panglima yang hebat dan luar biasa."

Kami duduk bersebelahan di pesawat Wings Air jenis ATR 72-600. Kurnia dan Tanty Kurnia di kursi nomor 19DF. Sedangkan saya di seberangnya tempat duduk nomor 19C.

Di pesawat baling-baling jenis ATR paling enak duduk di belakang karena dekat dengan pintu keluar. Jadi masuk dan keluar pesawatnya cepat.

Penerbangan Bali - Lombok sekitar 20 menit. Pesawat yang kami naiki lepas landas sekitar pukul 14.15 Wita.

Selama di pesawat Kurnia dan Tanty istirahat. Pesawatnya mendarat di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid Lombok Tengah, NTB pukul 14.35 Wita.

Kurnia dan Tanty yang pertama kali turun dari pesawat. Di dekat tangga pesawat sudah menunggu Serda Yedhi Oktafianto dan Serma (K) Ni Wayan Listari Ernawati. Dengan cepat mereka mengambil tas Kurnia dan Tanty.

Ternyata keduanya - Serda Yedhi Oktafianto dan Serma (K) Ni Wayan Listari Ernawati - ditugaskan oleh Danrem 162/Wira Bakti Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani untuk jadi ajudan Kurnia dan Tanty Kurnia selama tiga hari kunjungan kerja di NTB.

Mayjen TNI Kurnia Dewantara dan istri Tanty Kurnia di pesawat Wings Air penerbangan dari Bali ke Lombok.
Mayjen TNI Kurnia Dewantara dan istri Tanty Kurnia di pesawat Wings Air penerbangan dari Bali ke Lombok. (Istimewa)

Meski baru pertama kali jumpa namun mereka sama sekali tidak canggung.

Sebagai ajudan, mereka selalu berada di dekat Kurnia dan Tanty Kurnia. Sewaktu-waktu siap menerima perintah.

Yedhi dan Listari Senang Dampingi Kurnia dan Tanty Kurnia

Dikontak secara terpisah, Yedhi dan Listari sama-sama menyatakan senang jadi ajudan Kurnia dan Tanty Kurnia. Merupakan suatu kehormatan buat mereka untuk mendampingi Panglima dan istri selama di NTB.

"Danrem memberi tahu saya sehari sebelum kedatangan Panglima yakni Minggu (19/7/2020). Karena sekitar 3 tahun saya jadi ajudan Danrem 162/Wira Bakti sehingga sudah tahu tugas-tugas yang harus saya lakukan sebagai ajudan. Saya telah melayani dua Danrem yakni Pak Rizal dan Danrem sebelumnya Bapak Brigjen TNI Farid Makruf yang sekarang menjabat Danrem 132/Tadulako Palu," ujar Yedhi.

Kesan-kesannya selama jadi ajudan Kurnia sangat menyenangkan. Apalagi Panglima yang didampinginya pembawaannya santai dan menghargai semua orang.

"Panglima saya baik sekali. Beliau sederhana dan sangat menghargai orang lain termasuk saya. Jadi senang selama bersama Panglima, " ujar Yedhi yang berasal dari Tuban, Jawa Timur.

Sementara Listari mendapat penugasan jadi ajudan Tanty Kurnia sekitar seminggu sebelum kunjungan kerja itu. Disampaikan saat rapat panitia.

Awalnya perempuan asal Denpasar itu sempat kaget. Tidak menyangka dapat tugas terhormat tersebut. Dia bertekad untuk melaksanakan amanah mulia itu dengan sebaik-baiknya.

"Ibu Tanty Kurnia baik sekali. Saya sangat senang selama mendampingi ibu. Pengalaman selama tiga hari bersama beliau sungguh menyenangkan dan akan saya kenang terus," ujar Listari yang sehari-hari menjabat sebagai Baminlahta Infolahtarem 162/Wira Bhakti.

Begitu baiknya Tany Kurnia kepadanya, sehingga perempuan kelahiran Sumbawa, NTB ini, merasa tidak enak hati jika ada pelayanannya yang kurang. Meski dia merasa sudah maksimal melaksanakan tugas-tugasnya.

"Saya malah merasa tidak enak sama ibu. Mungkin ada layanan saya yang kurang ke beliau," tambah Listari.

Mereka berdua pertama kali ketemu Kurnia dan Tanty Kurnia di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid dan berpisah di tempat yang sama.

Tanty Kurnia lebih dulu meninggalkan Lombok yakni Selasa siang (21/7/2020) menuju Bandung via Jakarta. Sementara Kurnia pada Rabu sore (22/7/2020) balik ke Bali.

Selama kunjungan kerja di NTB, Kurnia dan Tanty Kurnia selain saya temani, juga didampingi para asisten dan istri.

Mereka adalah Asintel Kolonel Arh Made Kusuma Dhianagraha, Asops Kolonel Inf Rachmad Zulkarnain, Aslog Kolonel Cpl Simon Petrus Kamlasi, dan Aster Kolonel Inf Made Maha Partha.(bersambung/aqua dwipayana).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved