STMIK Primakara Susun Kebijakan Ringankan Beban Mahasiswa Terdampak Pandemi Covid-19
STMIK Primakara kini sedang menyusun kebijakan guna meringankan beban mahasiswa terdampak pandemi
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Irma Budiarti
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - STMIK Primakara kini sedang menyusun kebijakan guna meringankan beban mahasiswa terdampak pandemi Covid-19.
Ketua STMIK Primakara I Made Artana mengatakan, kebijakan tersebut rencananya dijalankan dengan mengambil bantuan dari pemerintah pusat.
Pihaknya mengaku mendapatkan "jatah" bantuan sebanyak 60 orang yang akan diberikan kepada mahasiswa terdampak langsung.
"Kampus juga membantu ini, karena sebetulnya pusat membayar ke kampus dan itu tidak sepenuhnya, sehingga kampus juga harus mensubsidi," tutur Artana ditemui di kampusnya saat peluncuran dan bedah buku Millenial Wahib Kaya, Jumat (24/7/2020) pagi.
Selain itu, pihaknya mengaku memberikan bantuan kuota kepada mahasiswa yang harus belajar melalui dalam jaringan (daring) atau online.
Pemberian bantuan ini langsung diringankan melalui pemotongan sebesar Rp 250 ribu dari uang Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP).
Tak hanya itu, STMIK Primakara juga bakal memberikan kesempatan kepada mahasiswa agar bisa mencicil pembayaran SPP.
"Jadi biasanya SPP yang dibayar selama satu semester kita bisa pecah menjadi empat. Untuk mahasiswa baru akan mengikuti mahasiswa yang eksisting," jelasnya.
Di tengah pandemi Covid-19 ini, Artana mengaku sudah berupaya melakukan analisis mengenai dampak yang terjadi di institusi pendidikannya itu.
Dalam penerimaan mahasiswa baru misalnya, Artana menilai bakal banyak dari mereka yang memilih opsi menunda perkuliahan sampai tahun depan.
"Karena memang tidak bisa, ya bagaimana. Orangtua atau mahasiswanya tidak bisa memaksakan kondisi bahwa mereka harus kuliah. Kalau diperhatikan untuk saat ini makan saja banyak yang tidak bisa. Makan, sandang, papan, kesehatan kan nomor satu, pendidikan mungkin ada setelah itu," kata Artana.
Pihaknya di STMIK Primakara mengaku penerimaan mahasiswa baru di kampusnya masih dalam rentang waktu satu setengah bulan ke depan.
Diperkirakan penerimaan tahun ini lebih sedikit dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Sebenarnya prediksi kami, akan growth banyak di tahun ini. Tetapi ya alam berkata lain," jelasnya.
Sementara di kampus vokasi Alfa Prima, Artana memprediksi akan terjadi peningkatan mahasiswa baru tahun ini.
Pasalnya, selain memilik opsi menunda kuliah di tengah pandemi, calon mahasiswa baru akan mencari kampus alternatif yang lebih murah dengan waktu yang lebih singkat seperti diploma.
"Karena di kampus kita yang lagi satu, itu cuma satu atau dua tahun kuliahnya mereka sudah bisa tamat," kata dia.
"Itu kira-kira mungkin alternatif yang diambil oleh orang-orang sehingga di kampus kita yang satunya lagi kondisinya meningkat, walaupun tidak meningkat signifikan," imbuhnya.
(*)