Bali Masuk 3 Destinasi Top Wisatawan Australia, Kemenpar Ajak Australia Hidupkan Sektor Pariwisata
Dalam menghadapi tantangan dan melihat peluang yang ada, berbagi informasi terkait langkah untuk memulihkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menjalin komunikasi terkait potensi kerja sama dengan Australia.
Hal ini sebagai upaya memulihkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang terpuruk akibat pandemi Covid-19.
Plt. Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf Frans Teguh, mengatakan perubahan yang terjadi pascapandemi Covid-19 menuntut upaya lebih dari Indonesia dan Australia untuk memulihkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Dalam menghadapi tantangan dan melihat peluang yang ada, berbagi informasi terkait langkah untuk memulihkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif serta sangat penting," kata kata Frans Teguh dalam keterangan persnya, Sabtu (25/07/2020).
"Hal ini juga demi mengeksplorasi potensi kerja sama ekonomi kreatif antara Indonesia dan Australia,” tambahnya.
• Percepat Verifikasi Fasilitas Pariwisata, Dispar Badung Akan Libatkan Asosiasi
• 11 September Pariwisata Bali Akan Dibuka untuk Wisman, Pemerintah Diharapkan Buka Visa On Arrival
Direktur Hubungan Antarlembaga Kemenparekraf/Baparekraf, K. Candra Negara, menambahkan, Indonesia dan Australia telah menandatangani kerja sama Bidang Ekonomi Kreatif pada 31 Agustus 2018 di Bogor, Jawa Barat.
Lingkup kerja sama meliputi penyiaran, seni visual termasuk kriya, fine arts, fotografi, dan industri kreatif termasuk seni pertunjukan, screen production yang terdiri dari animasi dan efek visual, games, musik, literatur dan penerbitan, desain, fesyen, arsitektur, warisan budaya, dan lain sebagainya.
Selain itu, Indonesia merupakan destinasi tujuan terbesar kedua setelah New Zealand bagi Australia dengan top 3 destinasi wisatawan Australia yaitu Bali, Jakarta, dan Kepulauan Riau.
BPS mencatat pada 2019 kunjungan wisman asal Australia mencapai 1.386.803 dengan rata-rata spending per visit mencapai 1.900 dolar AS.
Selain itu, total seats penerbangan dari Australia ke Indonesia mencapai 42.579 per minggu dan frekuensi penerbangan mencapai 199 per minggu.
• Dinas Pariwisata Gianyar Sudah Keluarkan 30 Sertifikat Operasional Pasca Covid-19
• Bali Jadi Proyek Percontohan Industri Pariwisata, Luhut Sebut Pulau Dewata Sudah Layak Dibuka
“Turunnya jumlah wisman ke Indonesia khususnya wisman asal Australia menuntut kita menyusun langkah kreatif, salah satunya dengan menguatkan kerja sama melalui webinar internasional di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif, salah satunya dengan Australia,” kata Candra.
Deputy Chief of Mission Indonesian Embassy In Canberra, Mohammad Syarif Alatas, mengatakan perlu adanya pembukaan koridor perjalanan dengan melakukan travel bubble.
“Tujuannya ialah memudahkan masyarakat yang melintasi perbatasan dengan catatan Indonesia dan Australia sudah berhasil mengontrol situasi ini sehingga menciptakan sebuah gelembung atau koridor perjalanan wisata,” kata Syarif Alatas.
Australia juga telah berencana untuk membuka perbatasan dengan kesepakatan lewat travel bubble.
Travel bubble merupakan zona bepergian secara bebas, dengan syarat tidak keluar dari batasan yang ada.