11 September Pariwisata Bali Akan Dibuka untuk Wisman, Pemerintah Diharapkan Buka Visa On Arrival
"Penerbangan langsung dan VoA (Visa On Arrival) juga jadi catatan. Kalau tidak ada penerbangan wisatawan tidak ada datang," kata Wijaya
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Berbagai hal nampaknya harus diperhatikan menjelang dibukanya pariwisata Bali yang rencananya dibuka pada 11 September mendatang.
Mulai dari menata destinasi hingga memastikan adanya konektivitas penerbangan menuju Bali dengan dibukanya kembali Visa On Arrival (VoA) bagi wisatawan mancanegara.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Bali Bidang Pariwisata, Made Wijaya mengungkapkan, anggota Kadin Bali, khususnya yang bergerak di bidang pariwisata siap menyambut peluang di new normal dengan memanfaatkan digitalisasi.
Diharapkan olehnya, ke depan pariwisata Bali memang berkualitas dengan memanfaatkan digitalisasi dan teknologi.
"Penerbangan langsung dan VoA (Visa On Arrival) juga jadi catatan. Kalau tidak ada penerbangan wisatawan tidak ada datang," kata Wijaya dalam Focus Group Discussion (FGD) Virtual Terbatas "Strategi Peningkatan Wisatawan di Era Tatanan Baru" yang digelar Pusat Studi Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar, Rabu (15/7/2020).
• Pasien Positif Covid-19 di Buleleng Bertambah 3 Orang, Sopir Lintas Jawa-Bali Terjaring di Pos Sekat
• Bupati Temui Managerial RSUD Buleleng, Minta Pelayanan Kesehatan Dimaksimalkan
• Meski Ekonomi Berat Akibat Pandemi, Banyuwangi Tak Kurangi Alokasi Dana Desa
Ia menambahkan, secara prinsip pihaknya siap bersinergi dalam pemulihan pariwisata Bali.
"Untuk meningkatkan kembali kunjungan pariwisata ke Bali, penting adanya sinergisitas antara pemangku kebijakan, sebab pariwisata ujung tombak perekonomian. Kami pelaku usaha tetap optimis pariwisata Bali kembali jaya," ujar Wijaya.
Untuk menyambut era baru, Kadin Bali juga berharap benar-benar ada sosialisasi yang terus-menerus kepada operator pariwisata.
Adanya pariwisata antar pulau seperti Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan juga harus mendapatkan perhatian.
Pihaknya mengharapkan kepada Dinas Pariwisata Provinsi Bali agar ada blue print duduk bersama dan yang terpenting sekarang untuk bangkitnya pariwisata, pikirkan bersama pergerakan pariwisata agar spektakuler, berjalan dengan cepat beberapa langkah.
"Kadin Bali siap sekali bersinergi, bersama melangkah pariwisata Bali agar normal dan jadi pariwisata berkualitas yang berkelanjutan," tandas Wijaya.
• Diadili Terkait Dugaan Penggelapan dan Pemalsuan Dokumen, Notaris Agus Satoto Enggan Ajukan Eksepsi
• Mobil Goyang di Depan Rumah Dinas Wakil Bupati, Satpol PP Temukan ABG Tengah Berduaan
• Setelah Bebas Sara Connor Pelaku Pembunuhan Polisi di Kuta Belum Bisa ke Australia, Ini Sebabnya
Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) Bali, I Putu Winastra, juga berharap dibuka kembali VoA bagi wisatawan mancanegara.
Menurutnya, tanpa adanya VoA wisatawan tidak bisa datang ke Pulau Dewata.
"Pemerintah katakan international border di Bali dibuka 11 September. Harapannya pemerintah secara bersamaan buka VoA sebab ada peraturan menteri tentang pelarangan orang asing masuk Indonesia. Kalau VoA tidak dibuka wisatawan tidak akan datang. Jadi jangan menunggu," papar Winastra.