Corona di Bali

Wisata Bahari Rafting Sekitar Sungai Tlaga Waja Karangasem Mulai Dibuka

Wisata Bahari Rafting sekitar Sungai Tlaga Waja, Desa Rendang, Karangasem, Bali, mulai dibuka.

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Tribun Bali/Saiful Rohim
Suasana aliran Sungai Telagawaja, Desa Muncan, Kecamatan Selat. Aliran sungai digunakan untuk kegiatan rafting 

TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Wisata Bahari Rafting sekitar Sungai Tlaga Waja, Desa Rendang, Karangasem, Bali, mulai dibuka.

Pemilik usaha rafting sudah mulai mempersiapkan.

Diantaranya, membersihkan sekitar aliran Sungai Telag Waja, dari garis start hingga garis finish untuuk wisata bahari.

Pengusaha BMW Rafting di Telaga Waja, Made Agus Kertiana mengatakan, sebagian pengusaha sudah persiapkan untuk beroperasi.

5 Lip Cream Ini Tahan Lama, Tidak Perlu Berkali-kali Touch Up

Fenomena Suhu Dingin Jadi Sorotan, BMKG Ungkap Penyebab & Sebut Awal Agustus Kian Terasa di Bali

Mengenang Hari Lahir Penyair Legendaris Chairil Anwar, Ini 10 Puisi Terbaik Si Binatang Jalang

Pembukaan sudah dimulai awal Juli 2020, saat pembukaan tatanan kehidupan era baru (New Normal).

Sekarang masih membersihkan sekitar aliran Telaga Waja.

"Sekarang masih pecobaan dan perbaikan jalur rafting di Sungai Telaga Waja. Ada beberapa wisatawan domestik yang sudah mulai berkunjung ke rafting, tapi tidak begitu banyak. Sekitar 15-20 orang," kata I Made Agus Kertiana, Minggu (26/7/2020).

Ditambahkan, pengusaha rafting masih menunggu Bandara Ngurah Rai beroperasi.

Terutama penyeberangan dari luar negeri menuju Bali.

Mengingat pengunjung yang rafting sebagian besar wisatawan mancanegara.

Seperti wisatawan Timur Tengah, Eropa, Australia, dan beberapa wisman dari Asia.

"Masih menunggu Bandara International buka. Dan sekarang kesempatan mempersiapkan buka, sambil ada beberapa perbaikan. Memang sudah ada beberapa yang mau mencoba tapi belum jadi rutinitas,"jelas Made Agus Kertiana, pria yang juga menjabat sebagai wakil Ketua II DPRD Karangasem.

Terkait protokol kesehatan sudah dipersiapkan sesuai ketentuan dari gugus tugas percepatan penanggann Covid-19.

Seperti mempersiapkan tempat pencucian tangan, hand sanitaizer, serta alat pengukur suhu tubuh.

Dan yang terpenting yakni wisatawan yang datang harus pakai alat pelindung diri.

Untuk diketahui, penutupan wisata bahari rafting dimulai sejak akhir bulan maret 2020.

Penutupan dilakukan mengantisipasi sesuatu yang tidak diinginkan.

Mengingat tamu yang rafting di dominasi tamu mancanegara.

Apalagi temuan kasus di Karangasem terus meningkat.

Terutama transmisi lokal.

Penutupan wisata bahari rafting juga karena turun jumlah pengunjung.

Setelah merebaknya virus Corona tamu mancanegara yang datang untuk rafting menurun.

Yang biasanya per hari mencapai ratusan orang, kini hanya 10 sampai 15 orang per harinya.

Harapanya vaksin Covid-19 bisa ditemukan.

Karyawan yang bekerja di rafting sementara dirumahkan lantaran aktivitas rafting ditutup sementara.

Meliputi karyawan tetap dan freelance.

Jumlahnya mencapai ratusan orang.

Karyawan yang dirumahkan dipersilahkan untuk istirahat sementara, hingga kondisi kembali membaik.(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved