Indonesia Diproyeksikan Jadi Negara dengan Pemulihan Ekonomi Tercepat setelah China
"Meskipun di tahun 2021 IMF, Bank Dunia maupun OECD meyakini bahwa perekonomian akan mulai tumbuh positif di tahun 2021,
"Artinya mungkin peredaran uang yang ada di bawah karena ada BLT desa, ada bansos tunai, ada bansos sembako."
"Itu akan sangat mempengaruhi daya beli dan konsumsi rumah tangga, konsumsi masyarakat," katanya.
Selain itu, menurut Presiden, ekspor juga naik dibanding periode Mei dan Juni.
Momentum dan kondisi tersebut menurut Presiden harus dijaga dan ditingkatkan.
"Momentum-momentum ini jangan kita lewatkan. Koperasi juga sama."
"Saya ingin agar indikator-indikator yang tadi saya sampaikan itu juga diikuti gerakan koperasi secepat-cepatnya."
"Juga memberikan dorongan pinjaman kepada para pelaku-pelaku usaha, terutamanya pelaku UMKM," paparnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan, kondisi sekarang ini sangatlah sulit.
Pemerintah selain harus mengendalikan penyebaran Covid-19, juga harus menahan dampak ekonomi yang ditimbulkan.
"Kita tahu semuanya keadaan sekarang adalah keadaan yang tidak mudah."
"Keadaan yang sangat sulit, bagaimana mengendalikan Covid-19 dan ekonomi ini supaya berjalan beriringan, bukan hal yang mudah," papar Presiden.
Presiden mengatakan, perkembangan ekonomi global sangat dinamis.
Prediksi pertumbuhan ekonomi berubah-ubah karena kondisi yang tidak menentu.
Misalnya pada tiga bulan lalu ia menelepon Managing Director IMF Kristalina Georgieva, yang menyampaikan pertumbuhan ekonomi dunia akan minus 2,5 persen, dari sebelumnya plus 3-3,5 persen.
Sementara, sebulan kemudian Presiden Bank Dunia David Malpass menyebut pertumbuhan ekonomi dunia akan minus 5 persen.