Yayasan Kemanusiaan Ibu Pertiwi Kumpulkan HP & Laptop Bekas untuk Bantu Siswa Tak Punya Gadget
Yayasan Kemanusiaan Ibu Pertiwi mengumpulkan donasi HP maupun laptop bekas untuk membantu siswa
Penulis: Putu Supartika | Editor: Irma Budiarti
Sehingga tak jarang mereka harus turun ke pusat desa untuk bisa belajar online atau mengirim tugas.
Yayasan ini berdiri tahun 2002 yang awalnya untuk membantu korban bom Bali.
Anak yang orangtuanya meninggal akibat bom Bali dibantu sekolah hingga universitas.
Tahun 2004 yayasan ini kembali membuat program kembali ke sekolah.
Tujuannya membantu siswa yang putus sekolah untuk bisa bersekolah kembali.
"Progran kembali ke sekolah ini membantu biaya sekolah anak-anak SMP dan SMA. Kami bantu juga peralatan sekolah, tas, sepatu, alat tulis, dan uang saku. Kalau untuk SD hanya peralatan sekolah dan uang saku," katanya.
Pihaknya pun mencari donatur untuk bisa melakukan program ini.
Untuk anak asuh yayasan ini tersebar di Denpasar, Badung, Gianyar, Karangasem, Buleleng, dan Bangli.
"Saat ini yang terbanyak di Karangasem. Hampir 100 orang," katanya.
Untuk melakukan survei, pihaknya bekerjasama dengan Dinas Sosial maupun pihak desa setempat.
"Kami dapat data awal lalu lalukan survey untuk menentukan kelayakannya," katanya.
Untuk memberikan bantuan, pihaknya melihat kondisi sosial ekonomi dan nilai rapornya.
Setelah tamat SMA mereka dibiayai untuk pelatihan setara D1.
Jika berprestasi akan dibiayai ke jenjang universitas selama 3 hingga 4 tahun.
Hingga kini yayasan ini sudah membantu ribuan siswa untuk bisa sekolah yang tersebar di seluruh Bali.
(*)