Cerita Menhub Budi Karya Sumadi Mengenal Nusa Penida Bali Sejak SD Melalui Pelajaran Geografi
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi ternyata sudah lama mengenal Nusa Penida.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi ternyata sudah lama mengenal Nusa Penida.
Dalam sambutannya saat acara peletakan batu pertama pembangunan Pelabuhan Segitiga Emas kemarin, ia mengatakan sudah mengenal nama Nusa Penida sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
Pernyataannya itu disambut tepuk tangan para undangan dan warga setempat yang menyaksikan kegiatan tersebut.
"Jadi, bagi saya Nusa Penida bukanlah hal yang baru. Saya sudah mengenalnya sejak SD, saat pelajaran ilmu bumi (geografi) saya dibuat tertarik dengan pulau kecil di tenggara Pulau Bali ini," ujarnya.
Menhub mengungkapkan, Presiden Jokowi memiliki perhatian khusus pada Bali. Mengingat Bali memiliki daya tarik pariwisata dan terus dikembangkan menjadi pusat pariwisata dunia.
Menhub mengatakan, pemerintah berkomitmen penuh merealisasikan pembangunan pelabuhan di Nusa Penida dan menjadikannya sebagai proyek strategis Kementerian Perhubungan.
"Ini juga untuk menunjang konsep Presiden yang ingin menjadikan Bali sebagai super hub tourism. Semoga dengan pembangunan pelabuhan ini bisa menunjang pariwisata di wilayah ini," ujarnya.
Menteri Perhubungan melakukan kunjungan kerja ke Bali sejak Minggu (2/8). Menhub bertemu Gubernur Bali Wayan Koster membahas sejumlah hal.
Di antaranya kelanjutan pembangunan infrastruktur transportasi, penanganan transportasi yang aman dan sehat di masa adaptasi kebiasaan baru dan ground breaking Pelabuhan Penyeberangan di Nusa Penida.
“Kita tahu saaat pandemi terjadi, pariwisata di Bali mengalami keterpurukan. Ini saatnya Bali bangkit kembali menjadi destinasi wisata favorit baik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Kemenhub siap mendukung kebangkitan pariwisata di Bali melalui penerapan protokol kesehatan dalam bertransportasi. Kita harus lakukan ini secara konservatif dan hati-hati untuk mencegah penularan Covid-19,” kata Menhub Budi Karya.
Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, secara bertahap Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali kembali membuka objek wisata untuk masyarakat lokal pada 9 Juli lalu.
Pada 31 Juli 2020, Bali membuka sektor pariwisata bagi turis domestik di masa adaptasi kebiasaan baru (new normal). Bulan depan Balimembuka sektor pariwisata bagi para turis mancanegara.
Gubernur memastikan, pembukaan kembali sektor pariwisata di Bali diikuti penerapan protokol kesehatan yang ketat oleh para pelaku usaha pariwisata.
Pemprov Bali melihat para pelaku usaha telah siap menjalankan protokol kesehatan dan sejauh ini pembukaan kembali pariwisata di Bali telah berjalan baik.
Penutupan objek wisata Bali sejak April 2020 membuat jumlah pergerakan pesawat dan penumpang menurun sangat signifikan.
Data Angkasa Pura (Persero) I Kantor Cabang Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali menunjukkan, sejak April-Juni 2020 penurunan pergerakan pesawat mencapai 90 persen lebih atau hanya sekitar 500 sampai 1000 pergerakan pesawat per bulan.
Biasanya dalam satu bulan terdapat sekitar 10 ribu sampai 13 ribu pergerakan penumpang.
Pergerakan penumpang juga mengalami penurunan 95-99 persen pada bulan April-Juni 2020, atau hanya ada 8.000 sampai 20 ribu penumpang per bulan.
Pada pada bulan yang sama tahun lalu pergerakan penumpang mencapai 1-2 juta lebih per bulan.
Setelah pemerintah menetapkan masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), pada bulan Juli ini pergerakan pesawat maupun penumpang domestik dari dan ke Bali mengalami peningkatan dibandingkan bulan April-Juni 2020.
Pada periode 1-25 Juli 2020 tercatat sebanyak 954 penerbangan (meningkat dibandingkan pada periode 1-25 Juni 2020 yang hanya 416 penerbangan) dan 56 ribu lebih penumpang (meningkat dibandingkan pada periode 1-25 Juni 2020 yang hanya 14 ribu lebih penumpang).
Melalui Permenhub 41 Tahun 2020 dan aturan turunannya, Kemenhub bersama para operator transportasi dan Pemerintah Daerah telah berkomitmen untuk melakukan pengendalian transportasi.
Tujuannya menciptakan perjalanan yang aman dan sehat bagi masyarakat melalui penerapan protokol kesehatan mulai dari area keberangkatan, dalam perjalanan sampai tiba di area kedatangan.
“Hal itu dilakukan agar masyarakat tetap dapat produktif namun tetap aman dari penularan Covid-19,” demikian Menhub. (mit/zae)