Corona di bali

Ramuan Berbahan Dasar Arak Bali untuk Pasien Covid-19 Belum Bisa Diterapkan di Rumah Sakit

Bahkan lebih singkat dibandingkan dengan metode standar yang menggunakan peningkatan antibodi pasien.

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Wema Satya Dinata
Istimewa
ilustrasi- arak Bali 

Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Gubernur Bali Wayan Koster menyampaikan keberhasilan penanganan bagi pasien yang terinfeksi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Pulau Dewata.

Menurutnya, salah satu upayanya yakni melalui suatu riset berbahan dasar arak lokal yang digagas olehnya.

Gubernur Koster mengklaim, melalui ramuan berbahan dasar arak tersebut, para pasien yang sudah dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 mampu dipulihkan dalam waktu yang relatif sangat singkat.

Bahkan lebih singkat dibandingkan dengan metode standar yang menggunakan peningkatan antibodi pasien.

Penglingsir Puri Ageng Mengwi Enggan Beberkan Dukungannya di Pilkada 2020

Hasto Sebut Rekomendasi PDIP Akan Diumumkan Jelang HUT Kemerdekaan RI, Gung Jaya Ngaku Belum Tahu

Ada di wilayah KRB, Frontier dan Walhi Bali Protes Rencana Pembangunan Pusat Kebudayaan di Klungkung

“Melalui teknik ini, persentase penyembuhan pasien terus meningkat. Saat ini hanya tersisa kurang lebih sekitar 500 pasien yang masih dirawat, baik dirawat di RS bagi yang sakit maupun cukup karantina bagi yang kondisinya sehat," kata Gubernur Koster saat membuka secara resmi sidang Sinode ke-47 Gereja Protestan Bali di Aula SMK Wira Harapan, Dalung, Kuta Utara, Badung, Selasa (4/8/2020)

Ia menuturkan, dengan ramuan berbahan dasar arak tersebut, pasien cukup diterapi tiga kali sehari dan saat dilakukan uji swab pada hari ketiga sudah dinyatakan negatif.

Namun sayangnya, izin edar penemuan riset ini belum keluar sehingga baru bisa diterapkan hanya kepada pasien yang dikarantina.

Sedangkan pada pasien yang dirawat di rumah sakit belum bisa diterapkan dikarenakan rumah sakit memiliki standar pelayanan yang tidak memperbolehkan terapi yang belum memiliki izin edar.

"Namun saya sudah terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat agar uji klinis riset ini bisa dipercepat agar bisa bermanfaat bagi masyarakat luas,” tuturnya.

Lebih jauh, Gubernur Koster juga menyinggung peranan masyarakat Bali yang berhasil menekan laju penyebaran pandemi Covid-19 melalui keberadaan desa adat.

Ia menilai, sudah barang tentu hal tersebut sepatutnya juga diikuti oleh umat yang lain untuk ikut berperan dalam mencegah penyebaran pandemi Covid-19.

Keberhasilan ini pun, kata Koster, mendapat apresiasi dari pemerintah pusat yang langsung disampaikan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat dirinya diundang ke Istana Negara.

Saat ini, metode yang diterapkan oleh Bali dalam menangani pandemi Covid-19 sedang digalakkan menjadi percontohan bagi daerah lain di Indonesia yang masih memiliki kekuatan adat.

Sebelumnya, peneliti ramuan arak tersebut Prof. Made Agus Gelgel Wirasuta mengatakan, dalam penanganan pasien Covid-19 ada dua ramuan yang pihaknya sudah kembangkan.

Kubu Massker Yakin ‘Akar Rumput’ Hanura Tak ke Dana-Artha pada Pilkada Karangasem 2020

Bertambah, Pasien Covid-19 yang Meninggal di Karangasem

Ada Nama Ari Dwipayana, Inilah Nama-nama Dewan Direksi dan Komisaris Pupuk Indonesia yang Baru

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved