Corona di Bali
Ramuan Arak Belum Bisa Dipakai di Rumah Sakit
Gubernur Bali Wayan Koster menyampaikan keberhasilan penanganan bagi pasien yang terinfeksi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Pulau Dewata.
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ady Sucipto
"Ramuannya kami inovasi menjadi teh agar tidak menimbulkan kesan tidak enak saat diminum. Saat ini sudah memiliki izin edar setelah didaftarkan hak paten oleh Universitas Udayana,” kata Prof Gelgel.
Hal itu Prof Gelgel sampaikan saat kunjungan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI di Desa Adat Pedungan, Denpasar, Senin (3/8).
“Dalam lontar usadha Bali sudah banyak dimuat ramuan lokal bali, contohnya ramuan yang kami kembangkan," imbuhnya.
Ramuan berikutnya, yakni berbahan dasar arak yang penemuannya diawali dengan kejadian meningkatnya penyebaran Covid-19 di Desa Serokadan, Bangli.
Seorang panglingsir setempat, yang juga penekun pengobatan tradisional, mendapat pawisik untuk memanfaatkan arak sebagai media pengobatan setelah melakukan meditasi.
Informasi tersebut disampaikan kepada Prof. Gelgel untuk dilakukan riset secara kimia.
“Ramuan yang berikutnya yakni berasal dari arak lokal Bali, sebenarnya metode ini sudah tidak asing, di lontar Bali juga sudah dimuat, bahkan pengobatan internasional juga memanfaatkan therapy uap arak untuk pengobatan infeksi saluran pernapasan," tuturnya.
Ia mengatakan, temuannya berupa ramuan arak Bali mampu meringankan dan membantu pengobatan infeksi akibat Covid-19.
Prof Gelgel mengklaim bahwa ramuannya itu sudah terbukti mampu mempercepat proses penyembuhan pasien Covid-19.
Biasanya jika menggunakan peningkatan antibodi, pasien membutuhkan waktu sekitar dua minggu.
Namun dengan ramuan arak, waktu yang dibutuhkan untuk sembuh hanya tiga hari saja.
Namun, menurutnya, ramuan berbahan dasar arak ini memiliki efek samping. Jika kandungan alkohol terkonsentrasi maka akan menimbulkan bahaya terbakar.
"Ini sangat berbahaya. Di Amerika banyak dilaporkan kasus terbakar akibat menghirup uap alkohol.
Hal inilah yang kembali kami riset dan modifikasi bersama bahan lainnya agar bisa menjadi obat terutama untuk pengobatan virus corona,” tegasnya.

Uji Klinis