Cerita Eks Kapten Kapal Rhosus yang Meledak di Beirut Lebanon Tentang Majikan Rakus
Kapal MV Rhosus diperintahkan memutar ke Beirut karena persoalan finansial, dan diminta mengangkut kargo tambahan
Pada Selasa (4/8/2020) waktu setempat, timbunan itu terbakar dan meledak tidak jauh dari area permukiman kota.
Ledakan dahsyat itu menewaskan sedkitnya 145 korban jiwa dan melukai 5.000 orang.
Lebih dari 500.000 orang kehilangan tempat tinggal, karena bangunan-bangunan kini rata dengan tanah.
Seandainya tidak mengambil kargo tembahan, kapal itu mungkin bisa beranjak dari Beirut.
Mandor kapal asal Ukraina, Boris Musinchak menceritakan, para anak buah kapal (ABK) sudah menaruh muatan alat-alat berat termasuk ekskavator dan penggiling jalan, di atas pintu ke palka kargo yang menyimpan amonium nitrat di bawahnya.
Tapi saat alat-alat berat itu dimuat, pintu penahannya rusak.
"Kapal itu tua dan pintu penutupnya bengkok," ucap Musinchak melalui telepon. "Kami memutuskan untuk tidak mengambil risiko."
Kapten dan tiga awak kapal menghabiskan waktu 11 bulan di dalam kapal, saat sengketa hukum berlangsung berlarut-larut.
Mereka tidak dibayar dan persediaan makanannya menipis.
Begitu mereka bisa pulang, muatan amonium nitrat diturunkan.
"Muatan itu sangat eksplosif. Itulah kenapa disimpan di kapal saat kami di sana... Amonium nitrat itu memiliki konsentrasi yang sangat tinggi," ujar Prokoshev.
Kapal MV Rhosus kabarnya tenggelam di tempatnya ditambatkan di pelabuhan Beirut.
Dalam surel yang dikirim seorang pengacara ke Prokoshev pada 2018, kapal itu dikatakan tenggelam "baru-baru ini".
11 Bulan Hidup di Dalam Kapal Rhosus
Boris Prokoshev,kini tengah menghabiskan masa-masa pensiunnya di sebuah desa di Rusia kaget ketika menerima surel pada suatu pagi.