Cerita Eks Kapten Kapal Rhosus yang Meledak di Beirut Lebanon Tentang Majikan Rakus

Kapal MV Rhosus diperintahkan memutar ke Beirut karena persoalan finansial, dan diminta mengangkut kargo tambahan

Editor: Eviera Paramita Sandi
STR via AFP
Sebuah helikopter berusaha memadamkan api dalam ledakan yang terjadi di pelabuhan Beirut, ibu kota Lebanon, pada 4 Agustus 2020. 

Kapal itu berhenti di Beirut dengan harapan bisa mendapatkan uang tambahan dengan mengambil beberapa alat berat. Tetapi muatan tambahan itu terbukti terlalu berat untuk Rhosus dan para kru menolak untuk menerimanya.

Rhosus segera disita oleh otoritas Lebanon karena gagal membayar biaya pelabuhan, dan tidak pernah meninggalkan pelabuhan lagi.

Prokoshev dan tiga awak lainnya terpaksa tetap berada di kapal karena larangan imigrasi.

Mantan kapten itu mengatakan mereka terjebak di kapal selama 11 bulan, dengan makanan dan persediaan lainnya yang menipis.

Dia mengatakan bahwa Grechushkin meninggalkan mereka tanpa membayar gaji atau pun utangnya ke pelabuhan.

Dia juga mengatakan bahwa pelabuhan Beirut memberi mereka makanan karena kasihan.

Sampai suatu hari dia menjual sebagian bahan bakar kapal dan menggunakan uangnya untuk menyewa pengacara yang membuat kru dibebaskan dengan alasan belas kasih pada 2014 silam.

Kargo dipindahkan ke gudang pelabuhan setelah kru turun dan kembali ke Ukraina pada 2014, kata Prokoshev.

Kargo itu tetap di sana sampai meledak pada Selasa kemarin (4/8/2020).

Adapun terkait kapal setelah kargo diturunkan, kapal itu tenggelam beberapa tahun pasca kepergian para kru.

Kapal Rhosus memiliki lubang di bagian lambung kapal dan para kru ketika berada di atasnya harus memompa air secara teratur agar kapal tetap mengapung.

Tapi Charalambos Manoli, pengusaha Siprus yang memiliki kapal sebelum Grechushkin membelinya, mengklaim kapal itu tetap berlabuh di Beirut dan hancur dalam ledakan pada Selasa, dia bilang dia melihat reruntuhan kapal di foto pelabuhan yang hancur.

Ledakan itu menimbulkan kemarahan di Lebanon terhadap pihak berwenang yang membiarkan zat berbahaya itu disimpan selama bertahun-tahun.

Prokoshev pun berempati terhadap korban ledakan.

“Sangat buruk (mengetahui) banyak orang meninggal, mereka tidak ada hubungannya dengan itu. Dan saya menyadari bahwa pemerintah Lebanon yang menyebabkan situasi ini," katanya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kapten Kapal Rhosus: Majikan Rakus Paksa Ambil Kargo Tambahan di Beirut"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved