Anggota DPR Ini Dinilai Berpakaian Terlalu Seksi Hingga Picu Perdebatan, Begini Profil Ryu Ho-jeong

Ryu Ho-jeong sebelumnya nekad mengenakan gaun pendek berwarna merah ketika menghadiri rapat di parlemen.

Editor: Ady Sucipto
istimewa
Ryu Ho-jeong 

TRIBUN-BALI.COM - Setelah nekad mengenakan pakaian terlalu seksi, anggota parlemen majelis Nasional Korea Selatan (setara DPR RI), Ryu Ho-jeong (28) memicu kontroversi hingga panen kecaman. 

Ryu Ho-jeong sebelumnya nekad mengenakan gaun pendek berwarna merah ketika menghadiri rapat di parlemen. 

Aksinya tersebut kemudian menjadi viral dan menuai sorotan tajam publik di Korea Selatan

Isu ini menjadi viral di Korea Selatan lantaran memunculkan hal yang tidak terpikirkan sebelumnya, yakni aturan berpakaian yang pantas di Majelis Nasional.

Ryu Ho-jeong menghadapi pengawasan ketat di berbagai komunitas online minggu ini yang termasuk komentar misoginis dan seksis yang menyamakannya dengan "gadis panggilan" atau "pelayan bar."

Mengutip ABC News, limpahan komentar negatif berbenturan dengan sorak-sorai online yang mendukung kebebasan memilihnya.

Sebuah debat aktif, kata para analis, yang mencerminkan perpecahan generasi dan budaya yang dalam di masyarakat yang sebagian besar konservatif atas norma-norma sosial.

"Pekerjaan anggota dewan adalah pelayanan publik yang diawasi oleh semua warga, jadi mereka harus tetap berpegang pada formalitas ketika menjalankan pekerjaan mereka," kata Jung Yoojin, seorang senior perguruan tinggi yang belajar di Korea Selatan, kepada ABC News.

Ryu Ho-jeong (28) saat diwawancarai alasan memakai gaun terusan berwarna di Majelis Nasional Korea Selatan.
Ryu Ho-jeong (28) saat diwawancarai alasan memakai gaun terusan berwarna di Majelis Nasional Korea Selatan. (Lawmaker Ryu Ho-jeong's office/abc news)

"Bahkan mahasiswa pun berdandan formal saat melakukan presentasi di kelas. Muncul dengan gaun merah sepertinya tindakan yang bertentangan dengan sentimen nasional."

Tapi Ryu, yang merupakan anggota termuda di majelis, mengabaikan reaksi negatif yang mengatakan bahwa "otoritas Majelis Nasional tidak dibangun dengan mengenakan jas".

"Majelis Nasional berpusat pada pria paruh baya berusia 50-an, dan saya ingin menghentikan praktik ini yang diwakili oleh jas dan dasi gelap dengan mengenakan pakaian kasual," katanya kepada ABC News.

Majelis Nasional Korea Selatan yang beranggotakan 300 orang telah menjadi beragam usia dan jenis kelamin dalam beberapa dekade terakhir, tetapi sebagian besar masih terdiri atas pria paruh baya.

Sebanyak 97 persen anggota parlemen berusia di atas 40 tahun, sementara hanya 3 persen di bawah 30 tahun, dan 84,3 persen adalah laki-laki, menurut laporan Komisi Pemilihan Umum Nasional.

"Orang Korea cenderung menganggap Majelis Nasional sebagai tempat kekuasaan yang serius dan khusyuk. Ada juga sisa-sisa formalitas yang masih mendominasi masyarakat ini," kata Lee Joohee, direktur Pusat Pengembangan Karir Sosiologi Universitas Wanita Ewha kepada ABC News.

"Saya melihat pakaian Ryu sebagai representasi dari orang-orang berusia 20-an," kata Kim Sunwoo, seorang lulusan perguruan tinggi yang mencari pekerjaan.

Ryu Ho-jeong saat menghadiri rapat di Majelis Nasional Korea Selatan.
Ryu Ho-jeong saat menghadiri rapat di Majelis Nasional Korea Selatan. (Lawmaker Ryu Ho-jeong's office/abc news)
Halaman
1234
Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved