Docking KMP Jaya Abadi Dianggarkan Rp 1,9 Miliar, Masih Fokus Perawatan di Mesin
Proses docking (perawatan rutin) kapal roll on roll off (Roro) KMP Nusa Jaya Abadi dijadwalkan bulan September 2020 mendatang.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA-Proses docking (perawatan rutin) kapal roll on roll off (Roro) KMP Nusa Jaya Abadi dijadwalkan bulan September 2020 mendatang.
Hanya saja tahun ini docking tidak dapat dilakukan menyeluruh.
Karena keterbatasan anggaran, proses docking pun hanya fokus pada perawatan mesin.
Kepala Bidang Angkutan dan Sarana Dinas Perhubungan Kabupaten Klungkung, Wayan Sudiarta menjelaskan, sebelumnya sempat ada rencana untuk membenahi fasilitas di Kapal Roro Nusa Jaya Abadi, seperti kursi, toilet dan lainnya.
• Pedagang Depan RS BMC Bangli Terkonfirmasi Positif Covid-19
• Ini Jadwal Belajar dari Rumah TVRI 10 Agustus 2020, Akan Ada Acara Netflix Chasing Coral
• 7 Arti Mimpi Dikejar Menandakan Kekhawatiran, Trauma Masa Kecil Hingga Keuangan Bermasalah
Setelah melakukan kajian, docking sekaligus perbaikan fasilitas kapal diperkirakan menelan anggaran hingga Rp 2,5 miliar.
Hanya saja, Pemkab Klungkung hanya bisa menganggarkan Rp 1,9 miliar.
"Jumlah ini sama dengan docking tahun lalu. Sehingga dengan anggaran itu, docking sementara masih fokus pada mesin," ujarnya, Minggu (9/8/2020).
Menurutnya, docking rutin dilakukan setiap tahun dan biasanya menghabiskan waktu selama sebulan penuh.
Docking dilakukan untuk menjaga kelangsungan mesin kapal yang melayani penyeberangan pulang-pergi Pelabuhan Padangbai, (Karangasem)-Nusa Penida, (Klungkung) tersebut.
Apalagi saat ini diakuinya kecepatan kalal Roro Nusa Jaya Abadi mulai berkurang.
Jika saat baru datang dari proses docking tahun lalu, biasanya penyeberangan dari Padangbai-Nusa Penida bisa ditempuh dalam waktu 45 menit.
Namun sekarang satu jam 20 menit.
"Setelah datang dari proses docking, waktu tempuh bisa normal lagi," jelasnya.
Saat proses docking nanti, pihaknya pun memastikan tidak ada penyeberangan yang sampai terganggu.
Mengingat sudah ada banyak boat cepat yang melayani penyeberangan penumpang.
Sementara untuk penyeberangan barang bisa memaksimalkan keberadaan kapal LCT yang dikelola oleh pihak swasta. (*).