Populer di Tribun Bali
POPULER : Pria Kelahiran Banyuwangi Ini Resmi Sebagai Dirjen Bimas Hindu
Populer Tribun Bali hari ini, Selasa (11//8/2020). Berikut tiga berita populer Tribun Bali hari ini yang mungkin kamu lewatkan dalam sepekan. 1.
TRIBUN-BALI.COM – Populer Tribun Bali hari ini, Selasa (11//8/2020).
Berikut tiga berita populer Tribun Bali hari ini yang mungkin kamu lewatkan dalam sepekan.
1. Sosok Tri Handoko Seto, Dirjen Baru Bimas Hindu
Menteri Agama Fachrul Razi resmi melantik Dr. Tri Handoko Seto sebagai Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Hindu menggantikan Prof. I Ketut Widnya, Senin (10/8/2020).
Ia merupakan pria kelahiran Banyuwangi, Jawa Timur, 21 Januari 1972.
Tri Handoko sebelumnya menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Pusat Teknologi Pengembangan Sumberdaya Wilayah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (TPSW-BPPT) merangkap Kepala Balai Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC-BPPT).
Sebelumnya, Tri Handoko juga memegang jabatan penting di organisasi masyarakat Hindu. Ia tercatat sebagai Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Hindu Indonesia (ICHI).
Tri Handoko menyelesaikan pendidikan lanjutan strata 3 di Jepang hingga menyabet gelar doctor (S3) dari Universitas Kyoto, Jepang, di bidang Meterologi dan Geofisika.
• Kementerian Agama RI Lantik Dirjen Bimas Hindu dan 4 Pejabat Eselon 1 Lainnya
Usai pelantikan kemarin, wartawan Tribun Bali, I Wayan Sui Adnyana, berkesempatan wawancara khusus melalui sambungan telepon dengan Tri Handoko yang pernah mendapatkan penghargaan “Tokoh Inovator Indonesia” dari Kementerian Riset dan Teknologi. Berikut petikannya.
Saat ini Bapak sudah resmi menjadi Dirjen Bimas Hindu, saya ingin mendengar ceritanya dari awal pengen menjadi dirjen itu?
Ya jadi awalnya memang tidak terbesit keinginan untuk jadi dirjen, karena karier saya di BPPT cukup mantaplah ya.
Saya cukup nyaman di sana. Namun demikian, dorongan, keinginan para tokoh Hindu di seluruh Indonesia itu terus mendorong saya agar bersedia mencalonkan diri.
Ya mereka punya alasan masing-masing mengapa mendorong saya, akhirnya karena dorongan itu makin lama makin banyak, ya mikir juga.
Ya kalau memang jalannya harus ke situ ya mungkin saya akan mendaftar. Ya akhirnya setelah minta petunjuk gitu ya, akhirnya saya putuskan untuk mendaftar.
Seperti apa visi misi Bapak terkait dengan ke-Hindu-an di Indonesia?
Ya tentu saja kita harus membuat Hindu di Indonesia ini menjadi lebih baik. Saya kira kita semua tahu bahwa kualitas umat Hindu kita di Indonesia ini banyak masih cukup memprihatinkan.
Memang kita resources besar, banyak orang-orang hebat, banyak orang-orang sukses, banyak orang-orang kaya.
Tetapi di lain pihak, di pinggir-pinggir sana juga banyak umat kita yang masih butuh pembinaan, butuh perlindungan.
Maka kita akan fokus bagaimana membina umat ini dengan meningkatkan pemahaman tentang agama, meningkatkan pendidikan, meningkatkan ekonomi.
Kalau kita hanya mengandalkan Direktorat Jenderal, maka itu SDM terbatas, anggaran terbatas.
Nah maka tokoh-tokoh yang punya kemampuan lebih itu harus kita berdayakan. Kita ajak, kita rangkul untuk bersama-bersama membangun umat Hindu di seluruh nusantara.
Mereka yang di pinggir-pinggir itu kan butuh perhatian.
Nah itu di Maluku tersebar di banyak titik. Di Toraja, di Bugis, di Sumbawa, di Kupang. Banyak sekali dah ya, di Jawa juga masih banyak yang belum kita sentuh dengan baik.
Nah ini semua harus kita tingkatkan SDMnya, pendidikannya, ekonominya, begitu. Nah kalau itu kita lakukan kemudian mereka-mereka ini kan lebih percaya diri sehingga mereka akan memunculkan identitasnya.
Kalau itu terjadi maka Hindu di Indonesia akan menjadi lebih berwarna. Kita kan endak tahu Hindu ini itu cara sembahyangnya seperti apa, cara pakaiannya seperti apa, kaya apa sih.
Kalau ini kita bina terus maka mereka akan menampilkan ke-Hindu-annya. Demikian juga Hindu yang lainnya, Hindu di Toraja, Tolotang di Sidrap, Karo, Daya Meratu, banyak sekali.
Bayangkan kalau mereka bisa percaya diri dan besar seperti Hindu yang ada di Bali, maka Hindu nusantara, Hindu Indonesia ini akan semakin besar. Arahnya sih ke sana.
Tapi di beberapa daerah di Indonesia kita tahu masih ada Hindu yang menjadi minoritas masih susah mendirikan rumah ibadah.
Nah seperti apa kira-kira ke depan untuk menjembatani ini?
Nah tentu kita advokasi. Tempat-tempat ibadah itu memang ada aturannya. Dalam jangka panjang memang susah kalau sudah aturannya tidak memungkinkan.
Tapi harus ada perjuangan jangka panjang yang membuat aturan itu supaya lebih pro terhadap minoritas.
Ya kita mendekati teman-teman di DPR, kemudian di kementerian lain, di instansi lain begitu, di komisi-komisi agar keadilan beragama itu semakin ke depan juga semakin memihak kepada minoritas.
Apakah juga akan dilakukan pendekatan dengan tokoh agama lain?
Tentu. Presiden itu menugaskan kepada menteri agama untuk membangun yang namanya moderasi beragama.
Moderasi beragama itu adalah tata cara beragama yang saling toleransi, yang saling menghargai.
Umat kita (Hindu) relatif cukup baik itu, tetapi dalam visi saya moderasi beragama tidak saja cukup, harus sebuah moderasi beragama yang berkualitas.
Artinya, sikap toleransi, sikap saling menghargai umat Hindu itu harus didasari oleh pemahaman umat terhadap agama yang bagus dan dilakukan dengan SDM yang bagus dan ekonomi yang sejahtera.
Baca berita selengkapnya di sini.
2. Pendaftaran Rekening Penerima BLT BPjamsostek di Denpasar Terakhir 14 Agustus 2020
Pemerintah menggelontorkan subsidi gaji berupa bantuan langsung tunai atau BLT Corona kepada karyawan swasta dengan gaji di bawah Rp 5 juta per bulan.
Perusahan pun diminta untuk segera menyetor rekening karyawan penerima BLT ini.
Adapun syarat utama penerima BLT adalah terdaftar sebagai peserta BPJamsostek.
Kepala BPJamsostek Cabang Bali-Denpasar, Mohamad Irfan, mengamini adanya subsidi gaji bagi karyawan yang diberikan oleh pemerintah pusat.
Nominalnya sebesar Rp 600 ribu per bulan selama empat bulan (total Rp 2,4 juta).
Saat ini BPJamsostek sedang proses mengumpulkan data nomor rekening peserta yang memenuhi kriteria penerima BLT Corona.
"Tugas kami mengumpulkan nomor rekening,” kata Irfan kepada Tribun Bali, Senin (10/8/2020).
Irfan menjelaskan, Human Resource Development (HRD) perusahaan akan mengirimkan nomor rekening pekerjanya secara kolektif ke BPJamsostek.
“Mekanisme selanjutnya ada di pemerintah. Kami hanya mengumpulkan nomor rekening saja,” sebutnya.
Intinya adalah pekerja menjadi peserta BPJamsostek dan aktif membayar iuran selama ini.
Dengan nominal gaji di bawah Rp 5 juta, atau iuran BPJamsosteknya di bawah Rp 150 ribu per bulan.
“Untuk itu kami mengajak kepada seluruh peserta aktif BPJamsostek yang memenuhi kriteria untuk menyampaikan nomor rekeningnya ke HRD di perusahaannya,” kata Irfan.
Ia memberikan waktu hingga 14 Agustus 2020 agar bisa segera disetorkan ke pemerintah.
Perusahaan, kata dia, bisa memberikan data pekerjanya ke BPJamsostek terdekat yang didaftarkan selama ini.
Irfan mengatakan, sudah banyak perusahaan mulai melaporkan nomor rekening karyawannya. Ia menyebutkan, perusahaan hanya perlu memberikan nomor rekening, nama pemilik rekening dan rekening di bank mana peserta ini terdaftar.
“Kepada pemberi kerja atau perusahaan, kami mengimbau agar segera mendata, mengumpulkan dan menyerahkan data nomor rekening peserta aktif BPJamsostek kepada kami,” ujarnya.
Ia juga meminta kepada pekerja agar proaktif melaporkan nomor rekeningnya ke pemberi kerja atau HRD perusahaan.
"Sehingga kami bisa segera melaporkannya ke pemerintah, mengingat kami hanya diberi waktu untuk mengumpulkan nomor rekening sampai Jumat ini,” sebutnya.
Terpisah, Direktur Utama BPJamsostek, Agus Susanto, mengaku telah mengantongi sekitar 700 ribu rekening pekerja yang akan menerima BLT senilai Rp 2,4 juta (Rp 600 ribu per bulan) dalam kurun waktu 4 bulan mendatang.
"Barusan sudah terkumpul 700 ribu rekening. Mungkin per hari ini dekati angka 1 juta rekening. Kami minta kerja sama seluruh HRD perusahaan tolong segera kumpulkan nomor rekening dan pastikan ini penerimanya adalah upah di bawah Rp 5 juta per bulan," kata Agus dalam konferensi pers di Kantor Presiden, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/8).
Dikatakan Agus, BPJamsostek saat ini sudah mengantongi 15,7 juta peserta yang memiliki pendapatan di bawah Rp 5 juta per bulan.
Meski demikian, BPJamsostek masih mengumpulkan nomor rekening para peserta.
"Karena akan ditransfer langsung kepada para pekerja, sehingga BPJamsostek butuh waktu untuk collect para pekerja," ujarnya.
Baca berita selengkapnya di sini.
3. Adi Wiryatama Dikabarkan Lobi Megawati ke Jakarta
Sehari jelang pengumuman rekomendasi Pilkada Serentak 2020, tensi politik di internal PDIP Tabanan semakin menghangat.
Dikabarkan Ketua DPRD Bali yang juga mantan Bupati Tabanan 2000-2010, Nyoman Adi Wiryatama, berangkat ke Jakarta, Senin (10/8/2020) siang.
Politikus yang kini menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Daerah (Deperda) DPD PDIP Bali ini berangkat ke Jakarta usai memimpin sidang paripurna DPRD Bali pada pagi hari.
Keberangkatan Adi Wiryatama ke Jakarta disebut-sebut untuk menemui Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri, sebagai bagian dari lobi politik guna memuluskan anaknya yakni Made Gede Dedy Pratama di Pilkada Tabanan.
Seperti diketahui, selain merupakan anak dedengkot PDIP Bali, Dedy adalah kader PDIP asal Desa Angseri, Kecamatan Baturiti, Tabanan, yang notabene adik kandung Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti.
Ia juga kini menjabat Sekretaris Banteng Muda Indonesia (BMI) Tabanan yang merupakan sayap PDIP.
Saat Tribun Bali mencoba mengkonfirmasi kebenaran kabar tersebut, Adi Wiryatama tidak memberikan jawaban yang cukup jelas.
Ia hanya mengaku sedang berada di dalam pesawat. Tetapi, ia menolak menjelaskan terkait tujuan kepergiannya.
"Aku lagi ada di pesawat ini, nanti aku telepon lagi ya," katanya seraya mematikan ponselnya, Senin siang.
Sebelumnya, Adi Wiryatama kepada Tribun Bali membantah terkait isu dirinya ikut “turut campur” dalam penentuan rekomendasi Pilkada Tabanan.
Ia mengaku siap mendukung dan memenangkan siapa pun yang direkomendasikan pusat.
"Saya sudah berhasil mencetak kader-kader yang sudah mumpuni lah di Tabanan. Jadi kader kita banyak di sana, siapapun yang diambil di Tabanan saya yakin bisa dimenangkan," paparnya.
Sebelumnya, ada 11 nama yang ikut dalam penjaringan yang dilaksanakan oleh DPC PDIP Tabanan.
Ke-11 nama tersebut yakni, Komang Gede Sanjaya, Ketut Boping Suryadi, Wayan Widnyana, di posisi balon bupati.
Sedangkan AA Nyoman Dharmaputra, Made Edi Wirawan, Gede Made Dedy Pratama, Putu Eka Putra Nurcahyadi, Nyoman 'Komet' Arnawa, Nyoman Mulyadi, Made Arimbawa di posisi balon wakil bupati.