Berarsitektur Candi Jawa-Bali, Kori Agung Pura Dalem Kehen Kesiman Petilan Ada Sejak Zaman Majapahit
Kori agung Pura Dalem Kehen, Desa Kesiman Petilan, Denpasar setinggi kurang lebih 9 meter direstorasi oleh Dinas Kebudayaan Kota Denpasar.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ady Sucipto
Hampir setahun ada ini diteliti sebelum dilakukan restorasi," tuturnya.
Proses awal restorasi kori agung ini dimulai dengan mencari dewasa ayu Tembau, selanjutnya pada 29 Juli 2020 dilakukan proses nuwasen.
Selanjutnya pada 31 Juli 2020 dimulai proses pemugaran.
Untuk pujawali di pura ini dilaksanakan setiap Buda Umanis Medangsia.
Di pura ini disungsung barong landung dan dua tapel Ratu Ngurah Sambangan.
Di Pura Dalem Kehen ini ada beberapa palinggih kuno yang masih tetap utuh walaupun ada beberapa yang sudah diganti dengan batu hitam.
Adapun palinggih yang masih tetap utuh dan alami yakni Pengrurahan Batur, Gedong Ibu, Gedong Ratu Agung, serta beberapa palinggih lainnya.
"Karena ini pura kuno, makanya sekarang kami biarkan alami.
Sebelumnya kami tidak tahu makanya kami ganti beberapa bagian, tapi untuk selanjutnya akan dibiarkan alami," katanya.
Uniknya, masing-masing palinggih di pura ini memiliki satu jero mangku, sehingga ada 16 jero mangku di pura ini.
Juga ada tradisi unik setiap dilaksanakan odalan yakni tradisi Merauhan.
Kadis Kebudayaan Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Bagus Mataram, mengatakan Pura Dalem Kehen ini sangat unik karena bangunannya merupakan perpaduan antara candi Jawa dan Bali yang bisa dilihat dari kori agungnya.
Diperkirakan pura ini sudah ada sejak zaman Majapahit dan sampai saat ini tahunnya belum bisa terbaca.
"Saking lamanya dan tuanya, sampai tidak bisa terbaca tahunnya.
Mungkin sudah sejak zaman Majapahit, karena model kori agungnya merupakan perpaduan antara bentuk candi Jawa dan Bali," katanya.