DLHK Uji Coba Penjernihan Air Sungai di Denpasar dengan Eco Enzyme

DLHK bersama Komunitas Eco Enzyme Nusantara Uji Coba Penjernihan Air Sungai di Denpasar dengan Eco Enzyme

Tribun Bali/Putu Supartika
Penuangan eco enzyme di sungai yang ada di Kota Denpasar 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Empat titik sungai di Kota Denpasar, Bali, diujicoba untuk dijernihkan dengan menggunakan eco enzyme.

Keempat titik tersebut yakni Tukad Badung di jembatan Jalan Gajah Mada, Tukad Badung di Wanasari Kampung Jawa, Tukad Rangda, dan Tukad Melangit.

Kegiatan ini dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar bekerjasama dengan Komunitas Eco Enzyme Nusantara

Penuangan eco enzyme ini perdana dilakukan hari ini, Senin (17/8/2020).

Promo 17 Agustus 2020, Sriwijaya Air dan BNI, Promo Merdeka Deals Diskon Tiket hingga Rp 150 Ribu

Pemimpin Korut Kim Jong Un Sampaikan Selamat HUT ke-75 RI, Begini Katanya

Mengenal Gejala Kanker Serviks dan Makanan yang Harus Dihindari

Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup DLHK Kota Denpasar, Cok Istri Mirahyani mengatakan, pelaksanaan uji coba penjernihan akan dilakukan selama 4 bulan.

Di mana eco enzyme ini akan dilakukan setiap minggu.

“Eco enzyme ini didapat dari hasil pengolahan sampah dapur yakni sampah buah dan sayur menjadi eco enzyme. Salah satu manfaat dai eco enzyme ini digunakan untuk menjernihkan air,” katanya.

Selain bekerjasama dengan komunitas ini, DLHK Kota Denpasar juga berencana akan membuat eco enzyme sendiri.

Nantinya diharapkan masyarakat juga ikut membuat dan bisa mengurangi limbah sampah organik.

“Dan nantinya diharapkan peran serta masyarakat untuk melakukan pengolahan sampah organik di rumah, selain menjadi kompos juga dengan membuat eco enzyme,” katanya.

Sementara itu, dikonfirmasi Tim Sosialisasi dari Komunitas Eco Enzyme Nusantara, Joko Rianto penuangan eco enzyme ini merupakan uji coba perdana yang dilakukan di Bali.

Hari ini, ada dua wilayah yang dipilih untuk penuangan sekaligus uji coba ini yakni Denpasar dan Buleleng.

Menurut Joko, keberhasilan penerapan eco enzyme dan mampu menjernihkan air ini sudah terbukti di sungai yang ada di Taiwan.

Sementara untuk di Indoensia sendiri sudah diterapkan di waduk air yang ada di Batam.

“Ini sudah ada jurnal yang membahas tentang itu, bahwa eco enzyme ini bisa digunakan menjernihkan sungai,” katanya.

Joko menyebut, dampaknya bisa mencapai 2 km dari jarak penuangan eco enzyme ini.

Dalam sekali penuangan, pihaknya menuangkan sebanyak 150 liter cairan eco enzyme ini.

“Di Batam ini sudah pernah diujicobakan pada air yang tidak mengalir atau waduk. Sekarang di Denpasar untuk air yang mengalir. Kalau di luar negeri, Taiwan yang sudah menerapkan dan berhasil. Penuangannya harus dilakukan secara rutin setiap minggu,” tuturnya.

Untuk membuat eco enzyme ini pun sangat sederhana, yakni menggunakan sampah organik yang dipermentasi selama tiga bulan.

Sampah organik tersebut diisi dengan air dan gula merah.

“Selain untuk menjernihkan air, eco enzyme ini juga multifungsi, bisa digunakan untuk menghilangkan kandungan zat kimia, dipakai campuran sabun cuci piring dan masih banyak fungsinya,” katanya. (*).

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved