Tak Gentar dengan Rudal Dongfeng Tiongkok, AS Malah Gelar Latihan Kapal Induk di Laut China Selatan

China juga baru saja memamerkan rudal Dongfeng 26 (DF-26) yang dijuluki sebagai Pembunuh Kapal Induk.

Editor: Wema Satya Dinata
Wikipedia
Kapal induk USS Gerald R Ford. 

Song Zhongping, ahli militer China, mengatakan kepada Global Times pada Kamis (6/8/2020), latihan terbaru menunjukkan DF-26 telah memperoleh kemampuan yang lebih kuat dalam skenario pertempuran nyata, termasuk manuver lintas regional, dan tidak bergantung pada situs peluncuran.

Juru bicara Kementerian Pertahanan China Kolonel Senior Wu Qian menyebutkan dalam konferensi pers April 2018 lalu, DF-26 telah bergabung dengan Pasukan Roket PLA, dan rudal itu bisa membawa hulu ledak konvensional dan nuklir.

Bukan cuma itu, DF-26 mampu melancarkan serangan presisi pada sasaran di darat dan kapal-kapal medium juga besar di laut.

Song mengungkapkan, DF-26 dan DF-21D, yang juga bisa menargetkan kapal perang tetapi pada jarak yang lebih pendek, telah memberi PLA kemampuan untuk secara efektif menyerang kapal induk pada jarak jauh juga dekat.

Latihan peluncuran DF-26 menunjukkan, AS tidak bisa menggunakan kapal induknya untuk campur tangan dalam urusan internal China dan mengancam keamanan nasional Tiongkok lagi, Song menegaskan.

"AS harus sepenuhnya memahami, PLA tidak seperti pada 1995 atau 1996. China memiliki kemampuan untuk membuat AS kehilangan kapal induknya, dan ini adalah penghalang utama yang harus China tunjukan," sebut dia.

DF-26 diperkirakan memiliki jangkauan 4.500 kilometer, menurut sebuah laporan situs berita China, china.com.cn.

Artinya, DF-26 bisa menjangkau banyak wilayah perairan Pasifik Barat dan Samudra Hindia, bahkan mencapai fasilitas militer AS di Guam, Darwin, serta Diego Garcia.

China Cemas dengan Pesawat Pengintai AS

Setelah bangga memamerkan uji coba rudal Dongfeng, China kini malah cemas dengan aksi pesawat pengintai Amerika Serikat di Laut China Selatan.

Sumber militer China mengungkapkan bahwa misi pesawat pengintai Angkatan Udara AS sangat berbahaya bagi penerbangan penumpang di atas Laut China Selatan.

Sumber tersebut mengatakan bahwa militer AS memiliki beberapa jenis pesawat pengintai yang dikembangkan di platform pesawat komersial.

Biasanya pesawat pengintai itu mengikuti rute penerbangan sipil sebagai perlindungan ketika mendekati wilayah udara China.

Seperti dilansir dari Kontan dalam artikel 'China: Pesawat mata-mata AS di Laut China Selatan ancam keselamatan penerbangan sipil'

AS dilaporkan telah meningkatkan kegiatan pengintaiannya di dekat pantai selatan China dalam beberapa pekan terakhir.

Halaman
123
Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved