Tak Gentar dengan Rudal Dongfeng Tiongkok, AS Malah Gelar Latihan Kapal Induk di Laut China Selatan

China juga baru saja memamerkan rudal Dongfeng 26 (DF-26) yang dijuluki sebagai Pembunuh Kapal Induk.

Editor: Wema Satya Dinata
Wikipedia
Kapal induk USS Gerald R Ford. 

Hal itu mendorong Menteri Pertahanan China Wei Fenghe untuk memulai panggilan telepon selama 90 menit dengan Menhan Amerika, Mark Esper.

Sumber itu mengatakan pesawat E-8C milik AS awalnya diidentifikasi oleh sistem radar kontrol udara di provinsi selatan Guangzhou sebagai pesawat komersial, terbang pada ketinggian lebih dari 9.000 meter (29.500 kaki) di atas Laut Cina Selatan.

Tapi ketika terbang di dekat ibu kota provinsi Guangdong, pesawat itu diidentifikasi sebagai pesawat militer Amerika.

"Itu mungkin saja menyebabkan kecelakaan atau kesalahan penilaian di tengah meningkatnya ketegangan antara militer China dan AS," kata sumber itu, Rabu (12/8/2020).

“Menggunakan pesawat sipil sebagai perlindungan adalah operasi umum bagi Amerika dan sekutu dekat mereka, Israel.

Tapi Laut Cina Selatan adalah salah satu wilayah udara internasional tersibuk di dunia, yang dapat membahayakan pesawat sipil," lanjutnya.

Lu Li-shih, mantan instruktur di Akademi Angkatan Laut Taiwan mengatakan banyak angkatan laut dan angkatan udara memainkan trik untuk menutupi aktivitas militer mereka, yang dapat menyebabkan masalah keselamatan bagi maskapai penerbangan dan kapal sipil jika operator militer di darat gagal.

“Ada beberapa kecelakaan yang terjadi ketika pasukan pertahanan rudal di darat gagal memverifikasi dengan hati-hati pesawat yang mengganggu,” kata Lu.

Pada 7 Januari 202 lalu, sebuah pesawat penumpang Boeing 737 Ukraina ditembak jatuh oleh pasukan Iran segera setelah lepas landas dari Teheran dan menewaskan semua 176 penumpang dan awak.

Iran mengatakan pesawat itu telah disalahartikan sebagai target musuh dalam kasus human error.

Kecelakaan serupa terjadi pada 1 September 1983 ketika Boeing 747 Korean Air Lines ditembak jatuh oleh pencegat Su-15 Soviet dalam perjalanan dari New York ke Seoul.

Semua 269 penumpang dan awak tewas dalam insiden itu, yang terjadi karena angkatan udara Soviet menanggapi pesawat tersebut sebagai "jet mata-mata AS yang mengganggu".

Collin Koh, seorang peneliti di Institut Studi Pertahanan dan Strategis Singapura, mengatakan semua departemen kontrol lalu lintas udara militer dan sipil di seluruh dunia menggunakan sinyal "identifikasi teman atau musuh" (IFF) berbasis radar untuk melakukan verifikasi pesawat.

Selain itu masalah keselamatan seharusnya tidak menjadi perhatian jika pesawat militer menjaga jarak aman dari penerbangan sipil.(*)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Tak Gentar dengan Rudal Dongfeng China, Amerika Serikat Latihan Kapal Induk di Laut China Selatan,

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved