DED Penataan Danau Buyan Buleleng Rampung, Bakal Ada Lokasi Outbond Hingga Perkemahan Karavan

DED penataan Danau Buyan Buleleng rampung, pihak konsultan perencanaan mendesain Danau Buyan dalam empat area

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Suasana saat pihak konsultan perencanaan mempresentasikan DED penataan Danau Buyan, di Kantor Bupati Buleleng, Buleleng, Bali, Rabu (19/8/2020). 

TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Rencana Pemkab Buleleng untuk menata Danau Buyan yang ada di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Bali, untuk menjadi kawasan wisata alam, kian mantap.

Hal ini terlihat dengan rampungnya pembuatan Detail Engineering Design (DED), yang kemudian dipresentasikan oleh pihak konsultan perencanaan kepada Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana.

Presentasi DED dilaksanakan di ruang rapat kantor Bupati Buleleng, Buleleng, Bali, Rabu (19/8/2020).

Dari pantauan di lokasi, pihak konsultan perencanaan mendesain Danau Buyan dalam empat area.

Pada area pertama tepatnya di sebelah utara, didesain dengan konsep mass tourism.

Dimana, pada area 1 dengan luas mencapai tujuh hektare terdapat lokasi untuk outbond, kebun bunga, rental space untuk gathering, serta strawberry house.

Di dalam strawberry house itu rencananya akan dijadikan sebagai tempat penjualan buah strawberry hasil petani Desa Pancasari, serta teater mini untuk mengedukasi pengunjung terkait cara menanam buah strawberry yang menjadi ikon Desa Pancasari.

Sementara di area 2 (selatan) didesain menjadi tempat perkemahan khusus untuk mobil karavan, yang diyakini sedang banyak diminati oleh wisatawan mancanegara.

Tak tanggung-tanggung, luas area 2 ini mencapai dua hektare.

Sedangkan di area 3 didesain menjadi tempat parkir serta areal perkemahan.

Sementara di area 4, didesain menjadi wisata rumah pohon, sebab di wilayah tersebut memang terdapat banyak pohon besar yang berdiri tegak dan mengarah ke danau.

Luas area 3 dan 4 mencapai enam hektare.

Ditemui seusai memaparkan DED Danau Buyan, Tim Arsitek dan Penataan PT Kencana Adi Karma, Putu Andre Wicaksana Putra mengatakan, Danau Buyan ini ditata dengan tiga konsep, yakni mass tourism, special interest tourism dan thematic tourism.

"Sebenarnya sadar wisata masyarakat Desa Pancasari sudah sangat luar biasa. Jadi kami hanya menyediakan apa yang belum ada, dan apa yang belum terfasilitasi. Danaunya sendiri juga tidak terintervensi dengan kegiatan mesin, seperti boat itu tidak ada. Jadi kami sangat enjoy menata," ucapnya.

Disinggung terkait anggaran yang dibutuhkan untuk menata Danau Buyan menjadi tempat wisata alam ini, Putra menyebut diperkirakan mencapai Rp 350 miliar.

Sementara terkait waktu pengerjaan, diserahkan sepenuhnya kepada Pemkab Buleleng.

Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana menyebut, penataan Danau Buyan untuk menjadi tempat wisata alam dilakukan agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah Desa Pancasari dan sekitarnya, terlebih juga untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Buleleng.

"Kita punya dua danau kembar, yakni Buyan dan Tamblingan, sama sekali belum memiliki kontribusi untuk daerah. Oleh karena itu, dengan penataan Danau Buyan ini, saya berharap bisa memberikan manfaat meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ucapnya.

Selanjutnya, pria yang akrab disapa PAS ini, berencana mempresentasikan DED ini ke Pemprov Bali, BKSDA Bali, dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida, agar rencana penataan tersebut dapat disetujui.

"Kalau bicara soal target, nanti dulu. BKD Buleleng juga saya tugaskan untuk menata aset-aset mana punya masyarakat, mana tanah pemerintah. Biar pola kemitraan antara masyarakat dan pemerintah berjalan baik. Kalau sudah selesai semua, baru dipresentasikan ke Gubernur, BKSDA, dan BWS," tutupnya.

Di lokasi yang sama, Ketua Komisi II DPRD Buleleng Putu Mangku Budiasa mengaku sangat mendukung rencana Pemkab Buleleng ini, agar wisata di wilayah Desa Pancasari semakin berkembang.

"Saya sangat setuju, bahkan mendorong agar ini bisa cepat terwujud, karena Danau Buyan ini bisa menjadi salah satu sumber PAD Buleleng. Saran saya, Pemkab bangun komunikasi yang baik dengan tokoh adat, tokoh agama dan para budayaan, agar tidak ada riak-riak yang dihadapi kedepan," pungkasnya.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved