Momentum HUT ke-75 RI, Suryani Institute for Mental Health Luncurkan E-book Meditasi
Kegiatan hanya dihadiri 25 orang dengan menjalankan protokol kesehatan, di Wantilan DPRD Provinsi Bali, Renon, Kota Denpasar, Bali, pada Sabtu
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Suryani Institute for Mental Health meluncurkan dua buah buku elektronik (e-book) berjudul Meditasi : Mencapai Hidup Bahagia dan Biarkan Anak Berkembang Wajar dalam momentum perayaan kemerdekaan ke-75 Republik Indonesia (RI).
Acara peluncuran e-book kali ini dikemas secara terbatas.
Kegiatan hanya dihadiri 25 orang dengan menjalankan protokol kesehatan, di Wantilan DPRD Provinsi Bali, Renon, Kota Denpasar, Bali, pada Sabtu (22/8/2020).
Masa pandemi covid 19, tidak menyurutkan dua psikiater kondang Prof.Dr. dr Luh Ketut Suryani. SpKJ(K) dan Dr.dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana, SpKJ(K), MARS untuk menggarap sebuah karya.
• Profil Jenderal Andika Perkasa Calon Kuat Panglima TNI, Pernah Tangkap Tangan Kanan Osama bin Laden
• Giliran di Laut Kuning, China Kembali Gelar Latihan Militer Berskala Besar
• Valentino Rossi Dukung Muridnya Gantikan Posisi Dovizioso di Ducati
Sudah sejak tahun 1996 buku Meditasi: Mencapai Hidup Bahagia karya Prof Dr dr Luh Ketut Suryani, SpKJ(K) edisi pertama diterbitkan dan dicetak ulang karena banyak orang menyampaikan manfaatnya sangat besar.
Banyak orang menyampaikan ternyata meditasi tidak seperti bayangan sebelumnya bahwa belajar meditasi haruss melalui beberapa tahapan upacara sebelum mempraktekkan meditasi.
Dalam semangat kemerdekaan, bangsa Indonesia harus bangga jadi orang Indonesia , buku ini merupakan karya anak bangsa, Suryani ingin mempersatukan masyarakat tak terbatas agama dan aliran apapun melalui buku ini.
Dalam perjalanan memberikan pemahaman meditasi relaksasi untuk diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari, Suryani mendapat respons baik tidak hanya dari masyarakat di Bali, tetapi juga mereka yang berada di luar Bali dan di luar negeri.
Suryani memikirkan hal ini setelah melatih orang di Adelaide, Australia selama 4 jam yang dilakukan tanpa dipikirkan tetapi otomatis terjadi dan konsepnya diterima, tanpa berpikir agama maupun aliran, karena itulah ia ingin membukukan pengalaman ini untuk melakukan hal tersebut.
"Saat melakukan itu saya cuma duduk tenang mengetik, terfokus pada tulisan dan tanpa sadar saya bisa mengerjakan dalam satu hari di luar pemikiran saya dan tidak tidur saat itu, dan bersyukur ada yang mau mencetak," kata dia saat dijumpai Tribun Bali di sela-sela kegiatan.
Melalui buku ini, Suryani menyampaikan kepada semua masyarakat, bahwa mereka mempunyai roh, maukah individu menghargai roh itu, sebab banyak individu hanya mengedepankan pikiran dan perasaan.
"Sebelum kita menjadi manusia roh sudah terbentuk, dengan meditasi kita bisa menggunakan kemampuan ini, dengan meditasi kita tahu apa yang harus dilakukan, boleh belajar dari orang lain,tetapi bukan berarti orang lain mengatur kita, karena itulah kita mengajarkan meditasi seperti kemampuan yang kita miliki sebelum kita lahir," ujarnya.
Ia menjelaskan, meditasi bukanlah seperti ilmu pengetahuan biasa, tidak berarti hanya orang-orang tertentu yang bisa menggunakan spirit atau roh ini, siapapun bisa.
Tetapi maukah dia melatih diri menerima apapun yang terjadi maka terjadilah, jangan menentukan target, kalau menentukan target harus bisa maka tidak akan pernah bisa.
• Valentino Rossi Dukung Muridnya Gantikan Posisi Dovizioso di Ducati
• 9 Tips Berburu Tiket Pesawat Murah, Ketahui Waktu Ideal Hingga Pilihan Penerbangan
• Jenazah Satu Keluarga yang Tewas Dibunuh Sadis di Baki Dimakamkan Satu Lubang Kedalaman 2 Meter
"Ikhlaskan melakukan berhasil tidak berhasil ini cara yang harus ditempuh untuk dekat dengan roh, kalau ingin menggunakan kemampuan spirit roh atma kita jangan kita mengosongkan pikiran, biarkan pikiran, emosi berfungsi tapi perhatian membiarkan apa adanya melatih semua fungsi tubuh untuk bisa dalam keadaan tenang dan menyamai kemampuan spirit, memang hal memerlukan disiplin," bebernya.
Berkaitan dengan masa pandemi covid-19, dilihat bukan musibah tetapi ujian untuk introspeksi diri apa sebenarnya yang terjadi.
"Kalau kita mau menerima itu tentu tenang. Meditasi adalah cara yang terbaik kita akan menerima anak suami saudara, dengan merasakan orang lain kita tidak lagi marah-marah memahami orang lain, marah muncul karena kita merasa paling tahu," ujarnya.
Dengan belajar dan pengalaman, kiranya Meditasi Relaksasi Spirit Suryani bisa dikembangkan dalam segala aspek kehidupan sehari-hari.
Mampu memunculkan ide yang bisa membuat hidup itu menjadi indah, bahagia, dan penuh dengan kemungkinan yang bisa terjadi di luar pemikiran manusia biasa, kalau Tuhan menghendakinya.
Buku setebal 108 halaman ini kini dikemas Iebih elegan dalam format e-book. Suryani hanya membutuhkan waktu satu hari untuk menyelesaikan buku ini.
Suryani mempercayakan diri kepada Tuhan dan Salam Semesta, apa yang tidak mungkin pun bisa menjadi mungkin.
"Silakan, siapa pun bisa menyebarkan asal sudah memahaminya yang penting sampaikan dari siapa sumber metode ini. Bukan untuk mengkultuskan seseorang. Tetapi agar kita sebagai bangsa Indonesia bangga ada metode dari Bali, dari Indonesia," jelasnya.
Sedangkan dalam e-book Biarkan Anak Berkembang Wajar setebal 250 halaman, mencoba mengajak pembaca untuk dapat melahirkan anak-anak berkualilas dan bermoral yang sehat secara fisik, mental dan spiritual.
Dalam e-book ini juga disampaikan bahwa apa yang terjadi pada anak sejak ia ada di dalam kandungan ibunya sampai seperti sekarang ini merupakan apa yang telah kita Iakukan sebelumnya.
"Pelajaran yang kami berikan, selama ini orang tua merasa benar dan anak tidak memberikan pandangan, saya ingin tunjukkan ke masyarakat walaupun berbeda posisi tetap sama saling menghargai dan menghormati," tuturnya.
Sementara itu, Dr. Cokorda Bagus menyampaikan, apa yang telah terjadi tidak periu disesali.
Maukah tidak mengulang kesalahan itu dan berjuang untuk berbuat Iebih baik lagi. kalau tidak bisa besok, Iusa, dan seterusnya. Jalan selalu terbuka buat mereka yang mau berubah.
“Dahulu saya mendapat pendidikan yang memberikan kebebasan pada anak untuk mengembangkan kemampuan belahan otak kanan berupa imaginasi, kepedulian kepada orang Iain seni, dan kemampuan spiritual," kata dia.
"Di samping mengembangkan belahan otak sebelah kiri berupa kemampuan berbahasa. logika, dan intelegensia. Saya dididik waktu kecil untuk mempelajari musik (piano, keybord, gitar dan drum), melukis, menulis, fotografi dan olah raga seperti berenang, tenis, dan basket," sambungnya.
Dia mencoba untuk mempraktekan ilmu membiarkan anak berkembang secara wajar untuk dapat membuat mereka menjadi anak yang berani dan penuh kreativitas.
Dr. Cok menambahkan, dalam kondisi masyarakat yang mulai beralih ke penggunaan media eleklronik di masa tatanan kehidupan baru, membuat peluncuran dua buah e-book ini diharapkan dapat mengisi waktu di rumah saja dan dapat menjangkau Iebih banyak orang secara online.
Kedua e-book tersebut mendapatkan sentuhan layout dan desain cover dari Irawan Zuhri. Untuk foto cover depan e-book Medilasi Mencapai Hidup Bahagia dikerjakan oleh Rudi Waisnawa.
Kedua e-book ini dapat dibeli di Google Books untuk memperluas akses masyarakat dalam membaca dan mempraktekan apa yang diluangkan dalam kedua e-book tersebut.
Bagi dia, ada tiga energi yang membentuk pribadi seorang anak, yakni energi pertemuan sperma dan ovum, ayah ibu dan Tuhan yang membuat terjadinya spirit roh atau atma.
"Individu itu unik dan berbeda, kita sudah dibentuk sejak dalam kandungan. Belajar apa yang kita dapatkan waktu kecil menjadi refleksi bekal membangun keluarga generasi baru yang kreatif," ucapnya.
Dalam kegiatan kali ini juga dikemas dengan praktek meditasi relaksasi spirit Suryani yang dipimpin Iangsung oleh Prof Drdr Luh Ketut Suryani, SpKJ(K).
Acara kali ini menjadi bertambah meriah karena secara spontan panitia dan pihak penerbit Suryani Institute Publishing memberikan kado kejutan bagi Prof Suryani yang tepat berulang tahun ke 76 di tanggal 22 Agustus 2020.
Selain diisi dengan acara tiup lilin dan memotong kue ulang tahun, acara juga diisi dengan kegembiraan bernyanyi bersama Iayaknya anak-anak yang sedang berkembang dengan bebas dan penuh suka cita.
“Saya berharap bisa berymur seratus tahun Iebih dan tetap produktif dengan karya dan pemikiran Saya," ucap Prof Suryani penuh semangat di akhir acara. (*)