Ekonomi Anjlok, Koordinator Staf Khusus Presiden: Bali Perlu Seimbangkan Antara Gas dan Rem
Dalam kaitan ini, Pemerintah Provinsi Bali perlu menjaga keseimbangan antara menginjak “gas dan rem” dengan takaran yang tepat.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Kemudian pada kuartal II saat perekonomian nasional terkontraksi (minus 5,32 persen), perekonomian Bali mengalami kontraksi paling dalam dibandingkan seluruh provinsi di Indonesia yaitu (minus 10,98 persen).
Selain Bali, tercatat ada lima provinsi lain yang juga mengalami kontraksi cukup dalam.
Diantaranya Provinsi DKI Jakarta (minus 8,22 persen), Provinsi Banten (minus 7,40 persen), Provinsi DI Yogyakarta (minus 6,74 persen), Provinsi Kepulauan Riau ( minus 6,66 persen), Provinsi Jawa Barat ( minus 5,98 persen).
Ari Dwipayana menegaskan bahwa posisi Bali sebagai destinasi pariwisata unggulan Indonesia, serta hub utama pariwisata Indonesia membuat penanganan Covid-19 di Provinsi Bali semakin penting dan mendesak. Anjloknya ekonomi Bali berdampak pada daerah-daerah lain.
Banyak aktivitas perekonomian di daerah lain yang terkait pariwisata Bali terkena dampak atas penurunan aktivitas pariwisata di Bali.
Secara keseluruhan, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia pada Juli 2020 jika dibandingkan dengan Juli 2019 mengalami penurunan minus 89,12 persen, atau 159 ribu lebih pada Juli 2020.
"Sedangkan pada Juli 2019 mencapai 1.4 juta lebih," sebutnya.
Jumlah kunjungan wisman Januari-Juli 2020 menurun 64,64 persen dibanding Januari-Juli 2019.
Perkembangan tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Klasifikasi Bintang pada Juli 2020 mencapai rata-rata 28,07 persen atau turun 28,66 poin dibandingkan TPK Juli 2019 sebesar 56,73 persen.
Begitu juga penerbangan domestik Juli 2020 dibandingkan Juli 2019 mengalami penurunan 79,58 persen.
"Karena itu kesiapan Bali untuk menggerakkan kembali sektor pariwisata sangat penting, dan strategis maknanya bagi mengeliatnya kembali sektor pariwisata di daerah lain di Indonesia," tegasnya.
Berbagai persiapan untuk memulihkan kepercayaaan dan membuat wisatawan merasa aman untuk datang ke Bali kembali sangat diperlukan.
Ari Dwipayana mengingatkan berdasarkan hasil survei, terlihat jelas masih adanya kekhawatiran di kalangan kelas menengah untuk bepergian, berbelanja dan berwisata.
Mereka enggan berwisata karena merasa tidak aman dan khawatir tertular Covid-19.
Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah, khususnya Pemerintah Provinsi Bali dan juga pelaku industri pariwisata untuk membangun safe travel.
