Ciri Seseorang Mengalami Kelelahan Menjadi Orangtua, Berikut Cara Mengatasinya
Meski naluri menjadi orangtua akan tumbuh seiring dengan pertumbuhan anak, namun ternyata orangtua juga bisa merasa kelelahan menjadi orangtua.
TRIBUN-BALI.COM — Menjadi orangtua adalah tugas tanpa henti yang dimulai sejak anak lahir.
Tugas ini memang terasa begitu berat, dengan tanggung jawab yang besar pula tentunya.
Nah, meski naluri menjadi orangtua akan tumbuh seiring dengan pertumbuhan anak, namun ternyata orangtua juga bisa merasa kelelahan menjadi orangtua.
Kondisi ini perlu diantisipasi agar tak menjadi bola salju yang semakin lama semakin besar, sehingga memengaruhi kondisi anak dan orangtua itu sendiri.
Berikut ini adalah ciri-ciri kelelahan menjadi orangtua, atau yang biasa disebut parental burnout, menurut Psikolog Anak Saskhya Aulia Prima.
• Garuda Indonesia Berikan Promo Harga Mulai Rp. 990 Ribu Penerbangan Jakarta-Denpasar dan Rute Lain
• Ini 7 Drakor Tahun 2013 yang Memiliki Kisah Cerita Menarik & Bertabur Bintang
• Sering Dilakukan, 10 Kebiasaan Ini Membuat Kita Tidak Bahagia
1. Kelelahan panjang tak hanya fisik tapi juga mental.
2. Merasa kewalahan dengan semua tugas sebagai orangtua.
3. Memiliki jarak dengan anak, dan merasa mendidik anak tidak menyenangkan lagi.
Jika satu atau beberapa hal di atas mulai terasa, Saskhya mengatakan, orangtua bisa mulai mengatasinya dengan cara-cara sederhana.
"Caranya kalau sudah gitu, kita pause dulu, minum segelas air dan atur nafas,” kata dia dalam Aqua x Raisa Moms Sharing Session “Ibu Sehat, Keluarga Sehat”, Jumat malam lalu.
“Ini kita atur nafas, jadi kayak taruh tangan di dada dan perut, tarik dalam-dalam dan hembuskan pelan-pelan, lanjutkan sebanyak 3-5 kali baru datang ke anak lagi,” imbuh dia.
• Yang Kyung Won Akan Membintangi Drakor Vincenzo Bersama Song Joong Ki, Ini Perannya
• Anak Iis Dahlia Akui Putus dari Lutfi Agizal Setelah Kekasihnya Panen Hujatan Anjay
• Ini 4 Zodiak yang Paling Beruntung 7-13 September 2020, Siapa Saja Mereka ?
Orangtua juga bisa melepaskan penat dengan melakukan hal-hal yang membuat diri merasa tenang.
“Ada yang suka loncat-loncat, lihat yang warna-warni dulu, atau istigfar dan bilang sabar, sabar, atau bisa juga menghitung mundur lalu tarik nafas dan buang, baru ke anaknya lagi,” kata dia.
Selain itu, untuk menjaga mental tetap sehat juga bisa dilakukan dengan memberikan waktu untuk diri sendiri melakukan sesuatu yang disukai.
Misalnya, menyanyi, bercocok tanam atau melukis dan menggambar, serta hal-hal lainnya.