Jarak 2 Meter Tak Cukup Cegah Penyebaran Covid-19, Mengapa?

Direktur Fluid Dynamics of Disease Transmission Laboratory di Massachusetts Institute of Technology (MIT) Lydia Bourouiba mengatakan, aturan jaga jara

www.ucsf.edu
ILUSTRASI Social Distancing - Social distancing adalah cara terbaik untuk mencegah penyebaran virus corona, menurut para ahli. 

Model jaga jarak baru

Para penulis di penelitian BMJ menuliskan saran-saran jaga jarak baru yang dianggap bisa mengurangi risiko-risiko yang mereka temukan.

Risiko paparan sebetulnya bervariasi pada setiap tempat.

Misalnya di pesta kebun, di mana orang-orang cenderung bisa saling berjauhan satu sama lain dan semua memakai masker, maka risikonya cenderung rendah.

Orang-orang bisa saja berada di sana selama satu jam atau lebih dan masih berisiko rendah.

Bahkan, mereka bisa berteriak atau bernyanyi.

Namun, jika mereka melepas masker, risikonya cenderung lebih tinggi.

"Jika kita memakai masker, aturan jaga jarak dua meter masih sangat efektif. Namun, jika tidak, maka kita bisa saja terinfeksi virus dalam jarak dua meter," kata Capecelatro.

Tempat-tempat keramaian atau ruangan tertutup dengan ventilasi buruk juga merupakan contoh ruang dengan kemungkinan risiko lebih tinggi.

Hal terpenting yang perlu diingat adalah risiko penyebaran sangat bervariasi di setiap pengaturan tempat.

"Aturan umumnya adalah menjaga jarak dari seseorang untuk mengurangi kemungkinan kita menghirup tetesan yang mereka keluarkan," kata Capecelatro.

"Meskipun aturan dua meter sudah kita berlakukan sejak lama, tetapi setidaknya saat ini kita tahu bahwa di tempat-tempat tertentu kita mungkin harus menjaga jarak lebih dari itu." (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Jarak 2 Meter Ternyata Tak Cukup Cegah Penyebaran Covid-19?"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved