Virus Corona
Gejala Kehilangan Penciuman pada Covid-19, Lakukan Tes Sederhana Ini Untuk Mengetahuinya
Mereka menemukan bahwa pada pasien virus corona, kehilangan indera penciuman cenderung terjadi secara tiba-tiba dan parah.
Kemungkinan penyebab
Prof Andrew Lane, pakar hidung dan sinus di Universitas Johns Hopkins, bersama timnya telah mempelajari sampel jaringan dari bagian belakang hidung untuk memahami bagaimana virus corona dapat menyebabkan hilangnya penciuman.
Hasil penelitian itu telah diterbitkan di European Respiratory Journal.
Mereka mengidentifikasi tingkat enzim sangat tinggi, yang hanya ada di area hidung yang bertanggung jawab untuk penciuman.
Enzim ini, yang disebut ACE-2 (angiotensin converting enzyme II), dianggap sebagai titik masuk yang memungkinkan virus corona masuk ke dalam sel tubuh dan menyebabkan infeksi. Hidung merupakan salah satu tempat masuknya virus SARS-CoV-2 ke dalam tubuh.
"Kami sekarang melakukan lebih banyak eksperimen di laboratorium untuk melihat apakah virus memang menggunakan sel-sel ini untuk mengakses dan menginfeksi tubuh," kata Lane.
"Jika itu masalahnya, kami mungkin dapat mengatasi infeksi dengan terapi antivirus yang diberikan langsung melalui hidung," imbuhnya.
Ibarat pintu gerbang
Sementara itu, diberitakan Kompas.com pada Rabu (9/9/2020) yang mengutip ABC Australia, alasan mengapa seseorang kehilangan kemampuan mencium bau ketika pilek atau flu adalah penyumbatan.
Dr Alex Russell, peneliti senior pascadoktoral di CQUniversity yang mendalami bidang penciuman, mengatakan indera penciuman dan perasa ibarat sensor penjaga gerbang.
"Fungsinya adalah untuk menjauhkan makanan basi atau beracun untuk masuk ke dalam tubuh," kata dia.
Cara bekerja indra perasa sifatnya lebih sederhana.
Lidah manusia dibungkus oleh buntalan sel sensorik, yang dikenal dengan pengecap, yang membedakan rasa manis, asam, asin, pahit, dan gurih atau umami, termasuk chemestesis untuk mengecap rasa pedas.
Pada indra penciuman, fungsinya bukan hanya untuk mengenali aroma makanan.
Ketika udara melewati selaput lendir di hidung kita, zat kimia di udara larut ke dalam selaput tersebut dan secara langsung terdeteksi reseptor di dalam rongga hidung, yang ilmuwan kenal dengan nama epitel olfaktorius, kemudian mengirim sinyal ke otak.