Ingin Tetap Asyik di Tengah Lingkungan Kerja yang Toksik? Terapkan Satu Cara Ini
Riset yang dilakukan oleh Labour Force Survey (LFS) di Inggris menunjukkan, pada 2016-2017, sebanyak 526.000 orang mengalami gangguan kesehatan mental
Setelah itu, resapi rasanya. Ketika hendak pergi ke kantor, perhatikan gerak tubuh saat berjalan atau berdiri.
Rasakan udara di wajah, lengan, dan kaki saat berjalan. Lakukan dengan perlahan.
Dengan mempraktikkan semua hal tersebut, rasakan kembali apakah pikiran dan jiwa kita benar-benar hadir untuk melanjutkan aktivitas di kantor.
Selanjutnya, Susan menyebutkan praktik mindfulness yang bisa Anda sisipkan dalam aktivitas kantor.
Pertama, saat jam makan siang tiba, usahakan untuk segera beristirahat.
Dengan begitu, Anda bisa memulihkan kondisi pikiran dan tubuh saat kembali bekerja.
Kedua, tak perlu tergesa-gesa merespons surat elektronik (e-mail) yang masuk. Apalagi bila isinya berpotensi memancing emosi.
Sebaiknya, simpan balasan di kotak draft. Setelah kondisi Anda lebih tenang barulah balas email tersebut.
Ketiga, pahami bahwa bekerja multitasking itu tak selalu baik.
Alih-alih mempersingkat waktu, bekerja multitasking justru memperpanjang waktu pengerjaan hingga 25 persen. Ini disebabkan fokus pikiran yang terbagi.
Maka dari itu, biarkan diri Anda terpusat sepenuhnya mengerjakan satu tugas hingga selesai.
Keempat, hindari mengecek ponsel ketika Anda melakukan kiat nomor tiga. Ini semakin berlaku bila bobot tugas terhitung berat.
Susan menekankan, mempraktikkan mindfulness juga berarti tidak sibuk dengan ponsel saat melakukan aktivitas lain.
Misalnya ketika berbicara dengan orang lain, makan, atau berjalan-jalan.
Bila praktik mindfulness di atas Anda terapkan, dampak positif tak hanya terasa bagi sisi emosional.
Fisik pun bisa jadi jauh lebih sehat. Meski begitu, Anda tak boleh lupa untuk menerapkan pola hidup sehat.
Mulai dari makan seimbang, istirahat cukup, dan rajin berolahraga. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mindfulness, Kiat Tetap Asyik di Tengah Lingkungan Kerja yang Toxic"