Ingin Tetap Asyik di Tengah Lingkungan Kerja yang Toksik? Terapkan Satu Cara Ini

Riset yang dilakukan oleh Labour Force Survey (LFS) di Inggris menunjukkan, pada 2016-2017, sebanyak 526.000 orang mengalami gangguan kesehatan mental

Pexels via Tribunnews
Ilustrasi bekerja di kantor. 

TRIBUN-BALI.COM – Dering beker membangunkan Judith (27) dari tidurnya. Dalam kondisi setengah sadar, gadis itu mencoba menggapai ponsel dari atas meja sebelah kasurnya.

Mendapati gawainya dijejali notifikasi, yang mana hampir semua berhubungan dengan pekerjaan, pikiran Judith otomatis mengarah pada urusan kantor.

Begitu pula saat ia sarapan. Wanita yang berprofesi sebagai kepala pemasaran perusahaan iklan tersebut sama sekali tidak menikmati makanannya.

Padahal, pada momen inilah Judith seharusnya bisa menikmati kehidupan lain di luar urusan kantor. Keadaan kian tak kondusif ketika Judith ada di kantor.

Konsep ruangan yang tanpa sekat kerap kali membuat dirinya mudah terdistraksi tatkala sedang fokus bekerja.

Memang, meski disebut sebagai tempat kerja, bukan berarti kantor menjadi satu-satunya tempat terbaik untuk melakukan pekerjaan.

Ampuh Mencegah Stres, Tips Menjadi Orangtua yang Penuh Kesadaran

Setelah Lama Meninggal, Terungkap Putri Diana Diam-Diam Mengubur Bayi di Taman Istana Kensington

5 Zodiak Ini Punya Sisi Gelap yang Jarang Diketahui, Beri Saran untuk Sifat Impulsif Aries

Apalagi melihat ruang kerja era modern kebanyakan berkonsep terbuka, sehingga potensi distraksi amat mudah terjadi.

Ini diungkapkan Joe Burton, pendiri aplikasi meditasi Whil dalam artikel "How To Be More Mindful at Work” yang dimuat New York Times.

Itu baru satu. Belum lagi perkara menjawab surat elektronik atau pesan singkat dari kolega yang kadang berlebihan, ponsel rekan kerja yang tidak di-silent, suhu ruangan yang kurang pas, dan persoalan klasik, seperti cibiran rekan kerja.

Akibat kondisi tersebut, tak jarang Judith harus lembur demi menyelesaikan pekerjaannya.

Akhirnya, ia pun jadi sering kurang tidur dan dirundung stres. Kesibukan kerja benar-benar membuat Judith—tokoh ilustrasi artikel ini—tak sempat menikmati kehidupan di luar pekerjaan.

Ini pun terjadi di dunia nyata. Riset yang dilakukan oleh Labour Force Survey (LFS) di Inggris menunjukkan, pada 2016-2017, sebanyak 526.000 orang mengalami gangguan kesehatan mental, seperti stres hingga depresi akibat pekerjaan.

Sementara itu, hasil survei Gallup 2018 menemukan 23 persen karyawan selalu mengalami burnout (kelelahan bekerja) dan 44 persen lainnya melaporkan dirinya "kadang-kadang" merasakan burnout.

Tingginya risiko stres dan depresi di tempat kerja mendorong beberapa perusahaan, salah satunya Google, menyediakan fasilitas pelatihan mindfulness kepada karyawannya.

Hari Terakhir Promo Super Hemat Indomaret, Diskon Susu dan Sereal, Snack Tambah Rp 2.000 Dapat 2 Pcs

Zodiak Paling Setia Kawan, Tak Akan Meninggalkan di Saat-Saat Sulit, Virgo bahkan Baik pada Musuhnya

Tips Memasak agar Tak Boros Minyak, Gunakan Metode Pan Fry

Mindfulness

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved