Pemerintah Bakal Restorasi Terumbu Karang di Lima Wilayah Pesisir Bali
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, I Made Sudarsana mengatakan, restorasi terumbu karang ini merupakan inisiatif dari Kemenko Marves
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pemerintah Pusat melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Investasi (Kemenko Marves) RI bakal melakukan restorasi terumbu karang di lima wilayah pesisir Pulau Bali.
Kelima wilayah pesisir yang bakal ditanami terumbu karang sebagai program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tersebut meliputi Pantai Pandawa, Pantai Nusa Dua, Pantai Sanur, Pantai Serangan dan Buleleng.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, I Made Sudarsana mengatakan, restorasi terumbu karang ini merupakan inisiatif dari Kemenko Marves RI.
Dikarenakan programnya berupa penanaman terumbu karang, maka kegiatannya akan dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI melalui Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar.
• Bupati Anas Ajak Pokdarwis Tetap Optimistis dan Kreatif di Masa Pandemi
• Pelatih Bali United Teco: Hampir Semua Tim di Liga I Indonesia Pakai Sistem Empat Bek
• Objek Wisata Pesona Bukit Lempuyang di Karangasem Ditutup 5 Hari Karena Digelar Rangkaian Puja Wali
"Di sana yang ngatur leading-nya yang di Bali," kata Sudarsana saat dihubungi Tribun Bali melalui sambungan telepon dari Denpasar, Kamis (17/9/2020).
Sudarsana menuturkan, ide besar dari program ini yakni seperti membuat kebun karang bawah laut.
Dia mengibaratkan program ini seperti Kebun Raya Bedugul, Tabanan, hanya saja keberadaanya bawah laut.
Program ini dinilai olehnya sangat cocok diterapkan di perairan Bali. Selain untuk melestarikan terumbu karang, ke depan bakal dijadikan sebagai destinasi wisata.
Dirinya menegaskan, program restorasi terumbu karang ini dilaksanakan secara kolaboratif. Pihaknya di jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali menentukan terkait alokasi ruang agar penentuan lokasi tidak asal-asalan.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) juga melakukan riset mengenai program tersebut.
LIPI bakal melakukan survei guna mengetahui jenis karang dan di daerah mana cocok untuk ditanam.
Menurutnya, program PEN yang diinisiasi oleh Kemenko Marves RI ini dilakukan juga sebagai bagian dari penanggulangan dampak pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Maka dari itu, pelaksanaan program restorasi terumbu karang bakal dilakukan secara padat karya.
Pelakunya di lapangan difokuskan kepada masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19. "Terutama masyarakat pesisir yang dulunya karyawan hotel, itu yang nanti sebagai eksekutornya yang melaksanakan," kata dia.
Sudarsana mengakui, bahwa program restorasi terumbu karang ini bakal menyerap ribuan tenaga kerja.
• Peletakan Batu Pertama Restorasi Rumah Rai Serimben di Buleleng Dilakukan Minggu (20/9) Mendatang
• Timo Werner Ungkap 2 Tantangan Besar Sejak Pindah ke Chelsea
• Selama 90 Menit, Anak-anak Korea Utara Diwajibkan Mempelajari Pendidikan Agung Soal Kim Jong Un
Hanya saja ia belum bisa memastikan berapa jumlah tenaga kerja tersebut. Kepastian jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan masih menunggu hasil survei dari LIPI.
"Kalau luas dia cakupannya, ya tentunya kita butuh tenaga kerjanya banyak juga," paparnya.
Sementara, kelima wilayah pesisir Bali yang direncanakan untuk program tersebut luasnya diperkirakan mencapai belasaan hektare.
"Tapi itu baru prediksi awal, belum pasti. Bisa berkembang, bisa berkurang. Nanti tergantung hasil survei dari LIPI. Karena sekarang LIPI kan sedang bergerak ini," kata dia.
Saat ditanya kapan pelaksanaan program tersebut, Sudarsana mengatakan bahwa saat ini sudah dimulai.
Hanya saja tahapan pelaksanaan mulai dari survei dan juga rapat-rapat dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali dan juga menentukan pelaku program tersebut.
Sementara itu, Kemenko Marves RI melalui siaran persnya mengatakan bahwa Pemerintah tengah mengajukan program PEN padat karya melalui restorasi terumbu karang di Pantai Sanur, Serangan, Nusa Dua, Pantai Pandawa hingga perairan Buleleng, Bali.
Hal ini guna membantu masyarakat pesisir di Bali dalam upaya mitigasi menghadapi dampak pandemi Covid-19 khususnya di sektor kelautan dan wisata bahari.
Kepala Bidang (Kabid) Pengelola Konservasi Perairan dan Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil Kemenko Marves, Andreas A Hutahaean menuturkan, program PEN merupakan salah satu rangkaian kegiatan untuk mengurangi dampak Covid-19 terhadap perekonomian.
"Untuk perairan Nusa Dua ini merupakan salah satu target lokasi program PEN kami, karena masuk dalam satu dari lima titik restorasi terumbu karang yang akan dilakukan di Bali dan tempat untuk Indonesia Coral Reef Garden (ICRG) yang di luncurkan pada saat IMF-WB Annual Meeting 2018 yang lalu. Program ini nantinya dilaksanakan oleh Kemenko Marves bekerja sama dengan KKP,” kata dia, Rabu (16/9/2020).
Andreas menjelaskan, untuk saat ini Bali sendiri merupakan satu-satunya daerah yang diajukan mendapatkan dana PEN untuk restorasi terumbu karang dengan total pengajuan sebesar Rp. 115 Miliar dan masih dalam penggodokan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI.
“Selain itu, dipilihnya Bali karena merupakan tujuan wisata bahari dengan keindahan bawah lautnya yang banyak diburu wisatawan. Bali juga merupakan tumpuan ekonomi masyarakat dan pemerintah daerahnya. Sehingga di tengah melemahnya pertumbuhan ekonomi di Bali, pemerintah pusat hadir dengan memberikan trigger untuk memutar ekonomi dari bawah,” jelasnya.
Program PEN diharapkan dapat terealisasi pada awal Oktober mendatang ini nantinya disalurkan melalui program padat karya.
Program padat karya ini disinyalir akan menyerap tenaga kerja 10.000-11.000 orang.
Selain penanganan krisis kesehatan, pemerintah juga menjalankan program PEN sebagai respon atas penurunan aktivitas masyarakat yang berdampak pada ekonomi, khususnya sektor informal atau usaha mikro, kecil dan Menengah (UMKM). (*)