Corona di Bali

Pemprov Bali Telah Verifikasi 671 Usaha Kepariwisataan di Bali, Siap Terapkan Protokol Kesehatan

Putu Astawa mengatakan, pihaknya sampai saat ini telah melakukan verifikasi terhadap 671 usaha kepariwisataan di Bali.

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Tribun Bali/I Wayan Sui Suadnyana
Foto: Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa ditemui sejumlah awak media usai acara media gathering di Hotel Inna Veteran, Denpasar, Selasa (22/9/2020) 

Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali melalui Dinas Pariwisata telah melakukan verifikasi usaha kepariwisataan di Pulau Dewata.

Usaha kepariwisataan itu diverifikasi guna melihat kesiapan penerapan protokol kesehatan tatanan kehidupan era baru di tengah pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa mengatakan, pihaknya sampai saat ini telah melakukan verifikasi terhadap 671 usaha kepariwisataan di Bali.

Ratusan usaha kepariwisataan tersebut terdiri atas hotel, wisata tirta dan travel agen sesuai dengan kewenangan Pemprov Bali.

Demi Bantu Orangtua, Gera Berjualan Masker Poleng di Pinggir Jalan Imam Bonjol Denpasar

Kemenparekraf Implementasikan CHSE Lewat Program ‘We Love Bali’, Bakal Melibatkan 4.400 Turis Lokal

Senderan Sepanjang 25 Meter Jebol di Desa Gelgel, Materialnya Tutupi Saluran Irigasi Persawahan

Sementara usaha kepariwisataan yang lain disertifikasi oleh masing-masing kabupaten/kota di Bali.

"Secara keseluruhan, termasuk DTW dan transportasi sudah 671 (yang terverifikasi)," kata Astawa usai acara media gathering di Hotel Inna Veteran, Denpasar, Bali, Selasa (22/9/2020).

Astawa menurutkan, untuk bisa melakukan sertifikasi di lapangan membutuhkan waktu yang lumayan lama.

Di satu tempat saja, verifikasi bisa dilakukan rata-rata selama tiga jam.

Oleh karena itu, pihaknya membutuhkan banyak waktu untuk meng-assesment usaha kepariwisataan tersebut.

Di sisi lain, target sasaran yang harus diverifikasi juga cukup banyak.

"Jadi tantangannya memang masalah tenaga, waktu dan biaya," kata mantan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bali itu.

Mengingat rentang waktu dan jangkauan untuk melaksanakan verifikasi cukup luas, pihaknya telah melakukan uji coba verifikasi usaha kepariwisataan di Bali melalui sistem dalam jaringan (daring) atau online/virtual.

Melalui verifikasi virtual itu, kata Astawa, bisa ditunjukkan foto-foto Standard Operational Prosedure (SOP) protokol kesehatan, seperti lokasi tempat cuci tangan dan kondisi riil marking yang dilakukan.

"Dari situ bisa membangun keyakinan, disamping juga mereka menandatangani pakta integritas untuk bisa menerapkan itu dengan komitmen tinggi," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved