Fakta di Balik Pembunuhan Sadis Sejoli yang Mutilasi Rinaldi, Terdesak Bayar Kos & 2 Hari Tak Makan
Kasus pembunuhan sadis disertai mutilasi oleh pasangan kekasih Djumadil Al Fajri (26) dan Laeli Atik Supriyatin (27) mengungkap fakta himpitan ekonomi
TRIBUN-BALI.COM - Kasus pembunuhan sadis disertai mutilasi oleh pasangan kekasih Djumadil Al Fajri (26) dan Laeli Atik Supriyatin (27) mengungkap fakta himpitan ekonomi.
Kedua sejoli tersebut menghabisi nyawa Rinaldi Harley Wismanu (32).
Kedua sejoli ini mengaku tega membunuh demi menguasai harta pria yang berprofesi sebagai manajer HRD tersebut.
Nantinya harta itu digunakan untuk membayar sewa indekos yang selama ini menunggak.
"Mereka tinggal di kos. Terdesak ekonomi untuk membayar sewa kos," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus pada Senin (21/9).
• Ini Jawaban Fahri Hamzah Soal Perubahan Sikap dan Putuskan Bela Gibran di Pilkada Solo
• Begini Komentar Jusuf Kalla Soal Beda Cara Antara SBY & Jokowi, Sebut Ada yang Ringkas & Suka Rapat
• KKB Papua Diduga Tengah Mengumpulkan Kekuatan Untuk Jadikan Intan Jaya Lahan Perang
Tak hanya itu, Yusri menyebut sejoli ini juga beberapa hari tak makan karena tidak memiliki uang.
Yusri menjelaskan, Laeli dan Fajri selama ini memang tinggal bersama dalam satu kos.
Mereka hidup bersama setelah Fajri berpisah dengan istri sahnya karena kehadiran Laeli.
"Dan yang bekerja itu adalah L sebenarnya. L sempat mengajar les untuk mahasiswa suatu perguruan, karena dia ahli dalam kimia ya," ucap Yusri.
Meski demikian, Laeli terhimpit permasalahan ekonomi dan beriniat melakukan pemerasan terhadap sejumlah orang.
Salah satunya Rinaldi yang menjadi target terdekat.
Andalkan Gaji Laeli
Polisi menyatakan, Laeli Atik Supriyatin (27) dan Djumadil Al Fajri (26) terdesak perekonomian sehingga nekat merampok lalu membunuh dan memutilasi Rinaldi Harley Wismanu (32).
Sejoli ini hidup pas-pasan dengan mengandalkan honor Laeli sebagai guru les.
"Mereka tinggal dalam kos terdesak ekonomi untuk membayar kos dan kehidupan sehari-hari. Karena yang bekerja itu adalah L sebenarnya. L sempat mengajar les untuk mahasiswa/mahasiswi suatu perguruan, karena dia ahli dalam kimia ya," terang Yusri Yunus.