Resesi Ekonomi, Apa yang Bisa Dilakukan untuk Menjaga Kondisi Keuangan?

Sinyal perekonomian Indonesia masuk resesi kiat menguat, apa yang bisa dilakukan untuk menjaga kondisi keuangan?

Editor: Irma Budiarti
Pexels
Ilustrasi transaksi jual beli. 

TRIBUN-BALI.COM - Sinyal perekonomian Indonesia masuk resesi kiat menguat.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III-2020 masih akan minus 2,9 persen.

Dengan demikian, secara teknikal, perekonomian nasional akan memasuki resesi.

Pasalnya, pada kuartal II-2020, produk domestik bruto (PDB) tumbuh negatif, yakni minus 5,32 persen.

"Kementerian Keuangan merevisi forecast untuk September, sebelumnya untuk tahun ini minus 1,1 persen hingga positif 0,2 persen. Forecast terbaru September untuk (ekonomi) 2020 di minus 1,7 persen hingga minus 0,6 persen," ujar Sri Mulyani, Selasa (23/9/2020).

Resesi ekonomi akan memiliki dampak, salah satu hal yang dinilai berpotensi terjadi ialah meningkatnya angka kemiskinan, didorong oleh terus bertambahnya jumlah pengangguran.

Perencana Keuangan Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho mengatakan, setidaknya ada 6 langkah yang dapat dilakukan masyarakat guna menjaga kondisi keuangan menghadapi resesi.

Pertama, Andy menyarankan agar melakukan prioritasi belanja, dengan hanya berfokus kepada kebutuhan primer.

“Kedua, hindari untuk membelanjakan uang untuk barang-barang yang hanya bersifat keinginan dan kesenangan pribadi,” katanya kepada Kompas.com, Rabu (23/9/2020).

Lalu, ia juga mendorong masyarakat mendapatkan penghasilan tambahan, baik dengan bekerja sampingan atau melakukan bisnis rumahan.

“Bila dirasa bisnis kita terasa mulai goyang atapun akan terimbas secara finansial, maka segera bersiap mencari cara antisipasi ataupun bahkan bila harus banting setir bikin bisnis baru,” tuturnya.

Sementara itu, jika Anda memiliki portofolio investasi, maka disarankan memindahkan dari yang berisiko tinggi seperti saham, ke instrumen investasi dengan risiko sedang atau rendah seperti emas.

Khawatir Isu Resesi Ekonomi, Masyarakat Klungkung Ramai Tarik Tabungannya di Koperasi

Menkeu Sri Mulyani: Indonesia Masuki Resesi Ekonomi September 2020

Pesan Hotman Paris Antisipasi Jurang Resesi: Harus Menabung & Punya Uang untuk Hidup 2 Bulan Kedepan

“Terakhir, bila memiliki investasi di instrumen yang cenderung sulit atau butuh waktu untuk dijual, maka sebaiknya dijual saat ini, apalagi bila kita menyadari bahwa kita butuh backup uang cash,” ucapnya.

Investasi Tetap Untung Saat Resesi, Bagaimana Caranya?

Sementara itu dikutip dari Kompas.com, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 kembali mencatat kontraksi -2,9 persen.

Tapi tenang saja.

Melemahnya ekonomi bukan berarti keuanganmu juga ikut melemah.

Ada cara yang bisa dilakukan agar kantong tetap aman selama resesi berlangsung.

Salah satu yang bisa kamu lakukan adalah berinvestasi.

Bukan sembarang investasi, ada beberapa instrumen investasi yang tetap cuan di masa-masa sulit ini.

Direktur Utama Mandiri Manajemen Investasi, Alvin Pattisahusiwa mengatakan, ini waktu yang bagus untuk kamu memperbanyak investasi.

Pelemahan ekonomi bisa menjadi peluang mendapat keuntungan lebih banyak dibanding masa-masa normal.

"Saya rasa kalau ada resesi ini bukan merupakan satu hal yang membuat kita untuk stop berinvestasi. Sebetulnya di masa resesi ini, kita dapat kesempatan, investasi pada saham-saham dengan harga yang cukup murah jika dibandingkan dengan harga dalam kondisi normal," kata Alvin dalam diskusi virtual, Rabu (23/9/2020).

Agar mendapat keuntungan maksimal, Alvin menyarankanmu untuk mendiversifikasikan portofolio, sehingga dapat mengurangi risiko kerugian yang terlalu besar.

Artinya, kamu harus menempatkan uangmu bukan hanya di saham, tapi juga di reksa dana, emas, atau obligasi.

Berinvestasi di pasar global pun bisa menjadi pilihan tepat untuk mendiversifikan aset, karena diuntungkan dari sisi makro dan kurs mata uang yang berbeda di negara tujuan.

"Kita harus menjalankan prinsip-prinsip diversifikasi, dalam artian punya kantong sisi rupiah, punya kantong ke currency yang lain, bisa beli produk investasi yang pakai dollar AS," papar Alvin.

Sementara itu, Head of Unit Trust and Treasures Private Client Produk, PT Bank DBS Indonesia, Mus Hidayat menambahkan, investasi perlu diarahkan pada sektor-sektor yang masih berkinerja baik selama pandemi.

Penjelasan Pakar Mengenai Apa Itu Resesi Ekonomi & Cara Bertahan di Tengah Resesi Ekonomi

Ini Daftar 10 Negara yang Telah Memasuki Resesi Ekonomi Akibat Pandemi Covid-19

Indonesia Siap-Siap Resesi Ekonomi, Pakar Finansial Sarankan Tetap Belanja Secara Rutin

Beberapa sektor yang masih cuan di masa pandemi, antara lain teknologi informasi, sektor konsumer, sektor kesehatan, dan sektor telekomunikasi.

"Kalau kita lihat, tak semua sektor mengalami pelemahan yang curam. Ada beberapa sektor yg berkinerja dengan baik. Kalau mau investasi hendaknya bisa melihat (sektor) itu, untuk menghadapi volatilitas pasar yang mungkin terjadi di masa mendatang," pungkasnya.

Tips Keuangan Saat Terjadi Resesi Ekonomi

Dikutip dari Kompas.com, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mendukung upaya pemerintah dalam menjaga perekonomian ke depan.

Berikut ini 4 tips yang bisa Anda lakukan untuk bersiap dalam menghadapi ancaman resesi.

1. Berhemat

Hemat bukan berarti pelit.

Hemat keuangan di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang belum tahu pasti kapan berakhir sangat penting untuk menghadapi kondisi perekonomian yang bisa jadi lebih seret dari saat ini.

Oleh sebab itu, beberapa pos keuangan yang tidak penting-penting amat perlu ditunda terlebih dahulu dan fokus pada kebutuhan-kebutuhan pokok.

Memenuhi kebutuhan pokok secara mandiri juga penting, misalnya untuk kebutuhan makan sehari-hari bisa dimasak sendiri.

“Dengan begitu, yang namanya pesan makanan lewat aplikasi online juga wajib dikurangi sedikit demi sedikit biar tidak menguras uang. Kunci penghematan adalah mengendalikan keinginan dan mengutamakan kebutuhan,” jelas Paramita.

2. Persiapkan Dana Darurat

Tak seorang pun tahu apa yang akan terjadi di masa depan.

Ada banyak peristiwa tak terduga di masa depan yang tak seorang pun mampu melihat dan menghindarinya secara pasti, seperti sakit, kecelakaan, PHK, kematian, kebanjiran, dan peristiwa lain yang sifatnya mendadak.

Dihadapkan pada ketidpastian perekonomian karena pergerakan ekonomi nasional yang lesu, menyiapkan dana darurat itu sangat penting.

Dana darurat yang sebaiknya likuid ini penting untuk mengantisipasi pengeluaran yang tak terduga tersebut.

“Rumus ideal dana darurat adalah jumlah pengeluaran bulanan dikalikan jumlah bulan yang diantisipasi yang biasanya minimal 6 bulan,” jelas dia.

3. Membeli Produk Lokal dan UMKM

Salah satu langkah untuk menopang pertumbuhan ekonomi saat resesi adalah membeli produk lokal dan UMKM.

Sektor ini sangat mendasar karena sudah menyentuh level paling bawah dalam perekonomian dan akan berdampak langsung pada masyarakat.

Dengan begitu, meski aktivitas perdagangan dan industri skala besar menurun, tetapi ekonomi di level bawah masih ada pergerakan.

Membeli produk lokal dan UMKM secara tidak langsung menopang keberlanjutan kehidupan masyarakat, sehingga berpotensi menumbuhkan ekonomi nasional.

4. Berinvestasi

Seorang investor sejati selalu siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi.

Kondisi resesi yang mendatangkan kecemasan bagi para investor, tetapi di sisi lain bisa mendatangkan peluang besar bagi investor untuk mendulang keuntungan.

Salah satu investasi yang tetap menarik di hadapan kondisi resesi adalah investasi di pasar modal mulai dari reksa dana dan saham.

Diversifikasi investasi di pasar modal bisa dimulai dengan reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap dengan risiko yang tidak terlalu besar.

Adapun khusus saham tentu penting bagi investor dengan lebih memperhatikan saham-saham bluechip.

Sebagai salah satu acuan, investor dapat melirik Indeks IDXQ30 yang baru diluncurkan oleh IDX pada awal Agustus 2020 lalu, dimana konstituen Indeks tersebut adalah 30 saham yang secara historis relatif memiliki profitabilitas tinggi, solvabilitas baik, dan pertumbuhan laba stabil dengan likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik.

(Kompas.com/Rully R Ramli/Fika Nurul Ulya/Kiki Safitri)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Resesi Kian Nyata, Simak 6 Tips Keuangan di Masa Sulit

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved