Warga Khawatirkan Dampak Resesi Ekonomi Hingga Beramai-ramai Tarik Uang Koperasi
Menurut Sudira, sudah memiliki rencana untuk menarik tabungannya di koperasi maupun di bank,
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Sebagian warga masyarakat Kabupaten Klungkung, Bali, mengkhawatirkan dampak resesi ekonomi, yang melanda Indonesia bulan September ini.
Mereka pun beramai-ramai menarik uang simpanan di koperasi.
Seperti diungkapkan I Putu Sudira asal Desa Tegak, Klungkung. Isu resesi membuatnya waswas menyimpan uang di lembaga ekonomi seperti koperasi maupun LPD (Lembaga Perkreditan Desa).
"Nanti takutnya sulit narik uang sendiri. Sekarang semua ekonomi kan lagi sulit," kata Sudira kepada Tribun Bali, Jumat (25/9/2020).
Menurut Sudira, sudah memiliki rencana untuk menarik tabungannya di koperasi maupun di bank.
"Saya cari informasi berita saat resesi katanya yang aman menyimpan uang cash. Jadi rencana saya memang tarik tabungan untuk simpan cash saja. Takutnya seperti tahun 1998, bahkan bank macet karena krisis," ujarnya.
Hal serupa diungkapkan Gede Sumirsa Datu asal Desa Sampalan Tengah. Ia pun mengaku telah menarik depositonya di koperasi dan menabung di bank nasional.
"Di bank sepertinya lebih aman, walau bunga depositonya relatif kecil. Sekarang yang penting aman dulu karena di bank juga sudah terjamin lembaga penjamin simpanan," kata Sumirsa.
Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Klungkung Wayan Ardiasa tidak menampik adanya kekhawatiran masyarakat tentang dampak resesi ekonomi yang melanda Indonesia.
Menurutnya, saat ini koperasi simpan pinjam di Kabupaten Klungkung berada pada posisi sangat sulit.
Semenjak pandemi Covid-19, apalagi akan mengalami resesi ekonomi, masyarakat khawatir menabung maupun mendepositokan uangnya di koperasi.
"Bahkan sejak pandemi Covid-19 ini, masyarakat sudah beramai-ramai menarik uangnya di koperasi. Mereka termakan isu tidak aman menyimpan uang di koperasi dalam kondisi seperti ini," kata Ardiasa, Jumat (25/9).
Menurut Ardiasa, ada satu koperasi di daerah itu yang telah mengeluarkan uang sebesar Rp 1 miliar karena anggotanya menarik tabungan mereka.
Diakuinya, masyarakat saat ini menilai lebih aman menyimpan uang di bank-bank nasional.
Di sisi lain, banyak warga yang menunggak kreditnya di koperasi karena kondisi perekonomian yang sulit. Kondisi ini sangat tidak baik bagi perkembangan koperasi.